𝟎𝟕║ 𝑻𝒉𝒆 𝒍𝒂𝒗𝒆𝒏𝒅𝒆𝒓 𝒉𝒂𝒛𝒆 𝒕𝒉𝒆𝒚 𝒇𝒆𝒍𝒕

8.4K 773 40
                                    

𝐀𝐑𝐂𝐀𝐍𝐄 ┊The lavender have they felt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝐀𝐑𝐂𝐀𝐍𝐄 ┊The lavender have they felt

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali, mencoba untuk bangun dari tidur nyenyakku yang rasanya enggan kusudahi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali, mencoba untuk bangun dari tidur nyenyakku yang rasanya enggan kusudahi. Namun, apa daya, hari ini adalah hari kerja dan aku harus segera bangkit dari kasur dan bersiap untuk pergi ke Rumah Sakit. Meski rasanya sangat berat, aku pun akhirnya berjalan ke arah kamar mandi, membersihkan diriku sebelum pergi bekerja.

Aku memutuskan untuk membuat sarapan terlebih dahulu, memasukkan semua buah-buahan yang aku miliki di dalam kulkas kemudian membuat menu sarapan kesukaanku; smoothies. Tidak membutuhkan waktu yang lama, sarapanku pun sudah jadi, aku langsung memasukkannya ke dalam tempat minum kemudian berjalan menuju pintu Apartemen.

Aku berjalan, menelusuri Manhattan di pagi hari yang tentu saja sudah ramai dengan orang-orang yang pergi bekerja sepertiku, membuatku tersenyum senang karena aku selalu menyukai perjalanan singkat ini, memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang dan menikmati pagi mereka sambil berbincang atau sekedar menaruh fokus mereka pada jalan.

Aku mulai memasuki pekarangan rumah sakit, membuat penjaga keamanan rumah sakit langsung menyapaku dengan ramah dan membiarkanku masuk ke lobi rumah sakit yang sudah ramai dengan beberapa perawat dan pasien.

"Jisoo!" suara seseorang membuatku menoleh, kedua netraku menangkap sosok Selene yang berjalan beriringan dengan Brian di sampingnya. Senyumku melebar, mengambil langkah besar untuk memeluk Selene dengan begitu erat sebab ini kali pertama kami bertemu kembali setelah aku menetap di Jakarta selama beberapa bulan.

"Gue kangen banget sama lo!" seru wanita itu, melepaskan pelukan kami kemudian menepuk-nepuk pundak ku yang mungkin masih terasa lelah karena segala hal yang kupikul selama aku menetap di Jakarta. "Lo apa kabar?" tanyanya, melepas pelukan singkat kami.

Aku tersenyum begitu lebar, "Baik, sangat amat baik!" jawabku antusias, Selene dan Brian saling melirik, memberikan kode dengan satu sama lain kemudian menjatuhkan pandangan mereka tepat ke padaku.

"Baik lah, orang udah punya pengganti Kai, iya gak?" Selene merangkul pundakku, menatapku dengan wajah menyebalkannya sedangkan Brian terkekeh sebab melihat wajahku yang bersemu. Mereka ini!

ARCANETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang