Part 8

1K 144 15
                                    

Daehwi menutup kedua telinganya.

Suara teriakan dari arah ruang makan dan suara tangis serta senar gitar yang di bunyikan memekakan telinga terdengar dari ruang tengah. Daehwi sendiri berada di dapur.

Jihoon yang berada di ruang makan sedang asik berteriak sembari memegangi ponselnya. Sedangkan di ruang tengah terdapat Jisung yang masih belum berhenti menangis, dan juga Jaehwan yang kembali memainkan gitarnya setelah selesai mengisi perutnya.

Daehwi mendengus. Baru selesai membersihkan piring kotor.

Sekarang tujuannya adalah kamar.

Sembari memakan cemilan yang dia ambil dari dalam lemari makanan, dia menaiki tangga.

Namun, baru sampai di pertengahan—antara lantai 1 dan lantai 2—, bel rumahnya berbunyi.

"Buka pintunya, Hwi!" suruh Jaehwan.

"Kak Jihoon saja! Dia yang lebih dekat," balas Daehwi. Masih melanjutkan langkahnya.

"Lagi makan! Daehwi saja yang buka!"

Daehwi menghentakan kakinya dengan gemas. Tinggal 1 langkah, dia sudah benar-benar sampai di lantai 2.

Dengan terpaksa, Daehwi kembali turun ke lantai 1. Melewati berbagai rintangan yang dapat membuat telinganya pecah.

Bel masih berbunyi, membuat Daehwi benar-benar ingin meninju semua orang yang membuat kegaduhan ini. Mulai dari teriakan, tangisan, suara dari gitar dan juga bel yang kian lama makin cepat di pencet.

Yang pencet belnya, Dae sumpahin mandul! batin Daehwi sebal.

Pintu di buka dengan kuat. Membuat yang sedang memencet bel jadi terdiam.

Pintu terbuka dan dia di beri death-glare? Wow.

"Untuk apa kau kesini, Tuan Bae yang terhormat?" ujar Daehwi dengan nada sarkastik.

Cih, sudah berapa lama Tuan Bae yang satu ini tidak mencarinya?

Katanya sih, sahabat. Tapi pemuda tampan di depannya ini tidak bertanya apapun kepadanya. Bahkan menyapanya saja tidak jika berpapasan.

Lalu tiba-tiba datang kesini? Idih, Daehwi mah, malas ngurusin manusia macam begini.

"Bisa ik—"

"Berisik! Mau ngapain kesini? Mau bikin Daehwi na—"

Ucapan Jinyoung terpotong karena Jihoon memotong perkataannya, namun perkataan Jihoon ikut terpotong karena mendapat sumpalan snack dari Daehwi.

"Kalian berdua berisik!" geram Daehwi.

Dengan sebal plus kesal, Daehwi melempar snack yang baru dia makan sedikit itu ke wajah Jinyoung. Membuat isinya berhamburan, jatuh ke lantai dengan tidak layaknya.

Jinyoung dan Jihoon hanya menatap sang pelaku dengan tatapan bingung dan garang. Sedangkan sang pelaku sudah menjauh, meninggalkan keduanya dengan kaki yang menghentak sebal.

Jihoon mendengus. Padahal snack yang Daehwi lempar masih banyak. Kenapa tidak di berikan kepadanya saja, sih? 'Kan, kalau di lempar begitu, snacknya jadi jatuh dan kotor. Masa iya Jihoon menjilat lantai itu demi snack yang bahkan di lemari masih banyak.

Ih, tapikan Jihoon tetap merasa say—

—Okey, stop membicarakan si gendut satu itu. Dia tidak akan selesai membahas makanannya.

Kembali ke Jinyoung menatap jalan yang tadi di lewati Daehwi.

Dengan tidak sopannya, dia masuk kedalam rumah milik keluarga Lee. Mengabaikan Jihoon yang masih diam bergeming menatap snack yang berhamburan di depannya. Matanya bahkan sudah memerah ingin menangisi makanan itu.

—Baik, mari benar-benar tinggalkan si gendut yang satu itu.

"Permisi, Paman, Tante," sapa Jinyoung. Ck, pencitraan, dasar.

Jaehwan berhenti memainkan gitar kesayangannya lalu tersenyum menghadap Jinyoung, "Oh, Jinyoung. Sedang apa kemari?"

Jinyoung menggaruk tengkuknya tidak enak. "Ah, anu, mau ajak Daehwi jalan, boleh?" ijin Jinyoung.

Cih, Tuan Bae yang satu ini benar-benar pencitraan. Apa sih, tadi juga langsung minta Daehwi menemaninya tanpa minta ijin ke kedua orangtua Daehwi, 'kan? Sekarang dia malah sok minta ijin dengan Jaehwan dan Jisung karena Daehwi masuk kedalam rumah—yang mengharuskan dirinya ikut masuk, karena dia ingin berbicara dengan Daehwi. Menjijikan sekali, Tuan Bae Jinyoung.

"Silahkan saja, Jin. Bawa saja, kalau perlu jangan di kembalikan lagi," jawab Jisung. Kali ini dia sudah berhenti menangis. Namun, atensinya masih sepenuhnya pada televisi kesayangan. Dasar.

Tiba-tiba saja Daehwi datang lalu membawa lengan Jinyoung. Menyeretnya untuk keluar.

"Dae keluar dulu, ya!"

"Jangan kembali lagi, Dae!" teriak Jisung.

"Ck! Mama jahat sekali, sih!" pekik Daehwi.

Dirinya sudah keluar bersama Jinyoung yang sudah berniat memasuki mobil.

Jihoon masih tetap diam bergeming dengan kedua mata yang banjir dengan air mata. Daehwi memutar kedua bola matanya malas, berniat menghampiri sang kakak.

Begini-begini, Daehwi sayang sekali dengan kakaknya. Dia tidak akan tega apabila kakaknya itu menangis—yeah, walaupun terkadang alasan menangisnya tidak logis sama sekali. Seperti saat ini.

Buat apa Jihoon menangisi snack, coba?

"Kak, masuk sana. Ngapain nangis di depan pintu, coba?" tegur Daehwi.

Mata memerah Jihoon menatap Daehwi dengan sedih. "Hiks-s--sayang, tau i-itu sna-snacknya hiks! Daehwi hiks bod--bodoh!" Jihoon menjawab dengan sesegukan.

"Ya ampun, Kak~ Itu 'kan, hanya snack. Nanti Dae belikan waffle yang Kakak mau itu, bagaimana?" tawar Daehwi.

Jihoon langsung berpekik riang sembari beralih memeluk tubuh Daehwi yang lebih kurus darinya.

Setelah memastikan Jihoon benar-benar sudah berhenti menangis, Daehwi menyusul Jinyoung yang sudah menunggu di dalam mobil. Duduk diam sembari meletakan kepalanya di lipatan tangannya sendiri yang dia lipat di atas stir mobil.

Aw, sayang sekali. Dia tidak menyaksikan interaksi mengharukan kedua adik-kakak tadi.

"Mau bicara apa, hah? Sudah puas membuat Kak Minki menelantarkan Kak Jonghyun, hm?" ujar Daehwi sarkas.

Tidak, mobil belum berjalan. Bahkan mesinnya pun belum di nyalakan.

Jinyoung yang tadinya asik dengan pikirannya sendiri, menjadi fokus dengan ucapan Daehwi.

Wow, 'Kakak' hah? Daehwi kenal dengan sosok Minki dan Jonghyun, kah?

☘☘☘

HELLOOOWWW!!!

HAPPY IED MUBARAK GAIS!
Pada dapet THR gak nih yang lebaran? ( ͡° ͜ʖ ͡°)

Ti kembali dengan ide aneh yang tiba-tiba muncul, huhuhu:(

Ya semoga ceritanya ga makin aneh ya. Kalau aneh, nanti Ti revisi deh:(

Abisnya tiap hari selalu muncul ide-ide tidak jelas:(

Yaudah, sekali lagi,
Selamat Hari Raya Idul Fitri🎉

Lav ya!
-Ti☘

nevarno ; deephwiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang