"Jadi ini sebabnya lo sering bolak balik ke toilet Park Woojin?"
"Baejin? Lu ngapain disini?"
Jinyoung berjalan mendekat ke meja Café yang ditempati Dua manusia manis itu. Menarik kerusi disisi Jihoon lalu memandang intens woojin yang duduk berhadapan dengan Jihoonnya.
"Lo ngidap Hanahaki kan?"
"Seperti yang lo dengar tadi lah"
Jihoon hanya berdiam. Ntah mengapa ia rasa ia harus berdiam. Setiap di dekat Jinyoung jantungnya sangat heboh karna itu ia memilih untuk menutup mulutnya rapat rapat.
"Bodohnya gue baru menyadarinya setelah lo berada di tahap akhir... Kamu juga Hoon! Kenapa tidak pernah bilang padaku?!"
Jihoon sedikit tersentak saat dibentak Woojin liat itu. Bagaimanapun ini kali pertamanya ia melihat Jinyoung membentaki Jihoon.
"Maaf.."
Hanya itu yang keluar dari celahan bibir sahabatnya sebelum sahabatnya itu menunduk.
"Lo gausah marah ke Jihoon. Gue yang nyuruh dia buat rahsiain ini. Yang seharusnya lo marah tu gue"
Jinyoung melirik sebentar ke arah Jihoonya. Jihoon menunduk meremas erat fabrik yang ia kenakan.
Tangan Jinyoung terangkat untuk menggenggam tangan Jihoonya. Jihoon? Tentu saja kaget.
"Aku ga marah kamu jangan takut. Aku ga marah kok"
"Cieee sama jihoon aku kamuan lu dasar"
"Gausah ngiri anjing"
"Sabar guetuh"
•
"Lo gaada niatan buat operasi Jin?"
"Maaf Bae, tapi gue benar benar gamau operasi. Jikapun gue hidup setelah operasi, perasaan cinta gue hilang. Bagaimana bisa gue hidup tanpa perasaan itu?"
"Gue menghormati keputusan lo."
"Itu yang terbaik hehe, jaga Jihoon baik baik yah. Jumpa lagi di sana nanti :3"
"Lo bikin gue sedih anjir"
"Lo pikir gue ga sedih?"
"Kita semua pasti bakal kangen banget sama lu"
"Kalo kangen kudu selalu jengukin kuburan gue, bersihin sekalian"
"Bodo Jin"
"Napa kalo gue bodo? Ngiri lu?"
"Au ah tampol juga lu galama"
"Gue aduin ke Jihoon ni?"
•
•
•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.