L e t G o

2K 203 37
                                    

Ruangan itu cukup ramai didatangi. Suasana masih berkabung. Orang-orang berpakaian hitam memasuki ruang penghormatan terakhir untuk seseorang yang telah menghembuskan napas terakhirnya kemarin sore.

Teman-teman seperjuangan saat bekerja datang guna berbela sungkawa. Beberapa teman sekolahnya pun ikut datang dengan segala ketidakpercayaan.

Di sana, terpampang foto Jeon Jungkook, di depan petinya. Bunga-bunga mengelilingi foto itu. Di foto itu, ia tampak tersenyum tanpa beban. Seolah mengejek putrinya yang tengah rapuh saat ini.

Di sebelah peti, Sunny menatap wajah sang ayah yang tampak pucat namun damai. Walau berbagai ucapan berduka cita berdatangan padanya, tapi tak ada satupun yang sampai ke gendang telinganya. Ia mengabaikan semua yang datang ke sana.

Ia punya dunianya sendiri. Dunia yang hanya ada dirinya, dan ayahnya.

"Sunny, ayo makan dulu. Kalau seperti ini terus, kamu bisa sakit," ajak Taehyung yang cemas dengan keadaan Sunny.

Sunny tampak pucat dan tidak bertenaga. Tatapannya kosong, bibirnya terus bergumam tanpa suara, dan terlebih lagi, ia sering menangis tiba-tiba. Tentu saja Taehyung sangat khawatir.

Ya, ia telah menandatangani surat adopsi untuk Sunny. Hal itu telah disetujui oleh Jungkook. Dan memang itu permintaan dari Jungkook. Jujur, Taehyung senang. Karena akhirnya ia bisa mempunyai seorang anak yang dapat ia urus dan besarkan. Namun, alasan di balik adopsi ini selalu membuatnya merasa bersalah.

Flashback

Taehyung dan Jungkook tampak sedang beristirahat di pojok pasar yang sepi. Taehyung tampak sedang mengupas ubi rebus yang masih panas. Di sebelahnya, Jungkook terdiam entah melamunkan apa.

Taehyung menoleh pada Jungkook. "Hei, kenapa melamun?" tanya Taehyung sambil membelah dua ubi manis itu.

"Aku sedang memikirkan sesuatu," jawab Jungkook dengan pelan. Dan hal itu tidak terdengar bagi Taehyung.

Taehyung bertanya sambil mendekatkan diri pada Jungkook, "apa?"

"AkuㅡHEI! Aku lupa dengan apa yang kupikirkan! Itu karena kau terus bertanya padaku!" protes Jungkook dengan ekspresi kesal.

Taehyung melongo tidak terima. "Aku? Aku kan hanya bertanya!" sanggahnya.

"Kau membuyarkan konsentrasiku!" balas Jungkook yang masih kesal. Ia benar-benar lupa tadi ia sedang memikirkan hal apa.

"Kenapa jadi aㅡ"

"Taehyung."

Yang dipanggil terdiam. Kalimatnya menggantung begitu saja saat mendengar nada serius dari sahabatnya.

"A-apa?" tanya Taehyung dengan gugup.

Jungkook menatap mata Taehyung. "Kau ingin punya seorang anak, bukan?"

Pertanyaan itu berhasil membuat seorang Kim Taehyung terkejut luar biasa. Taehyung tidak mengerti arah pembicaraan Jungkook. "M-maksudmu?"

Jungkook mengalihkan pandangannya dengan menunduk. "Aku bisa memberikannya untukmu," lirihnya.

"Sunny?" seru Taehyung, "kau gila, ya?! Mana mungkin aku mengambil anak dari temanku sendiri!" Taehyung menatap Jungkook dengan tidak percaya. Ia sangat tahu seberapa besar kasih sayang Jungkook untuk Sunny. Jadi, apa maksud semua ini?

Jungkook terdiam dan tak menjawab apapun. Namun, sedetik kemudian ia berdiri dan tertawa kencang. Sambil berkacak pinggang ia menatap Taehyung.

Wonderful Daddy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang