Pt.23

1.5K 122 10
                                    

Haii
Maaf banget ya udah lama ga upload lagi, bener-bener sibuk bgtt sampe 2 tahun ga up😭😭

I'm really sorry for you all...

---------------------------------------------------------




🍃🍃🍃

Jadi setelah gue cari tau tentang Daniel, iya dia udah nikah ternyata
Dan lebih anehnya lagi ternyata gue ada hubungan sama dia.
Jadi Daniel itu om gue, om yang gapernah ketemu sama gue seumur hidup dan mama gapernah cerita. Baru cerita setelah gue cerita kemarin ke mama tentang Daniel yang kalau diliat-liat tuh mirip sama adeknya papa.

"Gue masih ga paham gimana bisa dia itu om lo. Coba jelasin lagi deh" kata Jena.

"Ya jadi dia itu saudara jauhnya papa gue gitu yang tinggal di Australia, jadi gapernah ketemu keluarga gue juga" jelas gue ke Jena.

"Ohh gue paham, berarti dia itu om lo ya?" ditanya lagi, dia tuh bodoh banget gue rasa.

"Ya iya Jen, gue udah bilang tadikan" jawab gue dengan tatapan kesal.

---

Di Apartement

Jadi gue berniat untuk dateng ke om Daniel, sekedar untuk nyapa sebagai keponakan yang baik aja gitu.
Gue pencet bellnya dan nunggu sampai pintu dibuka.
"Hai Lila" sapa om Daniel seraya mempersilahkan masuk.

"Iya hai, om"

"Om? Maksudnya gimana?" tanya Daniel yang belum ngerti.

"Iya, om. Jadi kemarin aku nelfon mama, dan mama ngejelasin semuanya kalau om itu ya om aku tapi om jauh gitu, om taukan Leonardo?"

"Leonardo? Almarhum Leonardo yang sudah lama meninggal itu?" tanya Daniel dengan wajah kaget.

"Iya, dia papa aku. Mungkin mama bakal nelfon om juga dan ngejelasin" jawab gue.

"Bener-bener dunia ini sempit banget ya ternyata."

"Iya om, ternyata om dosen aku dikuliah. Bisa kali ya om tambah nilai sedikit gitu hehehe" namanya juga gue ga pinter-pinter banget yah.

Kira-kira begitu yang gue omongin sama Om Daniel, setelah itu istrinya om pulang dan gue memperkenalkan diri lalu balik ke room gue sebelum ditelfon Jena.

🍃🍃🍃


Keesokan harinya semua berjalan seperti biasanya.
Gue kuliah, makan siang sama Jena, pulang ke apart, ngecall Guanlin,  mama & Seonho, terus tidur, nugas dan ngabisin waktu bareng Jena.

Semakin hari gue semakin terbiasa hidup disini, hidup mandiri gitu. Gue juga terkadang kangen sama mama, Guanlin, Seonho. Kangen juga suasana Jakarta yang ramai, sering macet. Kota gue banget Jakarta.
Dan bahasa inggris gue pastinya makin fasih, bisa aja ketemu jodoh orang sini tapi gue inget sama Guanlin, dia udah setia, ya gue juga harus, yakan?

Terakhir gue telfon Guanlin, dia udah beradaptasi sama lingkungan kuliahnya juga, udah dapet banyak temen yang sefrekuensi sama dia.
Dan gue juga, ga Jena aja.
Tapi ya Jena yang paling deket dan kenal gue.

---

"Jen sore ini makan diluar yuk. Tempat yang kemaren kita lewatin" ajak gue.

"Ohh itu, ayo ah. Tempatnya bagus gitu, aesthetic"

Gue dan Jena pun bersiap buat pergi ke restaurantnya.
Setelah sampai, kita mesen dan langsung foto-foto buat feeds instagram pastinya.
Ga terasa udah makin malam.
Besok kita ada kelas pagi, jadi kita gabisa lebih lama lagi disini.
Kitapun balik ke apartement dan mengistirahatkan tubuh untuk malam ini.

🍃🍃🍃

Ena »Lai GuanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang