Solusi

2.8K 101 5
                                    

*****

Sesudah sampai di rumah, Oiku tidak menyangka kalau dirinya telah larut pulang, ia melangkah ke kamar puteri kecilnya, dilihatnya seorang ayah sedang tertidur berbaring dengan puteri nya, Oiku tersenyum sedikit, ia tidak menyangka ternyata selena sangat mirip dengan ayah nya.

Oiku mendekat dan memberikan sehelai kain hangat untuk menutupi tubuh mereka, Ayaz memang begitu ia selalu lupa menggunakan selimut ketika ia sudah tidur.

Oiku teringat dengan ucapan wanita tua tadi, ibu kandung dari suami nya, Oiku merasa sedih ia tidak bisa bayangkan bagaimana kisah pilu yang harus di alami oleh suami nya dulu. Air mata itu keluar tiba-tiba dari lubuk pipi Nya, ia tidak tahu harus berbuat apa, menceritakan pertemuan nya dengan ibu nya atau seolah-olah tidak perduli dengan apa yang dari tadi ia dengar.

Oiku menarik nafas, ia harus kembali ke kamar nya, Oiku tidak ingin mengganggu dua makhluk hidup yang ia sayangi harus terbangun melihat dirinya sedang berdiri menatap mereka.

"Oiku" sapa Ayaz saat Oiku sudah berdiri di depan pintu, Oiku menoleh ke belakang tapi Ayaz ternyata hanya mengingau, Oiku kembali mendekat.

"Oiku jangan tinggalkan aku, aku mencintai mu" Oiku terdiam sejenak, ia bingung dengan perasaan nya apakah dia harus bahagia mendengar nya atau ia harus marah, tapi yang jelas Oiku menyukai kata-kata yang keluar dari mulut Ayaz.

"Aku juga mencintaimu Ayaz" Oiku kembali mendekat dan membisikkan kalimat cinta itu di telinga Ayaz walaupun ia tahu Ayaz tidak akan pernah tahu perasaan nya kini karena Ayaz sedang tertidur .

*****

"Ntar ingat ya mbak, susu nya jangan lupa diberi sama selena" Oiku memngingatkan kepada baby sister yang mengasuh selena di rumah nya.

"Baik nyonya" wanita itu pun membawa selena ke lantai atas.

"Selamat pagi" Sapa Ayaz yang sudah berdiri di belakang Oiku, membuat Oiku terdiam sejenak, Oiku ingin membuat permainan baru dengan suami nya.

"Pagi" Oiku hanya menjawab datar, Oiku tidak ingin ia terlihat masih mencintai suaminya, walaupun ia tahu di lubuk hati nya masih terukir nama Ayaz dengan huruf yang besar.

"Hari ini, kamu terlihat cantik, emangnya kamu mau kemana?" Ayaz tidak sedang menggoda, memang Oiku sangat cantik hari ini.

"Terima kasih atas pujian mu, hari ini aku harus pergi, aku akan bekerja, mungkin juga pulangnya agak malam" Oiku menyiapkan semua pakaian yang akan ia kenakan saat fotoshoot nanti.

"Ooohhhh, bolehkah nanti malam, aku menjemputmu" Ayaz penuh harap

"aku ada janji dengan teman Ayaz" Ayaz terdiam

"Baik lha" harapan Ayaz pudar seketika.

*****

"Hai Lordes" sapa Oiku yang sedang berdiri dengan senyuman nya di depan Lordes.

"Oiku, jadwal kita jam 10 pemotretan, kenapa kamu datang cepat sekali"

"Iya, aku mau cerita denganmu, kamu ngak sibuk kan"

"Pasti masalah pribadimu dengan ayaz?" Tebak Lordes

"Iya, tapi aku ingin bicara tidak disini, aku tidak ingin ada yang mendengar pembicaraan kita" mungkin Oiku sudah siap mencurahkan hatinya sekarang.

"Baik lah Oiku sayang"

Di dalam sebuah cafe kecil Oiku dan Lordes sedang memesan makanan dan minuman ringan, cafe dimana tempat Oiku menceritakan semua kejadian yang menimpa pernikahan nya dengan sang suami.

Sesekali Oiku terlihat sedih saat dia harus menelan pahit rumah tangga nya, beberapa tisu sudah diberikan Lordes sebagai penghapus mujarab air mata nya. Terlihat Lordes juga mengeluarkan air mata nya, ia tidak menyangka begitu malang dan sedih nya nasib yang harus dijalani oleh sahabat nya. Jujur Lordes berpikir wanita yang sedang menangis di depan nya adalah wanita tangguh.

"Oiku, lihat aku" Lordes mengenggam kedua tangan Oiku.

Oiku menatap Lordes " aku tahu kamu masih mencintai Ayaz, tapi kamu harus bisa mengambil sebuah pilihan untuk hidup mu" tambah Lordes.

"Aku ngak mengerti Lordes, aku takut memperjuangkan cinta ku, aku takut aku kalah untuk kedua kali nya" Lordes menatap dengan serius.

"kita harus lihat, apakah Ayaz mempertahankan mu" Oiku masih bingung dengan pertanyaan Lordes.

"Kami akan bercerai, saat selena berumur satu tahun"

"Itu permintaanmu atau permintaan Ayaz" Lordes semakin menghakimi sehingga membuat Oiku kebingungan dengan pertanyaan Lordes.

"Tentu saja dia Lordes, dia menginginkan perceraian kami"

"Bukan dia yang menginginkan nya, tapi justru dia ingin mempertahankan pernikahan kalian". Lordes tersenyum simpul.

"Itu ngak mungkin, Ayaz memiliki kehidupan ganda, Ayaz pasti masih mencintai pria itu". Oiku yakin dengan pikiran nya.

"Kalau begitu, kenapa tidak kamu buktikan siapa yang menang, kamu atau pria itu" Lordes memberikan penawaran atas solusinya.

"Tidak, untuk apa lagi Ayaz pura-pura mencintaiku seperti dulu, tapi hati dan pikiran nya masih dengan pria itu" tegas Oiku, Oiku tidak ingin dipermainkan lagi.

"Menurutku Oiku, Ayaz mencintai mu, hanya saja luka terhadap wanita yang belum bisa ia obati dari hati nya"
Oiku terdiam, ntah kenapa jantung Oiku merinding dengan perkataan Lordes.

"Sekarang, kau harus mampu mengobati luka di hatinya"
Oiku hanya terdiam dan merenungkan perkataan Lordes.

GAY Itu Suami Aku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang