Pulang sekolah kemarin kamu dikubit Iori sebelum ia meninggalkan kelas, mengajakmu bicara selagi teman sekelas tidak memerhatikannya.
"Kamu nomor enam, bukan? Kita kerjakan di perpustakaan besok setelah pulang sekolah. Yoroshiku onegaishimasu, (name)-san. Sore jya."
Dengan langkah ringan Iori keluar kelas tanpa mengubris kebingunganmu. Ah, nomor enam bukannya nomor tugas sejarahmu? Setelah menyadarinya, Iori sudah keluar dari kelas. Kamu pun kesal dengan sikap 'mengaturnya' Iori yang langsung menentukan jadwal mengerjakan tugas sebelum kamu menjawab 'oke'. Meski, ya, memang besok kamu tidak punya jadwal penting untuk ditinggalkan.
"Pantas saja aku tidak menemukan teman yang senomor denganku saat pergantian pelajaran tadi! Pantas aku curiga semua orang heboh mencari pasangan tugas, dia cuma diam baca buku! Dia tahu nomorku!!"
Sayang, kamu hanya geram dalam hati.
----------•••-----------
❇
❇
note kara
suki ni naru
❇
❇
----------•••----------Tamaki menggigit sendok hasil suapan pudding kesukaannya. Tangan kirinya sudah memegang kudapan tersebut dengan penuh perhatian agar tidak jatuh. Ia segera menghampiri Iori yang keluar dari kelas. "Iori~n, pulang?"
"Yotsuba-san, jangan makan sambil berdiri. Nanti pudding-mu bisa jatuh dan mengenai baju orang lain," peringat Iori tidak jera.
"Daijoubu, ousama pudding wa uragiranai[1]," ungkap Tamaki percaya diri.
Lorong sekolah ramai oleh murid-murid saat pulang sekolah. Tidak sengaja salah seorang murid berjalan beda arah dengan yang lain dan menabrak bahu kiri Tamaki. "Gomen!" ujarnya hanya berlalu tanpa peduli kondisi orang yang barusan ditabraknya.
Tamaki tidak terlalu peduli, ia segera melirik kudapannya. Tangannya masih menggenggam erat wadah pudding tersebut—tapi tidak dengan isinya! "Ousama yo!" pekiknya kehilangan kudapan manis kesayangannya. Ia melirik kiri-kanan, "Di mana? Di mana ousama pudding-ku??"
"Yoooooottsssuuuubaaaa-saaaann........."
Tamaki meluruskan pandangan. Iori yang ada di hadapannya. Matanya refleks menemukan kudapan kuning kenyal itu berserakan di seragam kanan Iori. Tamaki bergidik mendapati tatapan tajam Iori mengarah padanya. Ia tahu penyebab kekesalan rekannya.
"Tapi itu salah orang itu yang menabrakku—
"Jangan salahkan orang lain. Sudah kubilang jangan makan sambil berdiri!" kecam Iori penuh penekanan.
Tamaki menyatukan kedua telapak tangan ke atas kepala. "Gomen, Iorin! Biar aku cuci seragammu!" Matanya mengatup, berharap diampuni oleh rekan yang sangat tegas padanya—selain Osaka Sogo. Salah satu matanya terbuka. "Tapi cucinya pakai sabunmu, ya."
"Iya!" geram Iori pasrah.
Tamaki mengulurkan kedua tangannya. "Lepaskan seragammu."
"Nanti saja di asrama!" elak Iori melangkah melewati Tamaki yang tetap memasang wajah tanpa bersalah.
"Ano...."
Tamaki melirik ke seorang gadis yang baru saja melewati pintu kelas setelah Iori. "Apa? Mau minta tanda tangan? Foto bareng?"
Gadis itu tidak lain ialah kamu yang sedari tadi ingin bicara dengan Iori tapi terinterupsi dengan kehadiran Yotsuba Tamaki di depan pintu kelas. Kamu tersenyum kaku. "Bukan. Aku ada keperluan dengan Izumi-kun—san."
Tamaki berdecak lidah. "Iorin tidak menerima permintaan foto bareng atau tanda tangan di luar acara. Tapi aku mau, kok, asal belikan ousama pudding. Kamu lihat, pudding-ku jatuh mengenai seragamnya Iorin. Padahal aku masih ingin memakannya—
KAMU SEDANG MEMBACA
Note kara suki ni naru (Izumi Iori x OC)
Fiksi RemajaBagi kawan karibmu, Izumi Iori hanyalah pemuda egois yang terlalu kaku. Ia berharap tidak mau sekelas lagi dengannya. Kamu pun menyarankan temanmu untuk berdoa agar kelak di kelas tiga tidak lagi sekelas dengan Iori. Saranmu begitu manjur pada teman...