||Bagian 7||

17 1 1
                                    

Selalu saja seperti ini, kau yang dengan tidak sopannya datang kedalam mimpi ku. Memporak porandakan ilusi yang menuntut untuk menjadi nyata.


🌻🌻🌻

"Kal, lihat sana!" Telunjuk Mungil Emily mengarah pada salah satu awan yang bentuknya cukup unik

Mata Razkal mengikuti arah tunjuk Emily "Mirip cotton candy ya em,"

"Apa sih. Itu milip permen kapas tau!" Seru Emily, dengan aksen anak seusianya yang belum mahir mengucapkan 'R'

"Permen kapas sama cotton candy itu sama, Em. Kaya Blue sama?"

"Biluuu!"

Emily menganggukan kepalanya paham, sementara Razkal tampak tersenyum puas karena berhasil membuat Emily paham maksudnya.

Keadaan kembali hening. Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing. Emily yang masih asyik memandang awan sambil berbaring diatas hamparan rumput dengan kaca mata renangnya, sedangkan Razkal sibuk dengan kamus bergambar yang sedang dibacanya.

"Kamu enggak bosen ya baca buku telus?" Emily merubah posisinya menjadi duduk menghadap Razkal tanpa melepas kaca mata renang biru lautnya

Razkal menggeleng, tangannya membalikan lembaran baru

Emily menghela napas panjang, menopangkan dagu pada tangan kirinya,"Emang gak bosen ya?"

Razkal menggeleng lagi, kepalanya masih menunduk mencermati setiap gambar dengan tulisan berwarna biru disampingnya

"Nyebelin kamu mah," Emily mulai beranjak dari duduknya,"Aku mau ajak coco main, ah." Emily menepuk bagian belakang rok yang dikenankannya membersihkan rumput yang tertempel

"Sini aku lepasin kacamatanya," Razkal ikut berdiri, ia mendekati Emily namun Emily melangkah mundur dengan gelengan kepala

"Nanti kamu susah liat jelas," Razkal menasehati

"Bisa kal, aku pelnah coba." Emily berbohong kali ini, pasalnya ia baru mencoba berjalan dengan satu kaki belum berjalan dengan kaca mata renang.

Razkal melipat dahinya, ia tau Emily berbohong. Lantas ia mulai mendekati Emily berniat melepaskan kaca mata itu secara paksa, namun. Emily yang cerdik justru lebih cepat berlari menghindarinya

"Tangkap aku kalo bisa!"

Langsung Razkal mengambil kamus yang sempat ia letakan diatas rumput lalu mengejar teman dengan otak batu yang sekarang sedang tertawa menantangnya.

🌻🌻🌻

Emily mengerjapkan matanya berulang kali berusaha berdaptasi dengan sinar matahari yang masuk kedalam celah ventilasi kamarnya.

Mimpi itu lagi

ia merubah posisinya menjadi bersandar pada kepala ranjang. Pikirannya masih berputar soal mimpi barusan.

Kejadian itu 10 tahun yang lalu, tapi sangat terasa jelas. Dimana hembusan napas serta suara milik cowo itu masih sangat jelas dirasakan. Dan selalu saja seperti ini, ingin hati menuntut mimpi itu menjadi nyata, lebih tepatnya terulang kembali. Dengan alur maupun latar yang berbeda namun tetap tokoh yang sama.

Emily mengusap wajahnya gusar. Tidak lagi, tidak boleh seperti ini. Berulang kali ia mencoba meyakinkan dirinya agar bisa terlepas dari genggaman masa lalu dan fokus menata hati untuk masa depan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ice BlendedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang