suami siaga

5.8K 165 2
                                    

Kring...kring...
Ayaz mematikan suara alarm yg dari tadi memikikan telinga nya, sekarang sudah menunjukan pukul empat pagi, Ayaz memang sengaja mengatur bunyi Alarm pukul empat pagi, agar dia bisa segera membersihkan rumah dan memasak makanan yang sehat untuk istrinya, Ayaz memang tidak mau Oiku lelah karena pekerjaan rumah, setidaknya dia ingin menjadi suami yang siaga.

Di kecupnya kening Oiku yang masih tertidur pulas, dan mulai melangkah ke dapur untuk memasak segala makanan sehat yang dia share dari mbah google, makanan yang tentunya sangat bagus bagi ibu hamil dan si jabang bayi.

Setelah setengah jam selesai memasak beberapa hidangan sehat Ayaz pun segera membersihkan rumah. Rasanya begitu melelahkan seharusnya memang dia harus memanggil pembantu untuk membersihkan rumah tapi karena permintaan Oiku yang melarang pekerjakan pembantu, makanya Ayaz harus berjuang sendiri memberihkan seluruh rumah, begitu kegiatan Ayaz setiap pagi dirumah, setelah semua beres, Ayaz baru bisa siap siap untuk pergi ke kantor.

"Sayank, ntar jam berapa pulangnya dari kantor" Oiku sudah berada di dapur sekarang melihat suaminya yang dari tadi sudah ribut menyiapkan semuanya.

"Ntar aku usahakan cepat ya,setelah selesai rapat aku akan langsung pulang, emang kenapa" Ayaz sudah menyediakan makanan di piring  dan memberikannya pada Oiku.

"gak papa si, tapi aku mau makan mangga" Oiku mulai mengidam.

"Hm, ya udah ntar aku belikan y di supermarket" kalo hanya mangga si gampang, batin Ayaz.

"Bukannya mangga yang udah matang, tapi mangga yang masih mentah warnanya masih hijau" Oiku mulai merengut.

"Sayank, dimana aku harus mencarinya, kau kan tahu ini bukan musim semi, jadi gak semua tumbuhan berbuah apalagi mangga" Ayaz mulai pening dengan permintaan istri yang menjadi jadi.

"Pokoknya aku gak mau tahu, harus dapat kalo gak ntar aku merengut nie" Oiku mulai memuncungkan mulutnya.

"Baiklah, aku usahakan tapi kalau tidak ada gimana?" Ayaz memohon pada Oiku.

"Harus ada, ini permintaan anak kita" Oiku mulai merajuk.

"Baiklha aku usahakan" Ayaz sudah pasrah, mungkin memang ini takdirnya, jadi suami siaga dan menjadi pelayan istri.
Ayaz pun mengambil jas nya dan mulai mengenakanya, tak lupa sebelum pergi ke kantor Ayaz permisi pada Oiku.

Sekarang tinggal Oiku di dalam rumah sendirian, ntahlah Oiku mulai pening bukan karena Oiku hamil melainkan karena pekerjaan rumah yang sudah beres dan bersih, Oiku mulai suntuk karena dia sudah biasa mengerakkan badannya setiap pagi melakukan pekerjaan rumah.

****

Ayaz baru saja menyelesaikan rapatnya dan kini ia harus pulang tapi terlebih dahulu Ayaz harus mencari pesanan sang istri yaitu mangga hijau yang belum matang.

Saat Ayaz keluar, dia pun terkejut melihat Justin sudah nongol di depannya, Justin pun langsung berlari dan memeluk Ayaz dengan erat, sontak saja Ayaz langsung melepaskan pelukanya, Ayaz takut karyawannya ada yang curiga dengan kepribadian ganda yang dimilikinya.

Ayaz langsung menarik tangan Justin dan keluar dari ruangan, lebih baik mereka berbicara di luar dari pada di kantor.

"Ayaz, kenapa kau tidak pernah menghubungi aku lagi, kau kejam Ayaz?" Justin begitu sedih dengan sikap Ayaz yang acuh tak acuh pada nya.

"Aku kan sudah bilang Justin, aku sudah punya istri, dan lupakan aku, cobalha mencari seorang wanita untuk menjadi pendampingmu, aku yakin kau pun akan merasakan betapa indahnya berumah tangga" Ayaz mencoba bijaksana.

"Oh...jadi sekarang kau menasehatiku dan kau mencintai wanita iu, kau bilang padaku kalau Papamu meninggal kau akan meninggalkanya demi aku, dan kita akan bersama sampai selamanya" Justin mengenggam tangan Ayaz dengan erat, dia mencoba mengingatkan perjanjianya dulu dengan Ayaz.

"Aku tahu aku salah, tapi aku memang tidak bisa meninggalkan istriku, dia sedang mengandung, mengandung anak ku" Deg...jantung Justin seolah berhenti berdetak, dia tidak percaya dengan perkataan Ayaz barusan. Kini genggeman itupun terlepas hanya air mata yang kini terjatuh di pipi nya, petanda kalau Justin begitu kecewa dengan penantian panjangnya dengan Ayaz.

Tanpa sepatah kata Justin hanya menatap Ayaz dengan sendu dan pergi meninggalkanya sendiri.

"Maafkan aku Justin, mungkin ini adalah jalan terbaik untuk kita" Ayaz berkata sambil melihat Justin yang sudah jauh meninggalkanya.

****

Ayaz kini sedang mengendarai mobilnya dengan memperhatikan jalan dari kanan dan kiri, kini yang dia tuju adalah mangga asam pesanan istrinya, Ayaz yakin kalau di supermarket pasti tidak akan menyediakan buah asam itu.
Tapi tetap saja sudah lebih tiga jam dia keliling mondar mandir dengan mobilnya tapi tetap saja dia tidak menemukanya.

Akhirnya Ayazpun berhenti, dia sudah lelah mencarinya, dan kini tenggorokannya sudah sakit karena kurang minum.

Ayaz berhenti di sebuah jalan, diapun membeli minuman ringan disana, akhirnya mujizat itu datang, Ayaz melihat sebuah rumah di pojok jalan, dia menemukan sebuah pohon mangga yang cukup besar, akhirnya Ayaz pun pergi ke rumah itu, syukurnya pohon itu berbuah.

Spada....suara Ayaz menggedor gedor pintu si pemilik rumah tapi bukan orang yang datang menghampirinya melainkan seekor anjing galak yang kini di depan nya.

Anjing....Ayaz berlari terbirit birit mencari tempat perlindungan, tapi tak ada satupun yang bisa menolongnya karena memang tidak ada orang yang lewat, kini yang Ayaz lakukan mau tidak mau harus memanjat pohon mangga yang tinggi itu, Ayaz dengan semangat empat lima kini sudah berada di atas pohon.

"Ayo kejar anjing jelek, aku sudah di atas pohon" Ayaz mengejek anjing galak itu dari atas pohon,

GAY Itu Suami Aku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang