"iya, kalian buruan ke kantin sekolah, meja nomor 4 dekat jualannya Bang Adi" Jelasku dalam percakapan telepon itu."Oke, siap, segera meluncur, Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam" tutupku.
5 menit kemudian teman-teman yang sedari tadi kutunggu datang juga. Bila dan Dina seperti biasa, membawa serta tas tentengnya karena meringankan beban ransel yang di gembloknya. Sementara itu, Syira, Mela, dan Rania hanya membawa ransel ciamik karena mereka bertiga ini paling simple dan hanya membawa buku yang diperlukan saja. 2 buah buku tulis sudah cukup bagi mereka. Asalkan tidak diberi tugas yang harus dikumpulkan pada hari itu.
Aku duduk paling kiri. Di sebelahku ada Syira, lalu Mela. Sementara dihadapanku ada Bila, dengan Dina dan Rania di sebelahnya. Langsung saja kami memesan makanan sesuai selera masing-masing individu. Syira tinggal di tempat untuk menunggu meja dan menitipkan pesan makanannya ke aku. Mau batagor katanya. Kadang-kadang aku mengikuti selera nya. Jadi kupesanlah 2 porsi batagor ke Pak Cahyo
"Pak, batagor dua porsi ya"
"Makan disini atau dibungkus neng?"
"Makan disini pak. Yang satu pakai cabe banyak. Satu lagi setengah sendok aja"
"Oke, tunggu sebentar ya neng"
Pak Cahyo membuatkan batagor yang kupesan. Sembari menunggunya, aku memesan minuman dulu ke Bang Adi.
"Bang Adi, biasa... Es teh susu natadecoco nya. 2 gelas ya"
"Mau minum disini atau bawa pulang dek?"
"Minum sini bang"
"Oke ditunggu ya"
"Yoi.. eh, bang, saya mau ambil batagor dulu ya"
"Nanti es nya langsung diambil kesini ya"
Aku mengambil pesanan batagor ku dan meletakkannya diatas meja yang kami tempati.
"Makasih~" Ucap Syira
"Iya. Eh, minumnya aku pesen yang biasa"
"Siapp. Buat aku yang natadecoco nya banyak loh"
"Hmm.. sip sip, tapi jangan marah kalo natadecoconya kusambet ya, hehehe"
Aku mengiyakan dan menyelipkan sedikit candaan."Awas loh, nyambet minumanku. Yang ada nantinya kamu nggak tumbuh tinggi lagi kayak aku"
"Ini nihh salah satu penyebab aku nggak ninggi-ninggi, orang di sumpahin kek gitu terus tiap harinya"
"Hehehe, harap dimaklumi"
"Yeu... Yaudah deh, aku ngambil es nya dulu"
Aku mengambil 2 gelas es teh susu natadecoco yang telah dibuatkan oleh Bang Adi dan membayarnya sebesar Rp 10.000,- Aku langsung menempati kursiku untuk makan. Teman yang lain sudah mulai makan.
"Nih yang banyak natadecoconya. Jangan ga puas!"
"Iya iya ga usah nge gas gitu. Makasih banyak Farr!!"
"Dah, yuk makan"
- - -
Jam di pergelangan tanganku menunjukkan pukul 12:57. Ini artinya sholat Jum'at berjamaah di masjid sekolah sudah selesai dan kami bisa menunaikan sholat Dzuhur.
"Udah selesai makan nya. Sholat yuk" ajakku pada teman-teman
"Yok" beberapa diantaranya menyahut ucapanku
Kami langsung berjalan menuju masjid. Tidak jauh. Sekitar 26 meter dari kantin. Sesampainya di masjid, kami langsung mengambil air wudhu dan sholat Dzuhur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkinkah Ia Jodohku?
SpiritualeFarrah, gadis belia yang cerdas. Disaat remaja seusianya berpacaran, ia lebih memilih menjaga diri. Ia menjaga hatinya agar tak jatuh hati, pada seorang pun. Namun, pendirian yang dibuatnya itu goyah sejak ia bertemu dengan kakak kelasnya yang notab...