"Dek?!"
Aku langsung berbalik. Begitupun Syira. Mengapa kakak itu kembali memanggil kami?
"Eh. Iya kak? Ada apa?"
"Kalian ROHIS kan?"
"Iya dongg. Lah, kakak tau dari mana?" Syira yang lebih dulu menyahut
"Ntu kali mata batinnya. Kaya yang di serial tv itu lohh" celetuk Azzam
"Sembarangan kamu Zam. Pin adeknya jatuh pas mereka ninggalin tempat" Adnan membenarkan
"Nih dek"
Ucap Adnan seraya memberikan Pin tersebut ke Syira. Namun Syira menolak dan mengatakan bahwa pin ROHIS tersebut milik Farrah. Akhirnya, diterimalah pin tersebut oleh Farrah."Makasih banyak kak. Udah dua kali nolongin kita. Ada gerangan apa ini?"
"Nggak ada apa-apa kok. Itung-itung cari pahala"
"Yaudah kalo gitu kita pamit ya, Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam kak"
Langkah demi langkah, Adnan dan Azzam pergi menjauh dari Farrah serta Syira. Begitupun mereka berdua. Farrah dan Syira berjalan menuju gerbang utama dan langsung pulang ke rumah masing-masing.
- - -
1 minggu berlalu. Hari ini hari Sabtu. Kami kembali berkumpul -Aku, Syira, Bila, Dina, Rania, dan Mela- untuk latihan Nasyid. Kami memang terikat dalam satu tim. Dan kami satu-satunya tim Nasyid dari kelas X. Di tempat biasa kami berkumpul, yakni gazebo ruang serbaguna. Sepulang sekolah jam 12, Aku dan Dina yang satu kelas lintas minat bersama-sama langsung menuju gazebo ruang makan. Tidak jauh. Tinggal menuruni tangga, berjalan sedikit, dan sampai. Karena belum ada yang datang, kami yang memilih gazebo. Aku menyarankan Dina agar kami duduk di gazebo dekat mesin air siap minum, agar saat haus bisa langsung mengambil air. Kami pun menempatinya.
Tak lama, selang 5 menit, datanglah Syira dan Mela, lalu Rania, kemudian Bila.
"Assalamu'alaikum" seruku
"Wa'alaikumussalam" mereka semua menjawab
"Udah pada ngopi belooomm!?!" Selak Syira
"Hehh, harusnya udah pada makan belom" Celetuk Rania
"Yuk ke kantin. Ga terlalu rame nih. Udah mau tutup tapi. Harus cepet" ujar Bila
"Yaudah yuk" jawabku singkat. Disusul jawaban mengiyakan dari yang lain
Kami pun berjalan menuju kantin. Seperti biasa, saat sampai kantin langsung memesan makanan dan minuman sesuai selera, dan salah satu dari kami menempati meja agar tidak di ambil orang lain.
Teman yang lain sudah sibuk memesan, aku harusnya memesan makanan juga, namun aku berbincang dengan Syira terlebih dahulu.
"Giman ujiannya? Lancar?"
Tanyaku"Hmmmh.. boro-boro lancar. Bapak nya ngejelasin aja nggak ngerti, gimana mau jawab soal"
Keluh Syira"Makanya perhatiin. Walaupun bahas gula-kopi, rantai-ban-stang, tetep perhatiin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkinkah Ia Jodohku?
SpiritualFarrah, gadis belia yang cerdas. Disaat remaja seusianya berpacaran, ia lebih memilih menjaga diri. Ia menjaga hatinya agar tak jatuh hati, pada seorang pun. Namun, pendirian yang dibuatnya itu goyah sejak ia bertemu dengan kakak kelasnya yang notab...