||Bagian 5||

18 2 3
                                    

I may find my prince someday but my dady always be my king👑

▶▶▶

"Ghi, Emily sudah bangun, kan?" Tanya Septo pada istrinya yang tengah memasukan barang kedalam koper kabin. Sedangkan Septo tengah memakai setelan kantornya didepan cermin full body di dalam kamar mereka

Omong-omong soal profesi keduanya, Septo bekerja sebagai karyawan dengan jabatan supervisor disalah satu perusahaan asing yang cukup tersohor di kota Bandung sedangkan Ghia, sedang menggeluti bisnis kuliner yang sedang berkembang pesat.

Dan pagi ini, Ghia akan ke Jakarta untuk memantau pembangunan restorannya. Mungkin di Jakarta ia akan menghabiskan waktu seminggu lamanya sekaligus melepas rindu dengan orang tua serta sanak saudaranya yang menetap di Jakarta.

Septo melihat Ghia dari pantulan cermin dihadapnnya, mulut istrinya tengah komat-kamit mengecek ulang barang-barang yang akan dibawa. Pantas saja ia tidak mendengar pertanyaan suaminya. Septo memanggil lagi

"Ghi?"

"Eh iya, kenapa mas?"

"Emily sudah bangun, kan?"

"Udah kok, pas aku masuk kamarnya seragamnya juga udah dipakai."

"Oh gitu, mas takutnya malah masih tidur,"

"Enggak kok,"

Setelah itu ponsel Ghia berdering, dan setelahnya Ghia  pamit untuk pergi.

"Mas aku pergi dulu, ya. Tolong jaga anak-anak kalau ada apa apa langsung kabarin, okey."

▶▶▶

"Mil, ayo sarapan dulu nak!" Panggil Septo dari ruang makan, tangannya sibuk mengolesi selai strawbery pada selembar roti kupas untuk bekal putrinya. Rutinitas pagi yang ia lakukan sebelum berangkat bekerja.

6.05

Septo menukik alisnya heran, tumben putrinya belum keluar kamar untuk sarapan. Apa jangan-jangan?

Dengan langah tergopoh-gopoh Septo menuju kamar Emily.

Dan

Benar saja, Emily tengah meringis kesakitan dengan posisi  meringkuk ditengah kasur sambil memegangi perutnya.

"Ya Allah, Emily!" Septo lantas mendekat kearah Emily, menempelkan telapak tangannya pada kening lalu berlanjut ke leher Emily untuk mengecek suhu tubuhnya

"Sa--kit paah!" Ringis Emily, tekanan tangan pada perut Emily bertambah berharap nyeri diperutnya akan hilang,"Perut ak--ku sakit!"

Septo semakin panik, apa anaknya menderita usus buntu? Mengingat dalam seminggu ini Emily sering mengkonsumsi mie pedas asal korea selatan

"Ke dokter ya, nak."

Emily menggeleng kuat, Septo semakin pusing dibuatnya,"Daripada terus sakit lebih baik ke dokter Mil, gak tega papa liat kamu begini,"

Emily menggeleng kuat-kuat, wajahnya sudah dibanjiri air mata.

Septo langsung membawa Emily kedalam gendongannya, namun belum sempat sampai di dalam mobil, Emily meronta memukuli dada Septo sehingga dengan terpaksa Septo membaringkan tubuh Emily di sofa ruang keluarga

Ice BlendedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang