Tahu Diri

2.6K 371 18
                                    

"Terima kasih untuk kerjasama kalian semua! Kerja bagus hari ini!", Taehyung bertepuk tangan dua kali sembari membungkukkan badannya pada staffnya.
Hari ini dia ditugaskan untuk mengambil lokasi pemotretan di daerah Myeongdong. Harusnya Namjoon yang akan melakukan pekerjaan ini, namun mendadak sang tunangan demam dan terpaksa membiarkan Taehyung yang menanganinya.

Omong-omong, sudah tiga hari berlalu sejak pertemuannya dengan Yoongi di minimarket. Tapi selama tiga hari ini mereka tak saling kontak satu sama lain. Padahal nomor dan alamat Yoongi sudah di tangan, tapi entah kenapa niatnya untuk mengunjungi si manis Min ia urungkan begitu saja.
Karena jujur saja, ucapan Namjoon beberapa hari yang lalu sungguh mengusik pikirannya.

"Jika kau rasa hanya penasaran pada Yoongi, maka hentikanlah sekarang juga Tae. Bukan salahmu menaruh hati padanya, hanya saja aku tak ingin kau membuat kesalahan karena terlalu mendalami perasaanmu terhadap Yoongi. Maka itu, berhentilah sebelum semuanya terlambat."

Taehyung mengembuskan asap rokoknya ke udara. Langit sudah gelap saat ia berjalan menuju balkon. Ia memilih untuk menyendiri, mengabaikan panggilan staf lain yang sedang berpesta barbekyu di taman.
Pikiran pemuda Kim itu mulai kalut lagi. Dan tentu saja nama Min Yoongi yang berhasil memporak-porandakan seluruh isi hati dan pikirannya. Rasanya tak ada jeda sedikitpun untuk mengabaikan nama Yoongi di dalam sana. Sekarang hanya ada Min Yoongi, Min Yoongi dan Min Yoongi.

Taehyung mabuk kepayang? Bisa jadi. Sialnya Taehyung sadar jika ia kasmaran di waktu yang tidak tepat.
Mau menyalahkan siapa kalau sudah begini?

Dering ponsel menyentak Taehyung dari lamunannya. Sebuah nomor asing tertera di layar, membuat Taehyung mengernyitkan dahi bingung.

"Halo?"
"Yak! Kim Tae!", suara nyaring si seberang sana seketika membuat Taehyung langsung tau siapa pemiliknya.
"Park Jimin, berhenti berteriak dan bicara baik-baik. Aku sedang tidak mood", ujar Taehyung terus terang.
"Eheeyy, ada apa denganmu? Oh iya, aku sudah di Seoul sekarang. Kau tidak mau bertemu sahabat tampanmu ini, eh?"
Taehyung berdecih, "Sedang apa kau di Seoul? Ah, coba kutebak. Kau sedang tidak bertengkar dengan Jungkook kan?", terka Taehyung asal.
"Bodoh! Jungkook saja ada bersamaku, bagaimana ceritanya kami bertengkar? Ehm, kecuali, bertengkar dalam artian lain sih. Uh, kau tau? Itu loh,maksudnya."

Taehyung menepuk dahinya sendiri. Bicara dengan Jimin tak pernah jauh-jauh dari nuansa porno.
"Aku sedang berada di Myeongdong, Jim. Kalau kau mau bertemu denganku, kau saja yang ke mari", ujar Taehyung kemudian.
"Heeh? Memangnya kapan kau akan pulang?"
"Setelah makan malam sih", Taehyung menghisap rokoknya lagi. "Ah, begini saja. Temui aku di kafenya Seokjin Hyung, sebentar lagi aku selesai."
"Geurae, aku jalan duluan. Kabari aku jika sudah sampai."

Jimin mengakhiri sambungan, bersamaan dengan Taehyung yang bergegas merapikan peralatan, mengenakan mantel dan pergi dari sana. Sedikit masa bodoh dengan staf lain yang masih sibuk dengan acara mereka.

...

"Hyung, aku suka ini. Kau bagaimana?", Jihoon mengambil satu jaket kulit hitam lalu mencocokan ke tubuhnya.
"Iya, itu bagus", sahut Yoongi sekenanya.
"Benar?", Jihoon menatap ke cermin lagi. "Ya sudah, aku bayar dulu ya."
Yoongi hanya mengangguk saat Jihoon berlari kecil ke arah kasir.

Ada rasa tak nyaman pada diri pemuda Min itu saat ini. Harusnya ia senang Jihoon kembali dari dinasnya, harusnya ia lega karena kekasihnya itu benar-benar menjaga kepercayaan yang diberinya. Tapi justru yang menggerayangi pikiran Yoongi justru nama lain; Kim Taehyung.

Jujur saja Yoongi kesal karena sudah tiga hari pasca bertemu, pemuda tinggi itu sama sekali tidak menghubunginya. Padahal dalam hati ia sungguh berharap Taehyung akan menghubunginya meski hanya lewat pesan singkat. Sayang, apa yang diharapkan Yoongi hingga kini tidak pernah terjadi.

Mata kecilnya kembali memandang Jihoon yang masih antre di kasir. Batinnya tak henti bertanya kenapa ia tak memiliki degupan mahadahsyat terhadap Jihoon seperti saat memandang Taehyung? Hubungan mereka terbilang sudah cukup lama, tapi tak sedikitpun Yoongi merasakan letupan dalam hatinya untuk Jihoon.

Suka? Ya, Yoongi menyukai pemuda Lee itu. Jihoon adalah orang pertama yang memuji bakat musik Yoongi. Jihoon adalah muse bagi Yoongi. Lagu pertama yang Yoongi ciptakan adalah tentang dirinya dan Jihoon. Dan kemudian Jihoon membalasnya dengan sebuah lagu yang ia bawakan saat ulang tahun Yoongi ke 23. Di saat itulah keduanya sepakat untuk  berkencan.

Yoongi menghela napas dalam. Sesaat ia tersenyum miris mengingat bahwa selama dua tahun ini hubungannya dengan pemuda mungil itu tak seperti pasangan kebanyakan.
Jihoon adalah orang yang canggung dan tidak menyukai skinship. Tatapan tajamnya seringkali membuat Yoongi segan, meski banyak yang bilang bahwa Yoongipun memiliki ketajaman yang sama. Dalam sebulan, mungkin hal manis yang dilakukan Jihoon hanyalah menggenggam tangan Yoongi saat berusaha menerobos kerumunan orang saat diskon besar-besaran di mall. Iya, hanya itu saja.
Yoongi akan senang sekali jika Jihoon mau memeluknya, tapi sama sekali tidak mengharapkan hal lain karena ya- Yoongi sadar kalau si mungil Lee bakal menghajarnya jika disentuh sedikit saja.

"Sudah, Hyung. Ayo pulang", Jihoon kembali dengan satu paper bag di tangannya.
Yoongi mengangguk kemudian berjalan ke luar butik diikuti Jihoon.
"Oh iya, karena kita sudah di sini bagaimana kalau sekalian mampir ke kafe biasa?", tawar Yoongi sebelum masuk ke dalam mobil.
"Hm? Kafe milik teman SMAmu itu Hyung? Ya sudah, ayo", ujar Jihoon.

...

"Tae!", seruan nyaring diikuti lambaian brutal dari pemuda bersurai cokelat gelap itu membuat Taehyung tersentak bukan main.
"Jimin-ah, bisakah kau pelankan suaramu astaga!", Taehyung langsung menepuk dahi lebar Jimin sebelum mengambil duduk berhadapan dengan pemuda itu. "Kau bisa membuat gendang telinga semua orang rusak gara-gara lengkinganmu dasar bodoh!"
"Jangan katai kekasihku bodoh, dasar alien!", sembur pemuda bersurai hitam yang duduk berhipit dengan Jimin itu.
Taehyung merotasikan bola matanya, "Jungkook-ah, aku masih ingat bagaimana dulu kau mengeluh soal suara Jimin hingga membuatmu menyumpal telinga dengan kapas."
Sontak saja Jimin menatap Jungkook kesal, "Benarkah? Kau tidak menyukai suaraku, Jeon?!"
"Aigooo, tidak sayang", Jungkook buru-buru mengusap sayang pipi tembam Jimin. "Si alien sialan ini hanya iri terhadap kita. Jangan dipikirkan."

Taehyung berdecak tak senang. Meski malas jika kedua temannya ini sudah memulai drama mereka, tapi tetap saja Jimin dan Jungkooklah tempat Taehyung bernaung dikala galau menerpa.

"Aah, kalian datang", seorang pemuda cantik datang dengan nampan berisi soju dan beberapa kudapan.
"Hyung, kau makin menawan saja", puji Jungkook kemudian iseng menepuk bagian belakang pemuda itu.
Jangan tanyakan bagaimana ekspresi Jimin, dia sudah menggeram sejak tadi.

"Gombalanmu tidak mempan untukku, Jeon Jungkook", ketus Seokjin, pemilik kafe itu. Matanya kemudian melirik Taehyung, "Hai, Tae. Bagaimana kabar kakakmu? Sudahkah dia melupakanku?"
Taehyung terperangah sebelum akhirnya tertawa geli.
"Hyung, justru kaulah yang belum bisa melupakan kakakku."
Seokjin mencibir lalu mencubit pipi Taehyung gemas, "Heh, dengar ya, Tae. Aku bisa dapatkan yang lebih segalanya dari Namjoon. Katakan padanya aku sudah melupakannya!"
Pekikan kesal Seokjin hanya disambut gelak tawa tiga pemuda lain di sana.


"Oh? Seokjin-ie!"

Panggilan itu membuat Seokjin langsung menoleh pada sumber suara. Begitupun dengan Taehyung yang merasa mengenal suara raspy itu. Detik kemudian jantungnya berdegup kencang satu kali.

"Yoongi-yaaa!"

Takdir terkadang memang jahat. Bagaimana mungkin ia membuat segalanya berada dalam waktu yang tak tepat. Kedua kepala itu berada dalam ruangan yang sama, namun terhalang oleh sebuah sekat.

Taehyung meringis, meski kontaknya dengan si mungil tak mampu ia tepis. Dan di seberang sana, Yoongi meremat ujung jaketnya sendiri. Sekuat tenaga melawan letupan besar tak tahu diri.

____________________________________________

To be continued..

***


Sorry Taegi momennya dikit doang. Sengaja begini biar ada penjelasan sedikit buat konfliknya.

Maapkeun kalo gaje~

-Min Chaera-

Funny Feelings (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang