Suara lentingan piring yang beradu dengan sendok garpu terdengar di meja makan tatkala Aida dan kedua orang tuanya sarapan. Menu sarapan yang tersedia pagi ini ialah nasi goreng dengan telur mata sapi dan juga mentimun. Tak banyak yang Aida makan hari ini, rasanya nafsu makannya akhir-akhir ini berkurang. Entah kenapa ia malas sekali untuk makan, yang ia inginkan hanya minum dan minum. Mungkin karena faktor cuaca yang sedang panas-panasnya hingga Aida terus-menerus merasa haus.
"Dek, kamu ngga berangkat kuliah?" Tanya Ayah memecah keheningan.
Aida menelan nasi goreng yang ada di mulutnya.
"Nanti jam sepuluh Yah,"
Ayah mengangguk lalu kembali meneruskan makannya.
"Yah, hari ini Bunda mau kerumah temennya Bunda, boleh ngga?"
"Boleh,"
Bunda tersenyum manis.
"Kalo gitu, Bunda nebeng sama Ayah sampe depan jalan boleh ya?" Pinta Bunda.
Ayah menghentikan makannya, matanya melirik kearah Bunda lalu tersenyum. "Apa sih yang engga buat sang Ratu yang cantik ini."
Aida menarik nafas panjang-panjang, lalu mengembuskannya perlahan.
"Ayah, ini masih pagi ... dilarang keras untuk berromantisan!"
Sekilas Ayah melirik Bunda lalu mereka sama-sama tersenyum.
"Oh iya Ayah lupa, putri Ayah 'kan belum ada yang romantisin ya."
Ayah cekikikan, begitupun dengan bunda. Setiap hari mereka ini selalu saja meledek anaknya. Katanya sih supaya anaknya iri dan jadi cepat-cepat ingin menikah. Lagipula rasanya mereka ingin sekali mendengar suara tangisan bayi dirumah.
Aida telah menyelesaikan makannya, diikuti dengan ayah dan bundanya. Aida bangkit dari posisi duduknya, membersihkan dan merapihkan meja makan. Satu persatu piring dan gelas kotor Aida bawa ke tempat cuci piring, sedangkan bunda mengelap meja makan agar kembali kinclong.
"Bunda berangkat duluan ya Sayang, kasian Ayah udah nungguin di depan." Pamit Bunda pada Aida yang tengah sibuk mencuci piring dan gelas kotor.
Aida tersenyum jahil.
"Bunda aku mau salim dulu." Aida menyodorkan tangannya kearah Bunda.
Bunda mengernyitkan dahinya, menatap tangan anaknya yang penuh dengan busa sabun cuci. "Kamu mau ngerjain Bunda ya,"
Senyum Aida melebar.
"Bunda tau aja."
"Bunda udah hafal sama tingkah laku jahil kamu Dek," Sahut Bunda. "Yaudah Bunda pergi dulu ya, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Sementara Bunda dan Ayah sudah pergi, Aida masih sibuk di kamarnya dengan buku dan kertas yang berserakan, kini ia tengah menyelesaikan tugas kampusnya yang semalam belum ia selesaikan. Otaknya terus berputar, mencoba memahami materi yang kini tengah ia kerjakan. Tiba-tiba saja kegiatannya terhenti saat handphonenya bergetar membunyikan suara.
Aida segera bergegas merapihkan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas sesaat setelah temannya memberitahukan bahwa jam kuliah maju dari jadwal dikarenakan dosen mata kuliahnya tak bisa hadir dan dosen pengganti memajukan jam kuliah secara mendadak.
"Aduh bisa ngga ya nyampe kampus tepat waktu?" tanya Aida pada dirinya sendiri.
Tak butuh waktu lama Aida langsung mengambil kunci mobil dan masuk kedalam mobilnya. Dengan kecepatan tinggi Aida mengendarai mobilnya agar cepat sampai di kampusnya tepat waktu. Untung saja ini bukan jam kerja sehingga jalanan tidak terlalu macet seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuberi Tasbih Untukmu
EspiritualSebaik-baiknya aku adalah lebih baik kamu yang telah membuatku lebih baik. Terimakasih karena kau telah membuat hidupku yang gelap menjadi terang hingga aku tahu arti hidup ini sebenarnya. Aku bersyukur karena Allah telah mempertemukan kita, ak...