Setelah berjam - jam mereka naik Pesawat, Akhirnya mereka sampai di Bali. Setelah turun dari Pesawat, Robby merasa mual. Dia sempat ingin muntah.
"Kenapa lo Rob?" Tanya Rakha.
"Naik pesawat aja Mabok!" Celetuk Vira.
Vira, Fiona, Rakha dan Khasyim jalan duluan. "Dua kali aja gue ditinggalin..." Keluh Robby. "Woy! Tungguin!"
•=•
Sambil mencari Hotelnya, mereka bermain - main dulu di Pantai. Saat ingin mengganti baju, tiba - tiba Vira ingin buang air kecil.
"Fiona, temenin yuk, cari kamar mandi, kebelet nih..." Pinta Vira.
"Oke oke."
Mereka pun pergi ke Kamar Mandi yang letaknya masih disekitar pantai. Ketika Vira ingin masuk ke Toilet, ia dihalangi oleh seorang nenek tua yang sedang menyapu dedaunan.
"Nek, bisa permisi dulu gak? Saya kebelet nih." Kata Vira.
Nenek itu tetap menyapu. "Nek, misi dong!"
"Kan masih ada toilet yang lain..." Kata Nenek itu.
"Tapi, yang lain ada orangnya. Misi ya yaa.."
Nenek itu tetap tidak mau pergi. Kesabaran Vira sudah mulai habis. Iapun dengan sengaja mendorong nenek itu hingga jatuh dan tersungkur ke Tanah. Fiona yang melihatnya merasa kasihan pada nenek itu. Ia membantu nenek itu berdiri dan Vira masuk ke Toilet. Tanpa sepengetahuan mereka berdua, nenek itu menghilang.
Usai dari kamar mandi, Vira mengajak semua temannya untuk pergi ke Hotel yang telah di booking.
•=•
Sesampainya mereka di hotel, mereka justru merasa ini bukanlah sebuah hotel.
"Ini serius hotelnya? Kok kayak rumah biasa ya?" Pikir Fiona.
"Mungkin desainnya khusus." Kata Khasyim yang masih saja bermain dengan ponselnya.
"Udahlah ayo masuk aja!" Ajak Vira.
Mereka pun masuk kedalam untuk bertanya - tanya. Namun sebelum itu didepan pintu masuk, Langkah Vira terhenti karena melihat nenek yang tadi ia lihat di pantai sedang menyapu di depan Hotel.
"Nenek, nenek yang tadi kan?" Tanya Vira.
"Lo kenal Vir?" Tanya Rakha.
Vira menganggukkan kepalanya, "Sebaiknya kalian tidak memasuki kamar itu." Ucap nenek itu.
"Kamar? Nenek siapa sih? Dari tadi aneh banget." Kata Vira sinis.
Karena merasa nenek itu aneh, mereka masuk tanpa menghiraukan nenek itu lagi.
Didalam, mereka bertemu dengan Ariska si Penjaga Hotel. "Selamat datang, kalian pasti dari Jakarta ya? Kamar kalian sudah siap."
"Terimakasih." Kata Vira, "Oh iya, saya mau nanya. Nenek yang nyapu didepan itu siapa ya?"
"Itu nenek Yanti. Dia memang sering membantu - bantu di hotel ini." Jawab Ariska.
"Emang ini hotel ya? Kok nggak tingkat sih?" Tanya Rakha.
"Kami memang hanya punya 6 Kamar. Kalian menetapi kamar no 1 - 5."
"Oh."
"Ini kunci kamarnya, jika perlu sesuatu beri tahu saya saja." Kata Ariska sambil memberikan kuncinya.
Mereka pergi ke Kamar masing - masing. Kamar yang bersebrangan memudahkan mereka untuk bertemu.
•=•
Sore hari, Vira sedang minum teh didepan jendela. Suara desikan sapu lidi terdengar, Vira membuka hordengnya dan melihat nenek Yanti yang sedang menyapu.
"Itu nenek tua, kok nyapu terus ya?" Pikirnya.
Vira pun keluar untuk menemui nenek itu. Saat Vira datang, nenek Yanti berhenti menyapu.
"Nek, tangan nenek gak capek apa nyapu terus?" Tanya Vira.
"Semenjak kejadian itu, aku sudah bertekad untuk menjaga hotel ini." Jawab Nenek itu.
Vira tidak mengerti. Nenek itu berbalik dan kemudian menghilang. Vira kaget dan langsung berlari kedalam hotel sambil teriak - teriak.
Ia menabrak Fiona yang sedang berjalan. "Ada apa?" Tanya Fiona.
"Nenek itu," Kata Vira ketakutan.
"Katanya pemberani. Tapi sama nenek - nenek kok takut," Ejek Khasyim.
Vira membantah, "Dengar ya, Viralani tidak akan pernah takut dengan hantu. Apalagi dengan seorang nenek tua."
Khasyim tidak menghiraukannya dan berjalan lagi dengan mata yang terus menatap ke Ponsel.
"Mainkan saja terus ponselmu itu!" Ujar Vira kesal.
•=•
Matahari hampir terbenam. Vira yang sedang membaca buku dikamarnya terus saja memikirkan soal nenek Yanti. Ia sangat gelisah. Dia sangat yakin bahwa nenek itu tadi bisa menghilang.
Dia pun diam - diam keluar kamar untuk menemui Ariska si Penjaga Hotel.
"Mbak, saya boleh bicara sebentar?" Tanya Vira.
"Iya,"
"Tapi, jangan disini ya,"
Mereka pun pergi ke Taman disamping hotel. Vira bertanya - tanya tentang Nenek Yanti pada Ariska.
"Sebagian masyarakat disini percaya bahwa Nenek Yanti itu adalah orang sakti. Dia bisa memanggil roh - roh dan juga bisa berkomunikasi dengannya."
"Hah? Masa sih?"
"Saya juga tidak terlalu percaya, Tapi kejadian - kejadian masa lalu di Hotel ini membuat saya sedikit - sedikit mulai mempercayainya,"
"Tapi, masa iya sih. Gak percaya ah." Vira membatin.
"Makasih ya Mbak Ariska informasinya."
"Ariska saja,"
Vira tersenyum, "Iya,"
Setelah berbicara dengan Ariska, Vira makin penasaran dengan Nenek Yanti. Ia terus memikirkannya sampai larut malam.
•=Bersambung=•
Menurut kalian, nenek Yanti itu siapa sih?
Oke, Next Part
Jangan lupa Vote and Comment yaa...
Biar Author Fast Update.
KAMU SEDANG MEMBACA
6 : The Number Of Death
HorrorSequel Lorong Lantai Tiga . . Silvi yang sudah bertahun - tahun memiliki kemampuan Indera ke - 6 memutuskan untuk menutupnya dan akhirnya ia menikah dengan Wira. Dari hasil pernikahannya mereka dikaruniai satu anak perempuan yang diberi nama Vira. ...