kesempatan kedua

3.7K 138 5
                                    

****

Oiku sangat senang hari ini melihat kedua orangtuanya sudah muncul dihadapan nya sekarang, melihat mereka saja Oiku merasa luka-luka yang terpendam di dadanya sudah hilang sementara. Memang setelah menikah Oiku jarang sekali bertemu atau mengunjungi orangtuanya.

"Sayank  selamat ya, sekarang anak mommy sudah punya anak, itu tandanya Mommy dan papa sudah punya cucu" Angelica mencium dahi Oiku dengan rasa sayank.

"Terima kasih Mom" Ana membalas dengan senyumman.

"Oh...iya tadi Papa melihat David di rumah sakit ini" cetus Mark

"Sudahlah pa, jangan dibahas" Angelica menatap Mark dengan rasa jengkel karena memang belum saatnya untuk membahas pertikaian Ayaz dengan David, atau membicarakan hubungan apa lagi antara Oiku dengan David.

"Oh...gakpapa kok mom, tadi David yang mengantar Oiku ke rumah sakit pa" Mark terdiam ia tidak ingin melanjutkan pembicaraan lagi setelah Angelica memainkan matanya petanda bahwa Angelica tidak ingin Oiku memikirkan hal-hal buruk sekarang ini.

"Bu...permisi ini bayi nya" seorang suster datang dan membawa seorang bayi mungil dengan keranjang nya menuju  sang Ibu untuk menyusui anaknya.

"Wah...lucu sekali, mirip sekali sama Ayaz ya" Angelica menggendong cucunya di pangkuan nya, dan mengecup cucunya.

Oiku terdiam saat mendengar kata Ayaz, Oiku bingung harus menceritakan apa kepada kedua orangtuanya tentang masalah rumah tangga nya, tentang pernikahan nya yang sebentar lagi akan kandas di tengah jalan.

"Mana Ayaz, seharusnya dia disini anaknya sudah datang"

"Aku disini pa" Ayaz sudah muncul dibalik pintu.

"Ayaz, kemarilah nak, lihat anakmu dia mirip sekali sama mu" Angelica memberikan puteri kecilnya kepada Ayaz.

Ayazpun mengendong puteri kecilnya dengan lembut, AyAz menciumnya, begitu lembut. Ayazpun meneteskan air mata nya, Ayaz merasa bersalah bahkan sangat bersalah.

"Ayaz, Oiku...Mama dan Papa keluar dulu ya" Angelica mengajak Mark keluar ruangan, Angelica tahu Ayaz dan Oiku pasti mempunyai masalah dalam rumah tangga mereka, Angelica ingin mereka bisa menyelesaikanya berdua saja tanpa orangtua ikut campur, mungkin dengan adanya si buah hati yang sudah lahir, hubungan mereka bisa dipererat.

Kini Ayaz dan Oiku saja di dalam ruangan, tidak ada yang saling bicara, sunyi senyap hanya suara tangisan dari sibuah hati.

Oiku langsung sigap mengendong si buah hati hingga tangisanya pun berhenti, sedangkan Ayaz terdiam dengan bisu, Ayaz tidak tahu apa yang harus ia katakan, otak nya terus berpikir untuk kata-kata yang harus diucapkan pada Oiku, lidah juga seperti membeku keras, tidak bisa terbuka tapi Ayaz harus bicara pada Oiku, mungkin ini adalah hari yang tepat membicarakan masalah hubungan mereka.

"Oiku" Ayaz mulai bicara namun terdiam kembali, Ayaz bingung kenapa mulut ini susah sekali terbuka. Sementara Oiku hanya terdiam menatap sibuah hati.

Hhmhmhm....Ayaz pura-pura batuk.

"Oiku...aku mau bicara tentang masalah kita" Ayaz melanjutkan lagi kata-kata nya walaupun ia tahu kalau Oiku masih diam dan cuek padanya, tak usah menjawab panggilan nya, melihatnya sajapun Oiku seperti tidak sudi.

"Oiku, aku mau minta maaf padamu, aku tahu aku salah banyak padamu yang mungkin sangat sulit untuk dimaafkan tapi sungguh aku menyesal" Ayaz perlahan-lahan berjalan mendekat pada Oiku, Ayaz dengan gugup memegang jari tangan Oiku.

"Oiku, please maafkan aku, ku mohon Oiku, tolong berikan aku kesempatan sekali lagi, aku janji aku akan berubah." Ayaz mulai meneteskan air matanya, ini bukanya candaan Ayaz, air mata yang kini ia keluarkan memang hasil penyesalan nya, ia memang ingin berubah.

"Aku sudah maafkanmu Ayaz" Ayaz menatap Oiku dengan lirih, walaupun hati nya masih sakit melihat Oiku juga mengeluarkan tangisan yang berdiri di pipinya.

"Terima kasih sayank, aku janji aku akan berubah" Ayaz mencium tangan Oiku. Oikupun menatap Ayaz kembali.

"Tidak Ayaz, kita tidak akan bisa bersatu lagi, jalan kita sudah berbeda" Ayaz tidak percaya dengan ucapan Oiku, ia tidak mau kehilangan Oiku lagi, ia tahu Ayaz tidak berpendirian tetap dalam memberikan keputusan untuk pasangan hidup nya.

Pelan perlahan Oiku menarik tangan nya dari genggaman Ayaz, Oiku tidak ingin memberikan Ayaz harapan palsu.

"Baiklah Oiku kalau itu keputusan mu, aku siap" Ayaz tertunduk, ia tidak berani menatap Oiku lagi, Ayaz pasrah.

"Tapi bolehkah aku meminta satu permohonan sebelum akhirnya kita pisah"

"Apa itu ?" Oiku sedih harus mendengar kata pisah walaupun itu harus terjadi, dan yang lebih buruknya lagi Oiku harus melihat cara Ayaz yang tidak bertahan atau memaksa Oiku untuk mempertahankan rumah tangga mereka, Oiku benar kecewa itu berarti Ayaz memang mencintai pria itu. Pria yang sudah mengalahkan Oiku dihati Ayaz.

"Please, biarkan kita bersama sampai satu tahun ini, setidaknya aku ingin bersama dengan anak kita, baru setelah itu aku bisa melepaskan nya dengan mu"

GAY Itu Suami Aku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang