10

1.8K 135 9
                                    

Setelah semua kelas sepuluh berkumpul di lapangan. Kini anggota OSIS sibuk merapikan barisan adik kelas mereka. Merasa sudah rapi, mereka langsung menyampaikan maksud tujuan mereka mengumpulkan adik kelas di lapangan.

"Baiklah adek-adek. Pasti kalian semua bingung kan? Kenapa kok dikumpulin di lapangan siang-siang gini? Kan panas. Yekan?" Beo Michele.

"Serius Chel." Bisik Rose pada Michele. Sedangkan Michele tidak mengindahkan ucapan Rose.

"Pasti sebagian dari kalian semua ngeluh. Panas lah. Ngantuk lah. Benerkan? Ka-" Reyra yang juga jengah dengan Michele, langsung mengambil microphone yang tengah dipegang oleh Michele. Dan menyerahkannya ke Jeffrey, selaku wakil Michele.

"Nih Jeff. Kamu aja yang ngomong." Ucap Reira sambil menyerahkan rampasannya dari tangan Michele. Dan Jeffrey dengan senang hati menerimanya.

"Kok diambil sih?!" Tanya Michele pada Reyra dengan nada berbisik.

"Habisnya kamu lama. Segala pake basa-basi. Kasihan kan adek kelasnya jadi kepanasan." Jelas Reyra.

"Iya bun iya. Makasih ya udah ngingatin ayah." Jawab Michele. Sontak membuat Reyra mendelikkan matanya tak percaya. Reyra langsung memukul pelan bahu Michele.

Kembali ke Jeffrey yang tengah sibuk menjelaskan maksud mengumpulkan murid kelas sepuluh di lapangan.

"Baiklah adek-adek semua, maksud kalian dikumpulkan disini adalah untuk persiapan pulang." Jelas Jeffrey.

"Oleh karena itu, sebelum kita pulang ke rumah masing-masing, alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu. Agar kita selamat saat perjalanan pulang." Sambungnya.

"Berdoa dipersilahkan." Ajak Jeffrey.

"Selesai." Ucap Michele setelah mengambil diam-diam microphone yang dipegang Jeffrey. Sedangkan Jeffrey hanya mendelik kesal ke arahnya.

"Baiklah kalau begitu, sekarang adek-adek bisa kembali ke kelas masing-masing dan pulang. Dan terima kasih untuk hari ini." Ucap Michele disertai senyum tulusnya. Dan seluruh murid kelas sepuluh kembali ke kelas mereka dan pulang.

Disaat yang sama, Reyra dan Jeffrey, tengah membicarakan Michele yang menurut mereka berdua, tebar pesona ke adik kelas perempuan.

"Ketua kamu tuh." Bisik Reyra pada Jeffrey yang masih kesal dengan kelakuan Michele.

"Ya ketua kamu juga lah Rey." Ujar Jeffrey

"Gak aku anggap tuh." Jawab Reyra cuek.

"Kejam amat sih mbak Rey."

"Biarin." Ucap Reyra cuek.

"Pada ghibahin gue ya?" Tanya Michele pada Jeffrey dan Reyra secara tiba-tiba.

"ALLAHU AKBAR!" Seru keduanya bebarengan.

"Cie kagetnya barengan cie."

"Tuh Jeff ketua kamu udah mulai lagi gilanya." Ucap Reyra pada Jeffrey tak mengindahkan perkataan Michele sebelumnya.

"Buset dah, dicuekin gue." Lirih Michele.

"Abis kali obatnya." Ucap Jeffrey membalas perkataan Reyra.

"Hei, gue denger ya." Ucap Michele dengan nada ketus.

"Ya syukur. Itu tandanya berarti lo ga budek." Canda Jeffrey.

"Astaghfirullah. Sabar gue tuh kalian hina melulu."

"Gak ngerasa ngehina lo tuh." Balas Jeffrey.

"Oh setan lo pada." Kesal Michele.

"Setan? Jadi kamu panggil aku setan gitu Chel?" Tanya Reyra.

"Eh, b-bukan gitu. Bukan kamu kok tapi si Jeff. Bukan kamu." Bela Michele. Sedangkan Reyra langsung melengos pergi setelah mendengar penuturan Michele.

Baskoro Siblings [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang