7

2.3K 150 9
                                    

Keenan memasuki kamarnya yang tampak rapi. Ia tampak heran. Karena menurutnya tadi, ia tidak sempat merapikan kamarnya karena bangun kesiangan. Ia menaruh tasnya dan segera keluar.

Sekeluarnya dari kamar, ia langsung mencari sang ibunda. Ia mencari ke seluruh penjuru. Termasuk bawah meja dan bawah sofa. Ia telah mencari ke segala penjuru, tapi tak menemukan bundanya. Tak lama, ia langsung lari ke arah kamar ayah dan bundanya.

Tok.. tok.. tok

"Bunda? Bunda di dalem?"

Cklek...

"Ada apa kak? Susu yang bunda buatin kurang ya? Apa kurang manis?" Cecar bunda sekeluarnya dari kamar.

"Bukan aduh bun. Tapi-" rengek Keenan.

"Terus apa kak? Kok kamu kaya orang kebingungan gitu." Potong bunda.

"Ituloh. Tadi bunda yang ngerapiin kamar kakak? Iya bun?" Tanya Keenan memastikan.

"Iya kak. Habisnya kamar kakak pagi-pagi kayak kapal pecah gitu. Udah gitu gordennya gak dibuka. Lampunya juga dimatiin. Nah untungnya bunda tadi ngecek kamar kakak. Yaudah sih, liat keadaan kamar kakak yang mengenaskan gitu, bunda inisiatif bersihin lah." Jelas bunda panjang lebar.

"Ya Allah bunda. Ya enggak usah diberesin juga dong bun. Kalo gini kan kasihan bunda juga. Bunda kan jadi capek." Ucap Keenan dengan nada khawatir.

"Enggak kok kak. Bunda enggak secapek yang kakak kira. Habisnya kamu juga, kamar kok enggak diberesin."

"Itu tadi kan kakak bangunnya kesiangan bun. Jadi enggak sempet ngeberesinnya. Sama tadi kakak emang udah niat beresin habis kuliah."

"Udah deh kak. Bersyukur aja gitu, udah bunda beresin kamarnya."

"Iya deh. Makasih bundaku yang cantik."

"Eh kok kakak jadi gombal gitu? Belajar ngerdus dari siapa kamu?" Ucap bunda dengan nada bercanda.

"Dari siapa ya?"

"Oh jangan-jangan kamh belajarnya dari Brandon? Atau enggak Chandra?"

"Ih, bunda kok salah sih nebaknya. Tebak lagi dong."

"Masa Michele?"

"Michele sih emang hobinya ngerdus sih bun. Tapi kakak enggak belajar dari dia."

"Eh kok ngatain adiknya sih?!"

"Loh kan emang fakta bun."

"Hahaha iya sih. Terus kak, kakak belajar ngegombal dari siapa sih?"

"Jawab gak ya?"

"Ini malah bercandain bundanya. Gimana sih kamu tuh kak."

"Hehehe. Iya deh iya. Kakak belajarnya dari ayah!" Seru Keenan.

"Ayah?"

"Iya bun. Ayah kan biasanya kalo pulang, sukanya ngegodain eh ngegombalin bunda tuh."

"Mana ada? Kakak ngarang nih pasti." Elak bunda.

"Enggak kok. Orang kakak sering denger sama liat sendiri kok." Jelas Keenan.

"Kakak apaan sih?! Kalo ngomong ngaco bener deh."

"Eh eh, bunda pipinya merah loh. Makanya bun, kalo mau mesra-mesraan sama ayah liat situasinya bun. Ada anak-anaknya apa enggak." Goda Keenan pada sang ibunda yang tengah merona. Ia langsung kabur sebelum mendapat jeweran di telinganya.

"Ih kakak!" Pekik bunda.

"Enggak bapaknya enggak anaknya pada enggak waras." Batin bunda.

***

Baskoro Siblings [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang