Part 7

45 1 0
                                    

~Sejadah Cinta
Oleh: Nia Daniati
*Part 7
---
Kau pernah mencari barang yang hilang? Kemudian saat lelah dalam pencarianmu, kau berusaha mengikhlaskannya, membiarkannya terkubur oleh waktu. Bagaimana perasaanmu saat menemukannya kembali, di saat dirimu benar-benar membutuhkannya?
Kadangkala cinta berakhir dengan ilustrasi demikian. Saat lelah dalam pencarian, kau harus berusaha melepaskan, bagaimana perasaanmu saat dirinya tiba-tiba menemuimu dengan menawarkan cinta yang lama hilang? Menyenangkan memang. Begitu mungkin gambaran yang cocok untuk mencerminkan perasaanku.
.
Dalam penantian panjangku, aku selalu berharap angan indah ini menyadi nyata. Suatu ketika, di agenda pertemuan santri di Makassar, aku dan dia dipertemukan kembali oleh Allah, dengan perasaan haru, jantungku berdetak kencang, nafasku berhembus tak beratur, siapa pria itu? Kau kah itu Abdurrahman? Kau kah kak Rahman temanku bersepeda sewaktu kecil itu?
Aku mendengarnya berceramah, dan seperti biasa, dengan gagah dan penuh percaya diri dia menyampaikan pesan-pesan hikmah lewat dakwahnya.
.
Di sudut ruang orange, berjendela persegi panjang dengan pembatas tirai biru yang menghalangi pandanganku dengannya, aku menikmati ceramahnya dengan penuh saksama. Setelah lama kehilangan jejaknya, dia datang tiba-tiba. Ya Allah, jika benar ini sekedar mimpi, jangan biarkan aku terbangun. Aku ingin terlelap lebih lama lagi, agar aku dapat memastikan bahwa yang ku lihat ini benar adalah dia.
''Siapa yang berceramah tadi?'' Aku bertanya pada salah seorang santri.
''Ustadz Abdurrahman,'' jawabnya singkat.
''Dari mana?'' Aku memastikan.
''Yang dari pulau kecil itu, bukan ya? Hehe saya lupa nama kampung beliau,'' jawab santri tersebut dengan sedikit gugup.
.
Bukan. Ternyata bukan mimpi. Syukurlah, Allah masih memberi kesempatan menemukannya kembali. Di tengah kerumunan santri itu, aku melihatnya. MasyaAllah, aku tak dapat menahan air mata, aku terisak di balik cadar yang ku kenakan. Ingin sekali menyapanya,
''Assalamu'alaikum kakak ku, kau kah itu? Mengapa lama sekali? Mengapa kau biarkan aku lelah dalam penantian? Kau tau siapa yang tengah memperhatikanmu dari kejauhan ini? Ini aku, aku yang merindukanmu dalam do'a,'' gumamku dalam hati.
--
Dia berjalan ke arah yang sama denganku. Harus ku sebut momen seperti apa suasana semacam ini? Meskipun begitu, aku berharap dia tak mengenaliku.
~Bersambung...
--

Sejadah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang