OBSECRO: 24

3.1K 940 206
                                    

Hal yang paling menjijikkan adalah silent readers, gak tau diri banget cuyy, padahal tinggal baca doang, ehh, mencet vote doang mahal. Tau-tau komen next. Lucu kau nak.

ⓛⓛⓛ

Mataku perlahan terbuka, cahaya matahari dengan tidak sopan menarik kelopak mataku ke atas, hingga akhirnya aku terpaksa menguap dan berusaha mengumpulkan kesadaran.

Kuregangkan tubuh, memaksa agar otot tidak kaku pada satu tempat. Lalu aku berinsiatif untuk membangunkan Kyungsoo, dan tanganku terulur ke samping, berusaha mencari di mana sosok suamiku berada.

Namun apa ini? Tidak ada siapa-siapa di sampingku. Hanya ada permukaan kasur yang masih rapi tak tersentuh.

Hingga aku sadari, kalau itu semua bukan mimpi. Itu semua nyata. Kejadian kemarin nyata dan benar adanya, lalu keyakinanku semakin bertambah saat melihat langit-langit kamar yang sangat asing dipandang mata.

Ya, benar, ini bukan kamarku, ini kamar pembantu.

"Kyungsoo sudah bangun belum ya?" gumamku bertanya pada diri sendiri, dan untuk menit selanjutnya, aku merutuki diri karena kenapa aku selalu peduli padanya sedang dia tidak peduli padaku? Konyol.

Kulirik jam di ponsel menunjukkan pukul 10 siang, wahh, cukup siang untuk rekok bangun siangku.

Lalu dengan berani aku melangkah keluar kamar, setelah sebelumnya merapikan penampilan.

Langkahku terayun ke ruang tengah, sengaja aku ke sana karena ada suara berisik yang membuat aku penasaran.

Lalu alangkah terkejutnya aku saat mendapati ada beberapa pria tua yang mengangkat barang ke dalam rumah, ada lukisan, kursi, dan beberapa rak berisikan buku bisnis, yang aku ketahui itu adalah buku kesukaan Kyungsoo.

"Permisi pak," kataku pada pria tua yang kebetulan lewat. "Ini semua barang siapa?"

"Langsung saja," tukas sebuah suara dan gagal sudah percakapan kami.

Lalu saat aku menoleh. Kembali aku berharap kalau semua ini mimpi. Mimpi, mimpi, aku hanya ingin semua ini hanya mimpi!!!

Karena ...

Aku melihat Kyungsoo menggendong anak perempuannya dan berjalan ke arahku.

"Bagaimana tidurnya?" tanya Kyungsoo tanpa dosa.

"Mau sarapan apa?" tanya Kyungsoo lagi.

Dengan lemas juga mata yang mulai basah aku menjawab. "Kau punya racun tikus?"

"Aku ingin minum cairan itu pagi ini," lanjutku lagi.

"Jangan bicara yang tidak-tidak," omel Kyungsoo.

Dan aku hanya bisa mendengkus kasar.

"Tidak biasanya kau bangun siang, pasti capek ya?" tanya Kyungsoo lagi. Dan nada sok perhatiannya sungguh membuat aku ingin muntah.

"Aku malah berharap tidak bangun lagi," ketusku padanya sambil melihat pria tua tadi kembali membawa barang ke dalam rumah.

"Jangan begitu." Kyungsoo berucap.

"Kau beli barang baru?" tanyaku sedikit ingin tahu.

"Tidak," ucapnya.

"Lantas?"

Baru saja Kyungsoo membuka mulut untuk menjawab. Sebuah bingkai foto besar melintas begitu saja tepat di hadapanku dan untuk ke sekian kalinya, aku berharap semua ini mimpi.

Karena yang aku lihat adalah foto pernikahan Kyungsoo dan Hye Ri. Foto yang berbeda dengan foto yang ada di kamar.

Lalu bersamaan dengan itu, suara wanita membuat tulang rusukku bergetar bukan main.

OBSECROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang