OBSECRO: 28

3.3K 724 90
                                    

Menurut kalian, OBSECRO itu kayak gimana sih??

ⓛⓛⓛ

Sudah sekitar 10 hari setelah kepergian Leyo ke Eropa untuk perjalanan bisnis, dan dia hilang tanpa kabar. Kuhubungi juga susah, dan sekarang sudah sulit ditelepon.

Hari-hari yang kulewati juga tidak selalu buruk, kadang aku selalu melakukannya dengan Kyungsoo setiap malam. Dan paginya disambung lagi, begitu seterusnya, aku tidak tahu kapan dosa ini akan terus kunikmati. Yang jelas, belum waktunya berhenti. Ini masih awal.

Aku sekarang berada di sebuah rumah sakit besar di pusat Kota Seoul, sebenarnya sudah jauh-jauh hari aku penasaran, dan hari ini baru sempat karena kemarin-kemarin banyak sekali pekerjaan di kantor.

Mau tahu apa yang menarik? Aku sebenarnya bukan Wakil Presiden, itu hanya dalih. Dan sekertaris pribadi masih menjadi teman lamaku.

Tentu saja aku manfaatkan kesempatan dan posisiku sebagai sekertaris untuk melakukannya di kantor dengan Kyungsoo, pria itu ternyata mudah dipancing libidonya.

Sungguh puas aku melakukannya, namun juga tersiksa.

Kudorong kaca tembus pandang di hadapanku, dan mata ini disambut oleh beberapa suster yang berjalan mondar-mandir sambil menenteng infusan atau dokter magang yang mendorong brankar.

Kulihat papan nama yang tergantung di setiap pintu tepat di lorong sebelah kananku saat ini.

Setelah mendapatkan nama yang aku inginkan, kaki ini segera melayangkan langkah ke sana.

Dan saat aku sampai, dengan segera aku membuka kenop pintu. Lalu nampaklah pria jangkung dengan wajah blasteran sedang memegang beberapa kertas di tangan kiri juga pulpen di tangan kanan.

"Ada keluhan ap–"

Perkataanya tepotong saat kepalanya baru saja mendongakkan kepala, mengalihkan atensinya ke arahku.

"Oh, hai," sapanya ramah. "Duduk."

Aku mengangguk dan perlahan mengahampirinya.

"Kupikir Anda sudah tahu maksud kedatangan saya ke sini." Aku berkata formal.

"Hei, sejak kapan kau kaku begini?" tanyanya sembari memasukkan kertas tadi ke dalam laci.

"Aku hanya berusaha menghormatimu," ucapku padanya.

"Kau bebas memanggilku apa saja, Luna." Pria tadi memberi izin.

"Kalau begitu, hai Arthur! Astaga, lama sekali tidak berjumpa!"

Blasteran itu tersenyum. "Nah, itu lebih baik."

"Jadi, ada apa? Tidak biasanya kau ke sini."

Aku memperbaiki posisi dudukku di hadapannya. "Aku ingin melihat catatan medisku, kudengar, saat aku koma, kau yang menanganiku untuk pengobatan."

Arthur diam, ada jutaan kerutan yang sukar aku artikan ketika melihatnya.

"Jadi, ingatanmu sudah kembali? Kapan?" tanyanya dengan wajah serius, dan jujur, aku sedikit takut.

Namun dengan nada stabil aku menjawab. "Belum lama ini."

"Kenapa bisa?" selidik Arthur penasaran.

"Sebelumnya aku pernah bermimpi aneh, dan setelah datang ke Hotel Bongdae, aku sadar, itu bukan mimpi. Itu ingatanku, hanya saja aku masih terlalu ragu untuk mengungkapkannya," ujarku menjelaskan.

"Hotel Bongdae?" ulang Arthur. "Kenapa bisa kau ke sana?"

Dengan santai aku menjawab. "Leyo mengajakku ke sana."

OBSECROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang