bts 03

37 1 1
                                    

"Yess!!!”
Taehyung berteriak histeris, untungnya kami berada di atap sekolah jadi tidak ada yang mendengar teriakannya selain hanya aku.


“Ada apa, Taehyung-ah?”
Aku menariknya duduk, setelah itu dia merebahkan punggungnya di lantai atap dan merebah seperti anak kecil.
“Kencan pertama kami!”
“APA?”
“Hahaha, aku tahu kamu akan sangat terkejut.”
Taehyung memulai ceritanya.



Taehyung POV
Kami bertemu di koridor Loker ketika aku hendak berjalan keluar, Zian sedang memasang sepatunya dengan buru-buru namun terlihat sepasang sepatu itu bahkan enggan memasuki kakinya.

“Boleh aku bantu?” tawarku, sial! Tuhan, jangan kau buat aku salah berkata lagi.




“Apa? Ah- Taehyung-ssi? Bolehkah?” setelah dia mengangkat wajah dan mendapati aku yang berdiri di hadapanya, dia kembali mengudarakan senyum.


“Tentu saja. Turunkan kakimu.” Aku menyuruhnya menurunkan kaki.
Jujur saja, kedua tanganku saat ini sedang gemetaran.

“Pelan-pelan saja.” Gumamku menenangkan diri sendiri.




“Apa? Haha, Taehyung-ssi. Taehyung-ssi, Taehyung-ssi, Taehyung,” akhirnya waktu berakhir dengan hanya mendengarkan suaranya menyanyikan namaku, bahkan aku membandingkan suara dia menanyikan namaku dengan suara nyanyian Jimin, bedanya Jimin menyanyikan “Taehyung-ah” sedang Zian “Taehyung-ssi”
“Selesai.”



“Gomawo. Wah, bagus sekali ikatan tali sepatu kamu, Taehyung.” Kedua mata Zian terlihat berbinar senang bahkan dia berlompat-lompat kecil.


“Karena nyanyian kamu yang begitu bagus, aku sampai lupa rasa gugupku.” Ucapanku yang sangat tiba-tiba membuat Zian berhenti melompat, dia menatapku lama dan akhirnya menangis di sana.

Aku hampir kena serangan jantung karenanya.



Wajahnya yang disembuyikan di balik telapak tanganya adalah hal terindah yang pernah aku lihat. Selain Jimin, seperti aku akan membunuh seseorang jika mereka berani merampas gadis ini dariku, ya, Mereka berdua.



“Lari, Yuk.” Aku menarik tangannya tanpa memerlukan persetujuannya lagi, kami meninggalkan ruangan loker dan berlari menuju taman samping kolam renang.

“Sudah, ah. Aku capai.” Zian melepas tangan kami dan membungkuk memengang lututnya sembari menarik nafas mengumpulkan mereka karena telah pergi beberapa menit yang lalu.

Moonchild [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang