Queen terbangun dari tidur nya. Entah kenapa, tiba-tiba ia merasa mual, tak enak badan, dan kepala yang berat karna pusing di kepala nya. Queen menyenderkan tubuh nya di kepala kasur dan mengambil ponsel nya. Queen melihat post-it yang di tempel di layar ponsel nya. Ia tahu kalau itu dari suami nya. Queen mencopot post-it itu tanpa membaca nya terlebih dahulu lalu menelpon seseorang di seberang sana.
Nomor yang ada hubungi sedang tidak dapat di hubungi.
Queen mencoba hingga beberapa kali. Tapi hasil nya sama. Queen menghela nafas nya lelah sambil memijat kepala nya yang semakin pusing. Ia menoleh ke samping. Kedua buah hati nya masih tertidur lelap.
Queen memaksakan diri nya untuk ke kamar mandi untuk membasuh wajah nya tanpa menutup pintu nya. Saat sedang mencuci muka dan membasuh nya dengan air, Queen menatap wajah nya di cermin. Pandangan nya tampak berbayang-bayang hingga...
🍂🍂🍂
"Halo tuan."
"Iya bi ada apa?"
"Tuan, nyonya–"
"Aduh bi, saya sibuk banget. Telfon nya nanti aja ya. Dah bi."
Bart mematikan ponsel nya dan meletakkan nya di atas meja lalu fokus pada rapat nya.
🍂🍂🍂
Queen membuka indra penglihatan nya yang tampak rabun sebelum semua nya menjadi jelas. Queen melihat kesekeliling nya yang masih buram. Aroma rumah sakit langsung menyerbu indra penciuman nya.
Pria berjas putih yang sedang merapihkan sesuatu yang tak di ketahui nya tengah membelakangi nya. "Permisi." suara serak nya membuat pria itu membalikkan tubuh nya lalu berjalan mendekati Queen sambil tersenyum.
"Maaf, saya kenapa bisa ada disini yah?" tanya Queen. "Apa suami nyonya bisa datang kemari? Saya dokter di rumah sakit ini. Dan saya perlu bertemu dengan suami nyonya." tanya pria itu yang baru Queen ketahui adalah seorang dokter.
"Suami? Suami saya lagi kerja, dok. Memangnya ada apa? Apa dokter harus sekali bicara dengan suami saya?"
"Tidak juga, bu. Saya hanya ingin membagi kabar ini dengan suami ibu."
"Kabar? Kabar apa dok? Beritahu saya."
***
"Sayang, kamu kenapa? Kok kamu bisa masuk rumah sakit? Kamu sakit? Atau apa? Kenapa gak bilang aku?" tanya Bart sampainya di rumah sakit. Selama di perjalanan ia terus di selimuti rasa khawatir. Ia merasa sangat bersalah. Ia lebih mementingkan pekerjaan di bandingkan istri tercinta nya. Ia memanglah suami yang bodoh!
"Gapapa Bart. Aku gak kenapa-kenapa. Cuman pingsan di kamar mandi aja tadi." balas Queen ramah. Bart mengenggam kedua tangan Queen kuat lalu menempelkan nya pada kening nya sambil memejamkan matanya.
"Maafin aku yah sayang. Ini semua salah aku. Aku gaada di samping kamu saat kamu pingsan. Aku bukan suami yang baik dan sigap buat kamu. Aku minta maaf! Aku bener-bener minta maaf, sayang."
Queen tersenyum bahagia lalu mengusap kepala Bart penuh sayang. "Gapapa, Bart. Ga usah permasalahkan itu. Aku kan udah bilang kalau aku gapapa. Mending kamu urus anak kita aja."
"Kamu tenang aja, Benaya sama Luna ada yang jagain kok di rumah." balas Bart. Queen mengambil tangan kanan Bart lalu meletakkan nya diatas perut nya yang masih rata.
"Bukan Benaya dan Luna. Tapi calon anak kita yang baru." jawab Queen senang.
***
"Hah? Mama bener? Benaya bakalan punya dedek baru?" tanya Benaya senang. Dengan senang hati pula Queen menganggukan kepalanya. "Wahhh, Benaya seneng banget deh bentar lagi punya dedek bayi baru."
"Makanya, kalau mau punya dedek baru, mama nya di jagain dong. Jangan ngomong doang." sahut Bart yang tengah mengusap perut istrinya. Queen yamg mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa tertawa geli sedari tadi.
***
Haii. Maaf ya Author lama banget update nya. Maafff banget🙏.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Husband 2 ✔
RomanceSequel My Possessive Husband. Jadi, di saran kan sebelum membaca cerita ini baca dulu My Possessive Husband yang pertama ya. Karna apa? Supaya para readers semua ngerti tokoh-tokoh nya. Cerita nya di jamin lebih seru kok. Jadi jangan sampai ke tingg...