Semilir angin malam menghiasi nuansa canggung di antara kedua pemuda itu. Tidak ada bunyi selain bidikan Taehyung melalui shutter kameranya. Yoongi masih diam menikmati pemandangan kota dari atas gedung, dengan sekaleng bir di tangannya. Sampai tak berapa lama Taehyung mendudukan diri tepat di sampingnya.
"Anda biasa datang ke sini?", tanya Taehyung, menoleh Yoongi yang fokus mengarahkan pandangannya ke depan.
"Hm", satu gumaman dijadikan Yoongi sebagai jawaban.
"Maaf, saya tidak bermaksud untuk memotret anda sembarangan tadi", ucap Taehyung lagi, di tengah rasa membuncah dalam dada yang makin tak bisa ditolerir. Tapi bagaimanapun, dia tidak bisa membuat suasana jadi semakin canggung kan?"Tidak apa, saya cuma terkejut. Biasanya tidak ada orang di sini", balas Yoongi seraya tersenyum tipis.
Dan Taehyung menahan napas saat melihatnya. Hanya setipis itu senyum Yoongi tapi tak elak membuatnya kagum setengah mati.Sungguh manis. Cantik. Memesona.
Namun tak lama Taehyung menampar pipinya sendiri. Menyadarkan bahwa harusnya ia berhenti mengagumi dan membuang segala rasanya terhadap Yoongi.
"Banyak nyamuk ya?", tanya Yoongi setelah mendengar tepukan keras Taehyung pada pipinya.
"A-ah? Aaahh, iya. Tadi ada satu yang coba menghisap darah saya. Hehe", alasan Taehyung. Sedikit malu karena Yoongi memandanginya dengan aneh kemudian."Mau?", Yoongi menawari Taehyung bir kaleng yang dibawanya.
"Terima kasih", Taehyung menerimanya dengan senang hati. "Kebetulan sekali saya sedang haus."Yoongi tertawa pelan mendengar celetukan Taehyung yang terkesan polos. Dan sialnya, debaran di hati pemuda Kim itu makin kencang seiring tawa gusi khas Yoongi itu mengudara.
Merekapun mengobrol santai, membuyarkan kecanggungan yang sempat menerpa. Taehyung asyik bercerita soal kepindahannya dari Daegu ke Seoul, Yoongi bercerita pengalaman pertamanya membuat lagu. Berlanjut dengan obrolan ringan lain, seperti saling bertanya makanan kesukaan masing-masing, idola favorit, sampai brand celana dalam yang selalu mereka kenakan. Tak jarang Taehyung berceloteh polos yang mengundang tawa Yoongi. Sesekali Yoongi membalas dengan lelucon yang amat garing namun tetap membuat Taehyung tertawa geli.
Mereka berdua seakan lupa dengan racauan tentang melupakan satu sama lain. Keduanya larut dalam perbincangan panjang hingga tak sadar sudah tiga jam mereka di atas sana.
"Ahh, sudah larut rupanya", Taehyung melirik jam tangannya lalu menguap lebar.
"Mari pulang", ajak Yoongi kemudian.
Merekapun berjalan menuju elevator , Yoongi sudah tidak punya tenaga untuk turun lewat tangga maka itu Taehyung menyarankan untuk menggunakan elevator saja. Di awal Yoongi sempat ragu apa elevator itu masih berfungsi dengan baik atau tidak. Karena seingatnya beberapa waktu lalu ada orang yang terjebak di sana saat hendak naik ke atas gedung."Tenang saja, Yoongi. Saya jamin aman. Buktinya saya bisa sampai di atas dengan selamat", ucap Taehyung kembali meyakinkan Yoongi. Malas berdebat, Yoongipun menuruti Taehyung kemudian masuk ke dalam elevator transparan itu.
Begitu benda itu meluncur pelan ke bawah, telinga Yoongi menangkap ada bunyi aneh. Firasatnya makin tidak enak karena bunyi itu makin keras ditambah lampu dalam elevator itu mendadak redup.
Yoongi sudah berdebar panik, sedang Taehyung sibuk dengan kameranya. Sama sekali tidak memperhatikan Yoongi yang beringsut pelan ke pojok. Dan benar saja, bunyi berisik itu makin terdengar hingga membuat Taehyung tersentak. Kepalanya menoleh ke sana ke sini-mengecek sumber suara itu. Tapi ia seketika terlonjak kaget karena elevator tiba-tiba berhenti."Astaga!", pekik Taehyung bersamaan dengan lampu yang mati total. Ia segera menyalakan flash ponselnya dan alangkah terkejutnya ia saat mendapati Yoongi sudah dalam keadaan meringkuk gemetaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Funny Feelings (Taegi) ✔
FanficApakah boleh menyukai seseorang yang sudah memiliki kekasih? Lalu apakah wajar jika tiba-tiba hati berpaling begitu saja? Terkadang, sebuah perasaan memang selucu ini. It's Taegi! Warn! BoyxBoy AU