Bagian II

647 21 0
                                    

Desember berlalu begitu saja. Tanpa meninggalkan jejak. Januari telah hadir dihadapanku. Memberi harapan baru. Bagi yang bersungguh-sungguh.

Semster dua telah dimulai. Jadwalku semakin padat. Bukan karena pelajaran, namun karena organisasi ku. Senior trlah menyerahkan penuh kepada angkatan kami untuk menyelenggarakan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam). Ada dua agenda yang harus kami laksanakan, yakni Peringatan Isra' Mi'raj dan Pesantren Ramadhan.

Oh ya, dengan anggota kami yang cukup banyak. Dibutuhkan orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam berorganisasi. Semacam perangkat inti dari ROHIS. Awal Januari, di tanggal 12. Diadakanlah seleksi inti ROHIS .

"Far, aku nggak mau ikut tes ah" ujar Syira

"Loh, kok? Kenapa?"

"Males"

"Heh, dasar kamu"

"Kalo kamu Ran?" Tanyaku pada Syira. Berharap ia mau mengikuti tes

"Aku? Aku ikut seleksi kok"

"Alhamdulillah, ada temen"

"Yang lain?"

"Nggak ah. Nggak mau. Nanti aku sibuk"

"Ayolah~"

"Hmm.. liat aja nanti"

Begitu ya. Mereka mengeluarkan seribu alasan untuk menghindari seleksi ini. Kebanyakan dari mereka tak mau repot dalan berorganisasi. Lain halnya dengan aku dan Rania. Kami sangat antusias dibanding empat orang teman kami.

"Akhi wa ukhti, udah disuruh ke sekret tuh sama Kak Fathur. Seleksinya sudah mau mulai" ujar Tania

"Iyaa" ujarku

Sebelum aku naik keatas. Aku terus membujuk teman-temanku yang lain. Sebenarnya, bukan hanya 4 orang itu yang tidak mau, tapi hampir seluruh anggota akhwat ROHIS. Mereka bimbang, masih menimang-nimang pendapat. Awalnya mereka hendak kabur pulang, namun setelah Kak Fathur memanggil dari atas, semuanya pasrah. Ikut-ikutan saja.

- - -

"Baiklah dek, awali dengan basmalah."

"Bismillahirrohmanirrohim" seru seluruh peserta

"Sekarang. Pejamkan mata kalian. Nanti bagi yang disenggol badannya, ikuti kakak-kakak ya." Jelas Kak Fathur

Seluruh peserta mengikuti instruksi. Kekosongan waktu diisi dengan muhasabah oleh Kak Fathur (Ketua ROHIS) dan diiringi sholawat oleh Kakak yang, entah namanya siapa, aku tak tau. Kakak itu, yang telah mengembalikan gantungan kunci monyet dan pin rohis milikku.

...

...

...

"Dek, ada yang belum dapat giliran?" Tanya Kak Fathur

"Yang belum dapat giliran langsung ikuti kakak keluar"

Aku dan beberapa teman lain mengangkat tangan. Kami beranjak dari duduk dan mengikuti Kak Dian yang akan menyeleksi kami.

"Oke, jadi disini kakak yang menyeleksi. Sebelumnya, perkenalkan diri kalian masing-masing. Dimulai dari sini"

"Nama saya Hilyah Az-Zahra, dari kelas X MIPA 6...."

....

Mungkinkah Ia Jodohku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang