[30] 02:30 p.m

1.5K 135 16
                                    

14.30 KST
Ruang Perpustakaan

Dug!

Shinyeong meringis menahan sakit saat punggungnya beradu dengan dinding yang ada dibelakangnya. Ia bahkan bisa merasakan bahwa tulang belakangnya sedikit berdenyut karena benturan itu.

"Sakit? Ck, dasar lemah."

Shinyeong menatap tiga orang siswi yang berdiri dihadapannya dengan sombong.

Serius deh, kenapa pembully itu selalu berkelompok sih? Kenapa nggak sendirian kalau membully? Memangnya aku botol arisan yang di kelilingi banyak orang. Huh!

"Hei, lihat apa kau, ha!? Hilangkan tatapan itu atau ku tusuk matamu dengan jari."

Shinyeong menghembuskan nafasnya, "Ada yang bisa ku bantu?"

"Ya! Jauhi Kyuhyun."

"Kenapa?"

"Karena dia milik ketua kami."

"Memangnya sejak kapan manusia diberi label hak milik? Manusia kan mahluk bebas, ah ralat, manusia itu milik Tuhan. Jadi manusia lain tidak berhak mengakuinya."

"Apa dia sedang berkhotbah?"

"Entahlah, perkataan yang tidak penting."

"Omong kosong!" tangan si ketua terangkat hendak menampar Shinyeong. Namun, dengan gerakan cepat Shinyeong memegang tangan tersebut. Menekuknya ke arah berlawanan hingga si ketua menjerit kesakitan.

Kedua anak buahnya panik dan segera menarik tubuh si ketua.

"Gadis-gadis nakal! Memangnya orang tua kalian mengajari kalian untuk memukul teman?" tanya Shinyeong dengan kedua tangan di pinggang dan menatap mereka bertiga.

"Kita serang dia bersama-sama!"

"Ayo!"

Kedua anak buah itu langsung menyerang Shinyeong, namun lagi-lagi gadis itu bergerak cepat. Dengan satu jari, Shinyeong menekan beberapa titik syaraf dari kedua gadis itu. Membuat mereka berdua langsung lumpuh karena syarafnya terkunci.

"Ahh, tidak seru! Kalian hanya banyak omong. Dasar lemah dasar payah!" seru Shinyeong sambil menggoyangkan pinggangnya hingga membuat roknya terangkat dan memperlihatkan celana dalam motif donat warna-warni. "Bye-bye.."

Shinyeong pun segera berjalan pergi meninggalkan mereka bertiga dengan langkah sedikit meloncat.

"Ya ampun! Apa aku menyakiti mereka? Aduuuh, kakek pasti akan marah jika aku menyalah gunakanan kemampuanku!" ucap Shinyeong panik sambil sesekali menoleh ke arah perpustakaan.

Kepalanya menggeleng pelan, dan mengangguk cepat. "Tidak apa-apa. Mereka akan kembali normal setelah lima belas menit. Ya, tidak apa-apa. Hiiiiiiy... Yeongie takut! Hiiiiiiy..." dan ia pun langsung berlari menuju kelasnya.

Sweet Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang