Vira mengganti pakaiannya yang basah. Sedangkan Fiona menunggunya di luar Toilet sambil membaca buku.
"Haaaahh!!" Vira terkejut, "Fio lo ngapain duduk dikasur gue!? Kan jadi basah ih,"
Fiona langsung berdiri dan menyadari benar yang didudukinya tadi basah. Tidak kepikiran olehnya sebelumnya, langsung ia duduk disana sambil asik membaca buku.
"Aduh maaf Vir, gimana dong ya? Panggil petugas sini aja,"
"Iya juga ya, Sudah lo ganti dulu deh," Perintah Vira.
Fiona pergi mengikuti arahan Vira barusan. Vira menelpon layanan servis Hotelnya. Tak lama ada yang datang dan membereskannya.
"Loh Nek Yanti, Kok nenek yang datang sih?" Tanya Vira.
"Saya hanya ditugaskan," Jawab Nek Yanti.
"Oh yaudah, beresin ya Nek,"
Nenek Yanti menggantinya dengan seprai yang baru. Vira duduk santai dengan layar ponselnya yang terus di scroll.
"Permisi cu, Ini sudah ya," Ucap Nek Yanti. Vira bangun dan memberikan ucapan Terima kasih padanya. Setelah itu, Nek Yanti pergi. Sebelumnya dia berkata, "Cepat kembali ke asalmu ya,"
Vira mengerutkan alisnya, melirik sinis Nek Yanti yang berjalan ke arah pintu sambil menyilangkan tangannya.
•=•
/Kamar Khasyim/
Lantunan ayat Al-Qur'an dibacakan olehnya. Merdunya, dia mewariskan itu dari Rasyid. Bacaannya bagus, dan keras namun tidak merusak bacaan itu sendiri.
Rakha dan Robby masuk ke kamarnya. Mereka berusaha untuk tidak berisik dan lebih menjaga sikap, karena Khasyim sedang menghadap Sang Pencipta.
Khasyim menyelesaikan bacaanya. Barulah Rakha dan Robby kembali ke sifat asli mereka yang berisik.
"Syim, lo sholat apaan? Belom juga dzuhur," Tanya Robby.
"Materi SD sudah lupa ya, Rob?" Tanya balik Rakha. Robby menunduk malu.
Khasyim tertawa dan menjelaskan, "Ini sholat Dhuha, Emang jam segini biasanya," Saat itu sedang menunjukkan pukul 10 Pagi.
"Gitu noh kalau ada yang nanya. Kembaran lo lebih sopan Hahaha," Ledek Robby untuk Rakha.
"Astaghfirullah gue mah juga klo lagi alim gak diumbar - umbar, Rob,"
"Lagi gue bingung dah sama kalian. Kembar tapi sifatnya beda banget, Khasyim Anak baik - baik, Rakha Anak......" Tidak dilanjutin sama Robby.
"Bener - bener lo ye!" Geram Rakha.
"Mau ngapain sih?" Syukurlah Khasyim bertanya jika tidak habis sudah muka Robby.
Mereka duduk santai di lantai dan mulai berbincang.
"Gini..." Rakha memulainya.
•=•
/Rumah Silvi & Wira/
Silvi masih disibukkan dengan kegiatannya di dapur. Sudah kewajibannya juga setelah menikah. Sementara itu Wira berolahraga lebih tepatnya Gym sendiri di rumah. Memperkencang otot - ototnya. Keringatnya berkucuran nampak sekali dia serius melakukan latihan. Namun kejadian tak terduga terjadi, tangannya kram seketika saat mencoba mengangkat barbel. Dijatuhkanlah barbel berat itu, "Akhhhh!" Teriaknya. Sakit itu dirasakannya.
Silvi mendengar itu dan menghampirinya, "Kenapa nih?"
"Kram lahh aduhh," Rengek Wira. Sifat Kekanak-kanakannya masih ada.
"Yaudah aku harus gimana dong?" Silvi panik. Dia mencari minyak urut dan mengurut suaminya itu.
"Kalau sakit bilang yaa," Katanya.
( Kretek ) kira - kira begitu bunyi otot Wira saat diurut Silvi.
"AKKKKHHH SAKITTT!" Keluh Wira.
"APAAN SIH INI AKU PELAN LOH," Bantah Silvi.
Ya terjadi adu bacot antara mereka. Walau begitu Silvi tetap mengurutnya.
"Sudah, masih sakit?"
"Enakan," Setidaknya sakitnya sudah berkurang. Tapi bekas kramnya masih berasa.
"Eh bentar. Tadikan aku lagi masak, Wir!!" Silvi panik (pt:2).
Buru - buru ia ke dapur. Dan, "Oiya untung tadi sudah matiin kompornya. Huft gajadi gosong,"
Bersambung
Next Part? Tunggu aja yaMungkin ada yang mau lebih dekat sama aku ( Kepedean banget tolooong!! )
IG & TWT : syifkar
KAMU SEDANG MEMBACA
6 : The Number Of Death
HorrorSequel Lorong Lantai Tiga . . Silvi yang sudah bertahun - tahun memiliki kemampuan Indera ke - 6 memutuskan untuk menutupnya dan akhirnya ia menikah dengan Wira. Dari hasil pernikahannya mereka dikaruniai satu anak perempuan yang diberi nama Vira. ...