Let's talk about love

8.2K 405 25
                                    

JENNIE POV

Kulihat pantulan diriku di depan cermin. Tanganku terulur merapikan tatanan rambutku yang digerai lurus.

"perfect" Gumamku seraya memperhatikan make up yang menempel diwajahku.

Kudorong kursiku kebelakang seraya memperhatikan baju yang kukenakan. Penampilan yang sempurna. Feminim, swag dan sexy. Hanya aku yang bisa menampilkan ketiga item tersebut bersamaan.

.

Blackpink in your area!

Suara penonton begitu riuh. Banyak yang meneriakkan nama kami dan menyanyikan lagu kami. Ya, balckpink memang masih rookie. Namun jangan pernah meremehkan kami.

Aku menari dan bernyanyi dengan penuh semangat. Menunjukkan bakat dan pesona yangku miliki. Ini pertama kalinya blackpink hadir di acara award. Namun ini terasa seperti grupku telah debut bertahun - tahun dan mempunyai banyak penggemar.

Sesekali aku melirik kursi artis - artis pengisi acara dan mereka semua terlihat sangat takjub bahkan ada yang sampai menirukan tarian kami. Aku tersenyum bangga, hanya rookie YG yang bisa seperti ini.

Kau tidak lupa dengan janjimukan? ✔

Kuhentakan kakiku kasar seraya melumpahkan segala kekesalan yang menyelimutiku. Oh shit! Sudah berapa hari dia menghilang tanpa kabar. Membuatku semakin mengkhawatirkannya.

" Setelah ini free timekan?" Ujarku dingin tanpa menatap manajer disampingku.

" Ya, kalian berempat punya waktu bebas sampai lusa. Kalian mau makan dulu sehabis ini?"

Kami berempat -Aku, Lisa, Jisoo dan Rose- saling menatap dengan tatapan yang sulit diartikan. Sedetik kemudian kami menjawab dengan serempak, " Tidak!"

Louis New Zeland Resto

Aku memakai hoodie hitam dan memasang masker diwajahku, tak luput sebuah kacamata hitam bertengger indah di mataku.

" Aku tidak pulang dorm hari ini, besok saat aku ingin kembali akan aku hubungi" Sopirku mengangguk dan membukakan pintu mobil padaku.

Mengapa aku kemari? Terkadang aku menghabiskan waktu luangku disini, alasannya karena aku hanya bisa berbicara dengan seseorang disini. Kalian nanti juga tau siapa orangnya.

Resto ini milik keluargaku dan sekarang sudah dihibahkan padaku. Hanya orang - orang tertentu saja yang bisa ke resto ini. Jadi aku tidak khawatir akan ada paparazi atau sasaeng yang mengikuti.

" Selamat datang nyonya" Sapa salah satu pelayan padaku. Ah' sudah lama aku tidak kemari, mengingat jadwal blackpink yang semakin padat dan minimnya waktu luang. Aku mengangguk dan melanjutkan langkahku ke lantai dua resto ini. Yaitu apartemen pribadiku.

Jari lentikku menekan password dipintu dan sedetik kemudian pintu terbuka.

Kosong

Aku mengerutkan wajahku kecewa, bisa - bisanya dia lupa akan janjinya. Apa dia sok sibuk lagi? Aku benar - benar kecewa padanya.

Aku menghentakkan kakiku masuk dan membuka penyamaranku. Kulempar hoodie, masker serta kacamata itu asal. Kalau aku tau akan seperti ini, lebih baik aku ikut lisa shopping daripada membusuk disini sendiri.

" Hentakan kakimu hampir membuat lantai ini runtuh"

Aku tersentak saat sebuah tangan mengalung dileherku. Wajah yang kukhawatirkan dan membuatku uring - uringan selama ini menatapku sejuk. Senyumannya mengembang membuat detak jantungku tak karuan dibuatnya.

" Kim Hanbin" Panggilku pelan seraya menatap si pelaku yang menjadi alasan kuat aku kemari. Tentu disini satu - satunya tempat dimana kita dapat menghabiskan waktu berdua, tanpa takut endusan dari dispatch ataupun dari YG.

" Hmm"

Hah' dia tau betul bahwa wanita selalu lemah saat dipeluk dari belakang seperti ini. Seketika rasa kesalku itu langsung menguap tergantikan rasa bahagia.

" Kalau kau menghilang tanpa kabar seperti kemarin aku tak segan - segan menciummu di depan Yang sajangnim"

Hanbin terkekeh pelan dan membalikkan badanku agar menatapnya. Ia membelai rambutku lembut dan menatapku penuh damba.

" di MV debutmu kau cantik sekali, kudengar fanboymu yang paling banyak. Aku cemburu" Aku tersenyum mendengar pengakuannya. Inilah Hanbin, selalu to the point. Membuat pipiku memanas dibuatnya.

" Sepertinya posisi leader ikon yang berkharisma terancam" Godaku

Hanbin tertawa pelan. Jelas itu tidak mungkin, hatiku telah terkunci padanya. Dan tidak semudah itu untuk berpaling darinya.

Ia menangkap wajahku dengan kedua tangannya. Sesekali tangannya menyibakkan rambutku yang menghalangi pandangannya. " Aku merindukanmu" Matanya melihatku secara teliti, seakan setiap inchi dari wajahku tak ingin terlewat dari pandangannya.

" Aku juga merindukkanmu"

Cup

Bibir Hanbin mendarat lembut di bibirku. Tangannya beralih menyelip ke pinggangku dan mendorong tubuhku lebih dekat padanya. Menghapus jarak antara kita berdua.

Ia mulai menggerakan bibirnya dan memelukku semakin erat. Melumat serta meyesap setiap sudut dari bibirku. Jujur, aku menikmati segala perlakuannya kepadaku. Membuatku semakin tak ingin jauh lagi darinya dan berlagak jadi orang asing saat diluar sana.

" Seandainya aku bisa selalu bersamamu kapanpun aku mau" Ujarku disela ciuman kami dan dibalas Hanbin dengan tatapan sendu.

" Kita sudah memilih jalan ini demi karir kita" Balasnya mengelus bibirku dan mengelap sisa saliva yang menempel di bibirku. " Setidaknya aku masih bisa menjagamu dari jauh"

Kusandarkan kepalaku di dada bidang hanbin dan memeluknya erat. " Entahlah, tapi aku semakin tak tahan melihatmu melakukan fanservis. Mereka bisa memelukmu bahkan menciummu. Apalagi di konsermu yang terakhir ini kau menunjukkan abs-mu kepada mereka. Rasanya aku ingin mencolok mata mereka satu persatu"

Hanbin kembali tertawa, bahkan kali ini jauh lebih keras daripada sebelumnya. Kurasa tidak ada yang lucu dari perkataanku, kenapa dia tertawa? Padahal aku sedang meluapkan kemarahanku.

Sedetik kemudian badanku diangkat olehnya, sontak aku mengalungkan tanganku dilehernya untuk berpegangan. " Ya, apa yang kau lakukan!" rontaku digendongnya.

" Untuk apa kau marah? Bahkan kau bisa melihat abs-ku secara langsung" Aku membulatkan mataku, Bukan ini maksudku. Aku cemburu tapi bukan berarti aku menginginkan abs hanbin. Itu cuma perumpamaan. Oh astaga, ini bahaya!

Kiss Me Baby - JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang