Altair
"Saya tetap Auriga yang mencintai Altair"
●
Alta menatap seseorang didepannya dengan perasaan menggebu, pandangannya mulai memburam.
Ia rindu, kepada lelaki dihadapannya ini.
"Ga?"
Lelaki itu menoleh tersenyum tipis dan alisnya mengangkat satu.
"Riga?" Alta masih meyakinkan diri jika lelaki dihadapannya ini Auriga. Auriga-nya.
"Iya, saya Auriga."
Alta tersenyum senang, ia berjalan mendekat.
"Kamu siapa?"
Langkah Alta berhenti, senyumnya hilang, dan hatinya patah.
Alta mundur dua langkah sambil menggelengkan kepalanya, tidak mungkin kan semua kemungkinan buruk itu benar benar terjadi kan?
"Auriga," lirih Alta sebelum akhirnya Alta berlari menjauhi Auriga.
Hatinya sesak, ia tidak menyangka jika Auriga-nya akan melupakannya.●
Alta membuka kertas lusuh dari selipan buku diary-nya.
Kertas terakhir yang diberikan Auriga kepadanya.
Kertas berisi tulisan tangan Auriga sebelum semua ini terjadi.
°Saya tetap Auriga yang mencintai Altair°
"Kamu bohong Ga, kamu bohong." Alta menangis, ia benci ini semua.
"Bahkan kamu aja lupa sama aku, terus kamu bilang kamu tetap Auriga yang mencintai Alta. Bohong kamu Ga. Kamu bilang semua baik baik aja, tapi apa?"
Alta terisak, habis sudah.
Alta menulis dibawah tulisan tangan Auriga.
°Altair hanya akan menjadi kenangan yang terlupakan untuk Auriga°●
29 Mei pukul 19:59·
Note : ini bukan cerita saya, ini sepenuhnya karya milik teman saya, namanya Altair.
Dan saya publish cerita ini karena beberapa hal, sebab beberapa bagian dari cerita ini sama dengan cerita hidup saya, persis.
ah iya, kalo kalian suka dan nunggu kelanjutan cerita ini, saya mau ngasih tau kalo saya publishnya sesuka hati, hehe.
So, get reading!♥
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAIR.
Non-Fictionbeberapa part saya private, jadi kalo mau baca follow saya dulu. bukan untuk apa apa, karena ada beberapa hal yang mirip kisah nyata saya. Satu lagi, cerita ini re-plublish dari work aksara. I hope you enjoy it!❤