Bandung, Desember.
05.45 A.M⏪✖⏩
"... tungguin woi!" Teriak perempuan itu nyaring. sambil menenteng sepatu putih tali yang akan dikenakannya ke sekolah.
Yang dipanggil memberhentikan langkahnya, lalu menoleh sangar kearah perempuan itu.
"Cepetan! gue panasin motor di depan." Dia Razkal, laki-laki yang diyakini emily paling dingin se kota dago.
Setelah selesai dengan urusannya, emily menyusul Razkal
"Naik!" Razkal menghidupkan motornya dan mulai menjalankan menuju SMP Adi Luhur. Tempat dimana mereka sekolah
"Kal, besok kamu ga sekolah, dong?" Tanya emily disela sela keheningan mereka
Razkal mengangkat bahu. antara ia malas bicara, konsen mengendarai motor, atau sariawan mulut.
Emily menghela nafas pasrah. Razkal emang begini, kalem banget. Susah buat ngomong panjang kalo engga penting. Razkal ngebosenin, gapernah cerita sama emily boro boro cerita, ngomong aja jarang. Tapi emily gapernah benci ataupun jauhin Razkal karena cuma Razkal cowo yang ngelindungin emily di sekolah
"Em ... "
"Ya, kal, Kenapa?"
"..."
"Kebiasaan banget sih." Emily memukul pelan bahu razkal, sontak sang empunya mengaduh kesakitan. "Loh ku kira patung mati rasa."
"Gue manusia."
"Patung, kamu kaku. Kamu irit ngomong, kamu jarang senyum. Dan yang terpenting kamu cuek." Ucap emily meledek, sebenernya sih ungkapan hati tulusnya. Dan ini kali pertama emily menghujat razkal.
Razkal menepikan motornya didekat sebuah taman. Tamannya bagus, Catleya namanya.
"Bolos yuk."
Bagai tersambar petir disiang bolos, Razkal loh ini. Razkal pradipta, tetangga emily yang kaya patung ngajak bolos. emily berani taruhan ini pertama kalinya Razkal bolos karena memang sepengetahuannya. Razkal ini punya kepribadian papan selancar --lurus--
"Emil ga salah denger kal?"
Razkal menggelang, melepaskan helmnya lalu diletakan helm itu diatas motor ninja hitam miliknya. Razkal menggandeng tangan emily dan membawanya kesuatu tempat yang telah ia siapkan.
"Kaaal, lucu banget." Pekik emily senang, ia duduk diatas karpet sambil meraih bantal lalu dipeluknya,"Wangi kamu."
"suka?" Tanya Razkal mendekat. Sebelum duduk, dilepasnya sepatu hitam miliknya berlanjut melepaskan sepatu putih milik emily."Bukan apa-apa. Cuma takut dimarahi yang punya."
Emily menaikan sebelah alisnya heran,"Bukan punya mu?"
Razkal menggeleng, "Rezar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Blended
Roman pour AdolescentsHei, kamu. Terimakasi telah memberi luka, juga kenangan yang sangat sulit dilupakan, sangat sulit sampai akhirnya aku menyerah. Membiarkan saja kenangan dan juga luka sendirinya masuk tanpa ku larang seperti dulu, dimana saat aku mati-matian mengusi...