Nothing

1.7K 170 11
                                    

Semoga cerita ini bisa sedikit menghibur kalian ya. Ikonic itu kuat, ingat itu :)

.

~Flashback

Seoul, July 2012

JENNIE POV

" Jennie, kau tidak pulang?"

Aku bersender pada dinding kaca dibelakangku kemudian mendudukkan diriku disana. Huh' latihan hari ini sungguh menguras tenaga.

" Aku ingin tinggal sebentar" Jawabku kepada Hanna yang tengah merapikan ranselnya.

" Eonni, kau sudah melihat video itu? " Tanya Lisa. Kami bertiga baru saja menyelesaikan koreografi tim kami untuk evaluasi bulanan minggu depan.

" Belum" Aku membuka botol minum digenggamanku dan meneguknya hingga habis.

" Jangan lihat video itu! Sebelum ada pengumuman resmi debut kita tidak boleh menyerah. Lagi pula tim kita jauh lebih baik daripada tim mereka" Sahut Hanna optimis dan penuh keyakinan.

" YG menyebut mereka Future 2ne1 dan itu membuatku sedih" Lisa menghempaskan dirinya disofa.

" Sudahlah jangan difikirkan, bagaimana kalau kita menyusul Chaeyoung dan Miyeon makan daging?"

" Kajja"

" Jennie? Kau tidak ikut? Ayolah" Aku hanya tersenyum tipis dan kembali menggeleng. " Tidak kalian saja"

" Jangan pulang pagi ne, kau juga perlu tidur" Pesan Hanna sembari menarik Lisa keluar dari ruang latihan.

" Arraseo"

" Bye Eonni"

Setelah perginya Hanna dan Lisa, ruangan ini menjadi begitu kosong nan sepi. Jam menunjukkan pukul 23.05 KST hampir tengah malam. Tanganku bergerak mengambil ponsel yang ada di saku celanaku.

Benar kata Lisa, mereka mengunggah video Seoyoung dkk sebagai Future 2ne1. Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang?

Aku memeluk lututku dan mulai menangis sekencang - kencangnya. Aku mencoba menahan tangisanku sedari pagi tadi, aku terus meyakinkan diriku bahwa berita itu tidak benar. Tapi mengapa begitu sakit saat mengetahui kenyataannya.

Bagaimana dengan timku setelah ini? Bagaimana kalau timku dibubarkan? Apa kami akan gagal? Huh' Aku benar - benar menjadi leader yang buruk.Paboya Jennie Paboya.

"YA! JANGAN MENAKUTIKU!"

Aku menegakkan kepalaku saat suara kegaduhan di luar sana mengusik telingaku. Siapa yang tengah malam seperti ini teriak - teriak seperti orang gila begitu? Apa dia tidak tau sopan santun?

"AKU KIM HANBIN DAN AKU TIDAK TAKUT PADAMU HANTU!"

Sontak tawaku lepas. Dasar penakut! Bisa - bisanya ia mengira aku hantu.

" YA! TUNJUKKAN DIRIMU KALAU BERANI!"

Aku berjalan kearah pintu. Mataku mengintip pada kaca dipintu dan menampilkan sesosok lelaki dengan langkah gemetarnya mendatangi pintuku. Huh' pria ini benar - benar payah.

Tanganku menarik knock pintu tersebut dan langsung berhadapan dengan pria itu. Tak kusangka ia justru terjungkal hingga terjatuh kelantai setelah melihatku.

" T-Tolong jangan sakiti aku" Ucapnya dengan nada ketakutan. Huh' apa dia buta? Mana ada hantu secantik diriku.

" Dasar penakut! "

.

.

" Maaf karena aku tadi mengira kau hantu"

" kau pasti lelahkan teriak - teriak seperti itu? Ini minumlah" aku menyodorkan botol minumku pada pria asing ini. Kelihatannya ia juga salah satu trainee disini. Dan kelihatannya ia pria baik - baik.

