When You Love Someone

2K 319 78
                                    

Yoongi gelisah. Sudah lewat tengah malam namun yang ditunggu tak kunjung pulang. Belasan pesan tak mendapat balasan. Puluhan panggilan gagal tersambung. Yakin seratus persen Jihoon sengaja mematikan ponselnya.

Dan jujur saja, firasat Yoongi tidak enak.

Apa yang wajar terlintas di pikiran setelah melihat kekasih dicumbu orang lain?

Yoongi mendengus sembari melempar ponselnya ke sembarang arah. Rasanya ia ingin marah, tapi ia justru tertawa miris mengingat apa yang ia lakukan terhadap Jihoon juga tak jauh berbeda. Bahkan yang lebih parah, Yoongi sudah memberi harapan untuk Taehyung.

.

Pukul tujuh pagi Yoongi terbangun karena mendengar pintu terbuka. Sejak semalam ia sengaja berjaga di ruang tamu hingga tertidur di sana. Dan begitu membuka mata, ia bisa melihat kehadiran Jihoon lengkap dengan wajah yangㅡberbeda?

Yoongi mengernyit bingung sembari diamati penampilan Jihoon; wajah kuyu, mata sembab, ditambah ia mengenakan mantel entah milik siapa. Kebetulan sekali Yoongi hapal pakaian yang sering dikenakan Jihoon.
Ah, Yoongi curiga sekarang.

"Kau dari mana saja?", hardik Yoongi tanpa basa-basi, bahkan tidak mempersilakan Jihoon untuk duduk dulu.
Jihoon melepas sepatunya asal lalu berjalan melewati Yoongi tanpa menjawab.
"Jihoon-ah, jawab aku!", bergegas Yoongi berbalik- mengejar Jihoon yang menuju kamarnya.
"Ya, Lee Jihoon!"

Sreeett!

Yoongi berhasil menarik ujung mantel Jihoon dan membuat pemuda mungil itu berbalik badan secara otomatis. Karena tarikan cukup keras, bagian atas mantel itu terbuka dan membuat bagian leher hingga bahu Jihoon terekspos.

Mata Yoongi membola sempurna, tepat di saat mendapati banyak ruam merah keunguan di leher Jihoon.

Tidak. Tidak. Tidak.

"Apa-apaan ini Jihoon? K-kenapa ada i-ituㅡ"
Jihoon masih bergeming, enggan membalas tatapan Yoongi. Tapi sekali lagi Yoongi menarik lengan Jihoon, cukup kasar hingga membuat Jihoon meringis sakit.

"Jawab aku, Lee Jihoon! Apa yang baru saja kau perbuat?!", bentak Yoongi tak main-main. Matanya nyalang menatap si kecil di depannya. Berbagai emosi menggerumul di kepalanya. Bisa saja ia melayangkan bogem pada Jihoon, bisa saja ia memaki kasar tanpa ampun pada lelakinya itu.
Tapi sekali lagi, Yoongi masih sadar diri bahwa dirinya tak jauh berbeda dengan Jihoon.

"Katakan padaku, apa Soonyoung yang melakukannya? Jihoon-ah, kau menyerahkan tubuhmu pada bocah itu, hah?! Jawab aku!", tubuh Jihoon terguncang karena Yoongi mencengkeram kedua lengannya kuat.

Tak lama, wajah Jihoon mendongak menatap Yoongi. Binarnya terlihat sangat berbeda, karena meredup ditelan masa.

"Apa kau tau Hyung, betapa inginnya aku disentuh olehmu?", lirih Jihoon, "Apa kau tidak sadar selama ini aku menunggumu, hah?"
Yoongi merenggangkan cengkeraman di lengan Jihoon. Napasnya tercekat akibat pengakuan mendadak itu.
"Ap-apa? Maksudmu apa?"

Jihoon meringis, sembari tangannya mengusap pipi Yoongi pelan.
"Apa aku tidak menarik di matamu, Hyung? Apa aku tidak berhasil membuatmu bergairah?", pemuda mungil itu tertawa miris. "Apa aku kurang seksi? Tubuhku kurang berisi hingga tak membuatmu ereksi?"

Yoongi menggelengkan kepala, tidak menyangka bahwa selama ini Jihoon berharap disentuh olehnya mengingat Jihoon sendiri tidak suka dengan skinship. Lalu apa-apaan selama ini? Salah paham?

"Aku sadar jika sejak awal kau tidak pernah mencintaiku, Hyung. Hanya aku yang mencintai dirimu. Sedang kau, kau mungkin hanya menganggap aku sebagai adik kecilmu. Benar kan?"
Yoongi mendengus, "Kenapa kau berpikiran seperti itu? Kalau aku tidak menyukaimu, aku tidak akan mengajakmu berkencan Jihoon-ah."
"Tapi nyatanya tidak begitu, Hyung", Jihoon menghela napas pendek, "Aku sangat bahagia saat kau bilang aku adalah muse bagimu. Aku senang ketika kau mendukungku menjadi komposer. Bahkan tak henti aku berdoa untuk segala mimpi kita berdua. Aku selalu berharap bisa meraih sukses bersamamu, lalu menjadi pendampingmu hingga tua. T-tapi kau- hiks. Kau tidakㅡ"

Funny Feelings (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang