Stuck

1.7K 301 43
                                    

"Ayo, Taehyung!"

"Akh!"

"Lebih keras lagi!"

"I-ini sudah maksimal!"

"Aaaergghh! Kau payah!"

"T-tapi Yoongiㅡ"

"Hyaaaaaahhh!"

"Aaaaakkkkk!!"

"Sial! Masih belum cukup keras!"

"Y-yoongi. Kurasa sudah cukup. A-akh!"

"Kau lelah, eh? Kita baru mulai limabelas menit lalu, Kim!"

"T-tapi. I-ini sudah. Aaakkhh! Te-tenagaku. Aduh!"

"Aku bahkan belum terengah-engah. Lihat, badanku saja lebih mungil darimu. Malulah sedikit dengan postur bongsormu, Taehyung!"

"A-akh! Pegal!"

"Sekali lagi! Terimalah! Hyaaaaahhh!!"

"AAAAAAKKKKKKKKKK!!!"

.

Taehyung sedikit menyesal karena dengan senang hati menuruti Yoongi pergi ke tempat latihan boxing pemuda mungil itu. Mana sangka ia diminta untuk menjadi 'samsak' bagi Yoongi. Oh tidak, Taehyung tidak dihajar begitu saja kok, hanya saja ia harus menahan serangan Yoongi yang sungguhlah brutal. Tinju, tendang, pukul sana, pukul sini. Di luar dugaan Taehyung, di balik postur mininya Yoongi menyimpan tenaga kuda.
Luar biasa sekali, dan Taehyung kagum setengah mati disela nyeri yang menyerang setiap sendinya.

"D-duh", Taehyung mengaduh ketika melepas punching pad-nya. Kedua telapak tangannya kebas karena menahan serangan brutal Yoongi. Mana berkali juga ia harus memegangi samsak sebesar tubuhnya sendiri demi tendangan pelampiasan si manis Min.

Sungguh, Yoongi berhasil menyiksanya malam ini.

"Sakit?", Yoongi bertanya dengan membawa kantong berisi es batu juga minuman dingin.
Taehyung mengangguk pelan, "Tidak kusangka tenagamu besar sekali. Kau bahkan tidak terlihat lelah atau kesakitan."
Yoongi tersenyum tipis, kemudian meneguk air mineral.
"Mungkin karena aku sedang kesal, jadi semuanya aku keluarkan tanpa ampun. Biasanya aku tidak seperti ini kok."

Taehyung menoleh Yoongi, dipandanginya wajah lesu itu.
"Bagaimana perasaanmu sekarang? Membaik?"
"Apa bisa semudah itu membaik setelah melihat sesuatu yang amat mengejutkanmu?", tanya Yoongi retoris. "Yang membuatku begitu kesal sebenarnya bukan sikap Jihoon padaku. Tapi aku kesal pada diriku sendiri."

Yoongi meringis, mengusap punggung tangannya yang memar.
"Aku- aku yang mengawali semua kesalahan ini, Taehyung", mata kecil Yoongi menatap lekat pemuda di sampingnya. "Aku sedang dihukum. Yah, benar. Kurasa aku mendapat hukuman yang setimpal."

Senyuman miris Yoongi sontak menyadarkan Taehyung akan sesuatu. Ia tidak bodoh untuk mengetahui bahwa Yoongi tengah menyesali segala yang terjadi belakangan ini. Pertemuan mereka yang semakin rutin, komunikasi yang semakin intens, hingga mengabaikan kenyataan dirinya sudah dimiliki oleh orang lain.

Taehyung sempat berpikir untuk egois, membiarkan Yoongi bertahan dengan keadaan seperti ini; bersamanya, melakukan hal manis berdua. Tapi gurat sesal yang kentara di wajah Yoongi mengubah pikirannya saat itu juga. Dan jujur, Taehyungpun merasa menyesal karena tak bisa mengendalikan napsu membludak dalam dada. Menyingkirkan logika sejauh-jauhnya.

"Mari, kuantar pulang", tawar Taehyung begitu hening menerpa dan tak membuat nyaman suasana.
Yoongi masih bergeming, memainkan hand wrap-nya tertunduk lesu. Isi pikiran berkecamuk ke mana-mana.
Hatinya seakan terkurung dalam labirin. Tidak menemukan jalan ke luar, tersesat hingga makin dalam. Makin rumit. Buntu.
Ia benci melihat kenyataan bahwa Jihoon menerima perlakuan manis dari orang lain. Tapi ia juga senang karena Taehyung membuatnya merasa spesial belakangan ini. Apa yang membedakan dirinya dan Jihoon jika begini?

Ketika tangan Taehyung terulur- mengajaknya berdiri, Yoongi seketika menyadari sesuatu. Ditatapnya kembali manik hitam si pemuda tan. Dan hasilnya tetap sama; jantungnya berdebar kencang.

Ah, jadi seperti ini akhirnya.

Jika memang pada akhirnya hanya ada Taehyung di dalam sana, jika memang baiknya ia bertahan dengan laki-laki ini, maka sudah waktunya untuk memutuskan, bukan?
Mana bisa ia membiarkan salah satu atau salah dua tersakiti. Malah kalau bisa ia saja yang merasakan segala sakit itu. Untuk kali ini, Yoongi menggunakan logika dan hatinya secara bersamaan. Terima kasih untuk tatapan teduh Taehyung yang mampu meneguhkan dinding hati yang sempat goyah.

"Taehyung, mau janji satu hal denganku?"

"Hm?", Taehyung mengernyit bingung. "Janji apa?"

"Untuk tidak berlari menjauh. Untuk tetap ada di sini, di sisiku."

"Hah? M-maksudmu apa?"

"Jangan lari, dan tunggu aku sebentar. Biarkan aku memperbaiki kesalahan ini."

____________________________________________

To be continued..

****




For your information aja, epep ini ngga akan panjang. Bentar lagi end. Hehehehehe

Lagi mood bikin yang pendek pendek nih.


Sebagai gantinya aku udah siapin yang baru lagi. Yeyeyeyeeee

Sebenarnya ide ceritanya udah biasa banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya ide ceritanya udah biasa banget. Aku yakin banyak yang bikin dengan tema serupa. Tapi yah, yakali aja ada yg minat sama versinya Chaera. Ehe

Sekian dan terima spam komen! :*

-Min Chaera-

Funny Feelings (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang