"Jadi, coba jelaskan padaku. Kenapa tiba-tiba kau lalai seperti ini?" tanya bosnya yang telah duduk di balik meja 'kebesarannya'.
"Saya ingin membantu seorang nenek sebentar. Dan ternyata Jimin telah merusak barangnya. Karena terlanjur rusak, saya berniat mengantar nenek itu dulu dan kembali lagi," Jungkook menjelaskan kejadian yang sebenarnya.
"Kenapa aku yang merusaknya?!" protes Jimin karena disebut sebagai perusak barang.
"Kenapa kau menyalahkan anakku?! Bukankah kau sendiri yang lalai?! Tidak sopan sekali memarahi anak dari bosmu!" bosnya menyembur dengan amarah.
Jungkook pun menunduk dan berkata, "saya minta maaf, Bos."
Namun, jawaban sang bos tidak memuaskan, "Minta maaf pada anakku juga. Dan gajimu akan tetap kupotong 20%."
Jungkook terkejut saat mendengar pernyataan bosnya. Tapi, ia hanya bisa pasrah. Kalau melawan, kemungkinan terbesarnya ia bisa dipecat.
"Saya minta maaf, Tuan Jimin. Maaf karena telah menyalahkan anda," ucap Jungkook dengan berat hati. Ia memang salah, tapi Jimin juga sebenarnya salah. Tapi, ia berusaha memakluminya karena Jimin juga masih kecil.
"Huft, iya aku maafkan!" ketus Jimin sambil bersedekap dada.
Jungkook pun keluar dari ruangan bosnya setelah pamit undur diri. Ia menghela napas lelah begitu keluar dari sana. Ia pun kembali bekerja agar gajinya tak semakin berkurang.
Namun, baru saja ingin melangkah, kakinya mati rasa. Ia tak bisa menggerakkan kakinya sedikit pun. Jungkook pun memukul-mukul kakinya agar rileks kembali. Hal itu memang cukup berhasil. Ia bisa menggerakkan kakinya kembali. Tapi, tulangnya terasa sakit karena dipaksakan.
Ia pun kembali mengangkat barang baru di bahunya. Jungkook menyernyit kesakitan saat lututnya terasa berdenyut sakit. Rasanya seperti ditusuk ribuan jarum. Namun, ia kembali berjalan mengantar barang-barang itu.
Tiba-tiba, pandangannya mengabur. Jungkook pun menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat. Namun, penglihatannya tetap saja buruk. Apa ia minus dadakan?
Walau begitu, ia masih tetap bisa melihat jalan. Karena itu ia melanjutkan pekerjaannya.
Jungkook sendiri merasa aneh dengan tubuhnya. Belakangan ini, tubuhnya sering mati rasa. Penglihatannya pun sering tak fokus. Untuk berucap pun kadang lidahnya terasa kelu. Keseimbangan tubuhnya juga kadang terganggu. Seringkali ia terjatuh saat bekerja.
Jangan-jangan ia mengalami hal yang sering muncul di dongeng-dongeng yang pernah ia bacakan untuk putrinya. Apakah ia kembali menjadi bayi lagi?
Jungkook menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran negatifnya. Mungkin ini karena ia terlalu kelelahan.
"Jungkook, ada apa denganmu? Kenapa kau melamun lalu tiba-tiba menggelengkan kepala?" tanya Taehyung, rekan kerja Jungkook.
Jungkook menoleh dan tersenyum tipis. "Ah, aku baik-baik saja. Aku hanya melamunkan diriku yang tampan ini," jawab Jungkook dengan sedikit lelucon.
Taehyung berdecih sambil tersenyum dan memukul pelan lengan Jungkook. Bisa-bisanya Jungkook masih bercanda. Jungkook sendiri hanya tertawa karena melihat Taehyung yang sedikit kesal.
"Bagaimana kabar Sunny?" tanya Taehyung. Jungkook menoleh sambil menyernyit bingung.
"Sunny? Siapa?" tanyanya.
Taehyung terkejut dan buru-buru memukul kepala Jungkook dengan keras. "Otakmu sudah rusak, ya? Sunny itu putri semata wayangmu!" Taehyung menatap tak percaya ke arah Jungkook.
![](https://img.wattpad.com/cover/150412205-288-k308762.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderful Daddy ✔
Fanfiction[Semua chapter telah direvisi] Ketika kebahagiaan sederhana direnggut dari seorang gadis kecil dan ayahnya. ❝Mereka memang terlihat indah walau sendirian. Tapi, bukankah akan semakin indah jika mereka bersama?❞ June, 2nd 2018 ー June, 27th 2018 Revis...