Dengan cengiran canggungnya ia menerima botol minumku dan meneguknya hingga habis. " Gumawo"

Aku mengangguk kemudian mendudukkan diriku disampingnya. " Bukankah trainee wanita seharusnya sudah pulang jam segini?" Tanyanya heran

" Aku ingin berlatih lebih" Tanggapku dengan senyuman masam.

" Kau leader timmu?"

" bagaimana kau tau?"

Dia hanya tersenyum kemudian memainkan botol minumku. " Diwajahmu terlihat begitu banyak tekanan".

Aku menghela nafasku berat, pernyataan yang tepat sasaran. Benar, Aku memang sedang kacau kali ini.

" Aku takut timku dibubarkan"

Ia mendekat padaku dan menepuk bahuku pelan dengan tangan kanannya. " Kau tau, ada pepatah bilang pasti akan ada pelangi setelah badai. Dan aku percaya hal itu. Jangan biarkan semua yang terjadi padamu justru mempengaruhimu"

Entahlah, aku merasa nyaman berada di dekatnya. Padahal ia terbilang orang asing bagiku, tapi kata - katanya membuatku lebih baik daripada sebelumnya.

" Aku jennie kim, bisakah kita jadi teman?"

.

.

Setelah pertemuan itu, Aku dan Hanbin menjadi teman, Bahkan teman dekat. Saat berpapasan di trainee center kami selalu bertegur sapa, bahkan ia juga dengan suka rela membantu timku.

" Pada gerakan ini kau harus lebih tegas lagi, tadi gerakanmu sedikit terlambat dengan tempo lagunya"

" Arraseo"

Aku mencoba menuruti nasehat Hanbin dan benar gerakan tariku menjadi lebih powerfull dari sebelumnya.

" Pada part ini sebaiknya kau tambahkan gerakan yang sexy, itu akan lebih masuk ke lagunya"

" Wah' kau memang pro kalau soal ini"

" Aku menerima bayaran dengan bibimbap bukan dengan kalimat pujian"

Aku tertawa pelan, " Kau suka sekali ya dengan bibimbap buatanku? "

" Masakanmu enak, sehari saja tak makan masakanmu aku terbayang sampai ke mimpi" Hanbin mengemasi barangnya dan memakai tas punggung miliknya.

" Kau mau kemana? "

" Paboya kita harus pulang, ini sudah tengah malam"

" Ah' benar, hati - hati dijalan" Ucapku tersenyum dan melambai pada Hanbin.

Hanbin berbalik menatapku dengan wajah datarnya " Kau juga harus pulang"

" Aku akan pulang setelah menulis lirik rapku"

" Kalau begitu aku tidak jadi pulang" Ia meletakkan kembali tas ranselnya dan mengampiriku.

" Waeyo? Kau pulang saja, kau sudah banyak membantuku. Aku tidak mau terus - terusan merepotkanmu"

Ia duduk didepanku kemudian jarinya menyuruhku mendekat, "Akhir - akhir ini banyak kasus kanibal dan penjualan organ tubuh, kau mau jadi salah satu korbannya? "

Heol, dia fikir aku anak TK yang akan takut dengan tipuan seperti itu. Apa susahnya bilang ia tak tega meninggalkanku.

" Apa bedanya aku sendiri ataupun bersamamu? Memang pria penakut sepertimu bisa melindungiku?" Ejekku dengan menjulurkan lidah.

" Sekali lagi kau mengejekku aku akan menciummu"

" Lebih baik aku bertemu si kanibal itu daripada dicium olehmu" Ejekku lagi kemudian aku bergegas lari ke studio musik meninggalkan Hanbin diruang latihan. Namun sepertinya langkah kakiku kurang gesit hingga Hanbin berhasil menyusulku.

" Aku sudah memperingatkan mu tadi" Ia mengunciku di balik pintu. Aku tersenyum miring dan tanganku bertumpu didepan dada. Tak mungkin pria sepertinya berani menciumku. Diakan payah.

" Aku tidak takut"

Kiss Me Baby - JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang