Bagian Dua

120 4 0
                                    

"Salma! "

    Salma yang baru datang bersama Hana menoleh ke asal suara. Terlihat Azzam berjalan ke arah mereka. Hana terbelalak kaget melihat Azzam yang biasanya terlambat, hari ini dia datang pagi-pagi sekali bersama mereka.

    "Keajaiban dunia," gumam Hana yang terdengar samar di telinga Salma.

    "Apa, Han? " tanya Salma kurang jelas.

    "Keajaban dunia, Sal! Orang kayak Azzam dateng pagi-pagi?! is it dreaming?! wow! " Ulang Hana terheran-heran.

   Jelas saja Hana tau bahwa Azzam masuk ke dalam langganan siswa yang sering terlambat. Karena Hana termasuk bagian kedisiplinan yang bertugas mengawasi hal-hal yang berkaitan dengan tata tertib di sekolah.

   Tidak hanya sering. Bisa dibilang, setiap hari Azzam datang terlambat.  Dan wajar saja Hana bertingkah sangat takjub melihat kehadiran Azzam yang terbilang sangat pagi ini.

    "Lo biasanya dateng jam-jam segini? " tanya Azzam saat sampai di hadapan Salma dan Hana.

   "I...ya, kenapa? " jawab Salma kaku. Dia menunduk tidak berani menatap Azzam.

   "Hebat ya, lo! gue aja baru kali ini dateng sepagi ini. Ya nggak, Han? " ujar Azzam sambil melirik Hana meminta persetujuan.

   Hana hanya menjawab dengan mengangkat bahunya tidak peduli.

  "Lo mau kemana, Sal? "

  "Ya jelas mau ke kelas, lah! pake nanya," jawab Hana sewot.

  "Kok jadi lo yang sewot? orang gue tanyanya ke Salma kok. Dasar Mak Lampir!"

   "Eh, apaan sih lo! Kura-kura tua! "

   "Ihh... kalian apa-apaan, sih! Malah jadi pada berantem gini. Udah ah, aku mau ke kelas. Assalamu'alaikum! " Salma pergi meninggalkan mereka.

   "Wa'alaikumsalam," jawab Hana dan Azzam kompak.

   Mereka saling diam melirik dengan tatapan membunuh.

   "Eh, Salma! kok ditinggal, sih! " seru Hana yang baru sadar bahwa Salma meninggalkannya. Azzam menatap bingung kepergian Hana. Lebih tepatnya, heran.

   "Dasar Mak Lampir aneh!" umpat Azzam kesal. Dia pun segera menuju kelasnya. Bukan, bukan kelas. Lebih tepatnya, tempat tidur.

-...-

Waktu istirahat, Salma masih terdiam dengan menopang dagu di atas tangannya. Hana yang melihat sahabatnya tidak beranjak dari kursinya merasa heran. Dia pun mengibaskan tangannya di depan Salma.
 
  "Woy! Sal, kamu masih inget aku kan? " ujar Hana polos.
 
  Salma melirik sahabatnya itu. "Nggak, udah lupa! " jawabnya galak.
  
  "Ya Allah, Sal. Kamu kenapa lagi, sih? murung aja kerjaannya. Bosen tau liat muka ditekuk kayak gitu. Mending kita ke kantin beli siomay bang Umam. Iya nggak?"
  
  Salma hanya diam dan masih dalam posisi yang sama. Hana yang merasa tidak dipedulikan menghela napas panjang. Dan bangkit dari kursi berjalan keluar kelas.
  
   "Ya udah, aku ke kantin sendiri aja, deh! Siomay bang Umam pasti udah nunggu buat disantap. Enak banget nggak sih makan siomay habis pelajaran fisika?" teriak Hana tidak jelas di depan pintu masuk.
  
   Saat merasa tidak diperhatikan oleh Salma, Hana pun melanjutkan langkahnya. Tapi, langkahnya terhenti begitu saja karena kedatangan Azzam. Seketika, kelas XI MIPA 2 menjadi heboh karena kedatangan pentolan sekolah. Apalagi, teriakan histeris dari para fans Azzam saat Azzam memasuki kelas XI MIPA 2.

  "Salma mana? " tanya Azzam pada Hana yang masih tertegun akan kehadiran Azzam yang tiba-tiba.
 
   "I..itu disana, " ujar Hana menunjuk ke arah Salma yang masih tetap dalam posisi awalnya.

Mimpi-mimpi SalmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang