6

2.7K 156 7
                                    

"Woy Michele! Tiang listrik item!" Panggil seorang lelaki dengan postur tubuh mungil nan imut.

"Eh bang Wira!" Balas Michele sambil melambaikan tangannya.

"Sendirian ae bang?" Tanyanya pada sosok mungil tersebut.

"Kaga. Gue kesini sama Wildan." Jawab si mungil, yang diketahui bernama Wira.

"Terus, bang Wildannya kemana?"

"Noh. Duduk-duduk nyantai di sono noh." Ucap Wira sambil menunjuk ke arah salah satu lelaki yang tengah duduk bersantai di bawah pohon yang rindang.

"Oh. Btw bang, ada apaan kemari?"

"Emang kaga boleh?"

"Bukan gitu bang. Pan jarang senior yang udah lulus kemari. Kecuali pas ambil ijazah."

"Gue sama Wildan kesini tuh cuma buat ngawasin kerja kalian, OSIS. Gimana cara kalian ngelakuin murid baru."

"Lah bang, kudu banget diawasin ye kite-kite nih? Kan kita udah gede bang, bukan anak curut lagi."

"Kata mantan ketua sih gitu. Makanya, dia tadi ngajakin gue kesini, yaudah sih gue ikut ae. Penasaran juga." Jelas Wira.

"Eh ngaku juga lu, kalo lu anak curut." Sambungnya.

"Tuh kan. Selalu deh gue kalo sama lo bang. Gue selalu lo hina terus. Hina terus ae. Kalian penuh dosa, gue syucih."

"Dih. Lo ngehina gue penuh dosa?"

"Kaga bang. Salah denger kali." Elak Michele.

"Lo kata gue budek?!" Sungut Wira tidak terima.

"Saoloh bang, gue gak maksud gitu." Bela Michele.

"Nasib orang ganteng emang." Lanjutnya dengan nada lirih. Karena ia takut jika di sentak oleh Wira lagi.

"Wildan! Liat nih adek kesayangan lo. Tambah item ae kan?" Seru Wira pada Wildan, yang tadi duduk di kursi bawah pohon.

"Eh iya. Tambah item aja sih Chel!" Canda Wildan.

"Tuhkan gak bang Wira gak bang Wildan sama ae. Emang sih duo Wiwi."

"Duo wiwi apaan?" Tanya Wira dengan penasaran.

"Masa kaga tau sih bang?" Tanya Michele pada Wira. Sedangkan yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya.

"Duo Wiwi tuh. Kalian berdua lah bang. Wildan Wira gitu."

"Sa ae lu tem." Sahut Wira.

"Eh Chel, gimana-" Tanya Wildan.

"Apanya yang gimana bang?" Potong Michele.

"Gue belom selesai ngomong unta!" Protes Wildan tidak terima.

"Maap bang maap. Sok atuh dilanjut ngomongnya." Ucap Michele.

"Halah gausah gaya pake ngomong sunda lo Chel. Gak cocok tau." Ejek Wira. Yang diejek hanya menampakkan senyuman pahitnya.

"Udah udah. Ini gue mau ngomong gak jadi-jadi." Sela Wildan.

"Jadi gini Chel yang mau gue tanyain ke elo. Gimana banyak yang daftar dan keterima sekolah disini kaga? Terus, enak diatur kaga?" Sambungnya.

"Buat yang daftar mah bejibun bang kemaren. Tapi karena ini sekolah masuk jajaran sekolah favorit ,yang diterima setengah dari yang daftar bang. Tahun ini juga sekolah ngurangin kouta murid baru, soalnya angkatan gue sama bawah gue tuh kebanyakan bang." Jelas Michele panjang lebar.

"Emang yang daftar kemaren berapa sih?" Tanya Wira penasaran.

"Kalo gak salah nih ya. Kalo kaga salah, sekitar seribuan orang bang. Terus yang diterima lima ratusan gitu deh kayanya." Ungkap Michele.

Baskoro Siblings [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang