||Bagian 4 ||

23 8 4
                                    

Ketika seseorang menawarkan bahu untuk bersandar tidak berarti dia mencintai mu, bukan?

▶▶▶


Malam ini, tepat pukul 7 malam. Jalan protokol Lembang tidak dipadati kendaraan seperti pagi tadi. Keluarga Septo tengah menuju rumah Nurri yang berada di Dago untuk sekedar mengunjungi.

Perjalanan ditempuh sekitar 10,3 km, atau sekitar 47 menit dari Lembang. Udara Lembang saat ini mencapai 22 derajat celcius dengan tingkat kelembapan 70% membuat Septo tidak menyalakan air conditioner mobilnya dan lebih memilih membuka kaca mobilnya setengah.

"Udah lama ya rasanya enggak ke Dago," Kata Ghia tangannya sibuk membetulkan syal yang melilit lehernya

Setelah kejadian hampir ciuman di taman, berujung dengan Emily yang disidang keluarganya akhirnya hasil sidang tersebut memutuskan Septo serta keluarganya memutuskan untuk pindah ke rumah ibunya di daerah Lembang sehubungan dengan tempat dinas adiknya yang dipindahkan ke daerah Dago. Dan sekarang, rumah itu ditempati oleh ibu, bapa, adik, serta adik iparnya septo.

"Nanti aku nginep ya, di rumah Oma," Pinta Ann, "Mau bantu Teteh Linda jaga baby embul."

"Bantu atau ngerepotin, Ann?" Tanya Septo bercanda

"Bantu dong, pah. Lagi kalau di rumah kan engga ada yang bisa dimainin lagi," adu Ann, sebenernya sih kode tersirat agar orang tuanya menambah momongan lagi

"Loh itu, Si Emil,"

Ann mencebikan bibirnya,"Emil sekarang sibuk pah, kan udah jadi anggota organisasi."

"Ka Ann juga, sekarang kalau Emil ke kemarnya malah sibuk di depan laptop sambil pake earphone." Adu Emily tak mau kalah, enak saja menyalahkan dirinya padahal ia ikut organisasi juga karena Ann yang jarang menemaninya

"Ya kan kaka skripsi, mil. Kalau terus main sama kamu bisa gak lulus nanti." Bela Ann lagi

Pemakaian kata gue-elo yang biasa dipakai mereka diganti aku-kamu ya. Begitulah anak jika depan orang tuanya.

Ghia yang menyadari kedua putrinya tengah beradu argumen menengahi,"Udah ah, udah. Semuanya salah disini, mama doang yang paling bener,"

"Papa juga salah?"

Ghia mengagguk,"Kalian tuh sama aja, rata. Lebih banyak habisin waktu di luar rumah tanpa peduliin mama yang sering kesepian,"

Keadaan mendadak haru

"Mama tau, sekarang kalian udah beranjak dewasa. Banyak hal yang kalian ingin lakuin, tapi kalau boleh jujur, mama kangen suara kalian pas berantem,"

"Apalagi, kalau Ann sama Emil berebutan remote TV, yang satu maunya nonton gosip yang satunya sinema pintu taubat," Ghia tertawa, suaranya bergetar. tanpa sadar sudut matanya berair.

"Maafin Emil, ma. Janji deh, seteleh ini engga rapat-rapatan lagi." Ujar Emily tulus

Ghia menggeleng,"Enggak gitu, nak. Maksud mama, jadiin mama priorty kamu gitu. Selama seminggu itu enggak full rapat kan? Nah, coba di sabtu dan minggu kosongin jadwal untuk kita family time. Jujur mama iri sama temen-temen mama yang sering upload photo keluarga ke instagram."

"Nah tuh anak-anak, dengerin Mama!"

"Kamu juga, pah!"

Septo cengegesan,"Okey minggu depan kita ke Dago Dreampark ya. Sekalian ajak Oma sama Aki."

"Oom Surya, Teteh linda sama baby Embul juga ya, pah." Pinta Ann

Septo mengangguk,"Atur aja."

Ice BlendedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang