bagian 18 : Senyum Dibalik Duka

87 14 0
                                    

Pemakaman dihiasi dengan isak tangis, tanda  semua tak bisa mengikhlaskan kepergian Nadira yang mendadak,
Risa dan teman-teman Nadira yang lain datang membawa duka, mereka pun masih belum bisa menerima kepergian Nadira
Terlebih Risa, sahabat Nadira.. dia masih menangis terisak

"Sabar Ris, ikhlasin Nadira" ucap Andra

"Gua ga nyangka ndra, secepet ini dia ninggalin gua"

"Iya Ris gua juga ga nyangka banget, ikhlasin ya biar dia tenang"

Pemakaman selesai dengan cepat, langit terlihat mendung dan turun gerimis-gerimis kecil, seakan alam pun ikut berduka atas kepergian Nadira,

Setelah semua berlalu dan para pelayat pun sudah mulai meninggalkan pemakaman tiba-tiba seorang wanita paruh baya yang terlihat masih cantik datang dengan langkah gontai dan di buntuti dengan seorang yang lebih muda di belakangnya

"Ngapain mba kesini?" Suara tante Nita bergetar dan air matanya masih saja terus menetes

"Nadira anak saya Nita"

"Ibu macam apa kamu mba? Setelah kamu memberi banyak penderitaan dan meninggalkan Nadira, kamu datang di saat dia sudah tidak ada, kemana kamu selama ini?" Tangis tante Nita semakin deras

"Sabar Nit, kamu yang tenang" reda om Riko  menenangkan tante Nita

"Gimana aku bisa tenang mas? Setelah dia menelantarkan Nadira dia kembali tanpa dosa setelah Nadira ga ada" jawab tante Nita sedikit emosi

Om Riko hanya terdiam menatap istrinya yang begitu tertekan

"Maafin mba Nit, maafin mba udah jadi ibu yang gagal buat Nadira"

"Kamu jangan minta maaf ke aku mba, minta maaf ke Nadira, anakmu sudah begitu kuat dan tegar melawan cobaan di hidupnya, memang tuhan telah berkata lain tentang takdirnya, tuhan mengambil Nadira karena memang Nadira sudah cukup merasakan pahitnya hidup tanpa orang tuanya" bibi Nita kembali menangis terisak, Andra dan yang lain hanya terdiam mendengar semua percakapan mereka

Akhirnya mamah Nadira itu terduduk disamping makam anaknya, menangis sejadi-jadinya..

"Maafin mamah Nad, mamah udah salah, maafin mamah udah ninggalin kamu, maafin mamah" semua orang yang ada menangis melihat kejadian itu, termasuk Andra yang menangis dalam diamnya melihat seorang ibu yang menangis diatas nisan anaknya, seorang ibu yang telah menyesali perbuatannya

.......

Pemakaman selesai

Andra duduk di sebuah taman yang sepi, angin sore berhembus dengan tenang..
Andra bernostalgia ketika dia masih bersama kekasihnya, tanpa sadar air matanya kembali jatuh,

"Maafin aku Nad, aku ga bisa jadi yang terbaik buat kamu" gumamnya dalam tangis

Andra terduduk dengan mata terpejam namun masih terus mengeluarkan butiran-butiran air yang membasahi pipinya
Tangannya bergerak ke bawah dekat paha, Andra teringat ponsel Nadira masih ada padanya..

Andra mengambil ponsel itu dan menyalakannya, beruntung ponsel itu tidak rusak,
Andra menatap ponsel yang ada digenggamannya, terdapat wallpaper yang memperlihatkan fotonya bersama sang pemilik ponsel, Nadira..

Wajah keduanya begitu bahagia, dengan senyum mengembang sempurna, membuat Andra ikut tersenyum saat melihatnya
Andra membuka ponsel lebih dalam, matanya tertuju di aplikasi yang bernamakan Note..

Ternyata Nadira sering sekali menuliskan keluh kesalnya disini..

Andra membuka satu note yang paling terbaru, dua hari yang lalu, begitulah keterangannya

Nadira Adelin note's
2 hari yang lalu,

Mengapa tuhan selalu memberiku banyak cobaan, apakah aku sudah berbuat salah padamu? Tapi apa kesalahanku tuhan?
Hidup yang ku jalani begitu berat, kenapa?
apa belum cukup aku menjadi sekuat ombak?
Apa belum cukup aku menjadi setegar karang?
Apa alasanmu memberi banyak duka dalam hidupku?

Nadira lelah tuhan, sangat lelah...
Semua orang yang Dira sayang pergi begitu saja, mamah telah direnggut oleh harta dan keegoisannya, sedangkan papah direnggut oleh takdirmu..
Sekarang siapa yang menyayangiku? Siapa?

Oh tuhan, Nadira mohon tolonglah akhiri semua dukaku ini, jika boleh aku meminta, pertemukan Nadira dengan papah, karena bersamanya aku bisa tetap menjaga senyumku, pertemukan aku dengannya walau hanya dalam mimip.. tolonglah..
Nadira lelah dengan semua ini, biarkan Aku pergi bersama papahku dan duduk dalam pelukmu tuhan..
Nadira lelah.. Nadira lelah.. :')

Andra terdiam setelah membaca semua itu, dia tak pernah menyangka begitu berat hidup yang dijalani gadisnya, tapi Nadira selalu terlihat bahagia disetiap harinya,

"Sandiwara yang begitu sempurna darimu Nad, kenapa kamu ga pernah bagi dukamu itu padaku? Kenapa?" Gumam Andra dalam hati lalu
Andra terdiam lagi, badannya terasa lemas,

Andra tertunduk dan berfikir dengan jernih.. tak lama Andra kembali dengan senyum manisnya..

"Kamu wanita yang begitu hebat Nadira, dibalik duka-dukamu yang begitu berat kau masih bisa tersenyum untuk semua orang didekatmu, tuhan telah menjawab semua doa-doa dan keluh kesahmu, dukamu sudah selesai Nad, beban pikiranmu telah usai..
Tetap tersenyum untukku ya, walau aku tak akan pernah bisa melihat senyummu lagi, setidaknya aku tau bahwa kau sedang tersenyum sekarang..
Senyum dibalik dukamu begitu indah dalam memoryku, berbahagialah sekarang karena kamu sudah bisa tersenyum dalam pelukan papahmu dan dalam pangkuan sang maha kuasa.. ketahuilah Nad, aku sayang kamu..."

Andra bangkit dari duduknya, lalu menghapus air mata yang tersisa, Andra berjalan meninggalkan taman dengan senyum tipisnya
Andra yakin, bahwa sekenario Tuhan memang selalu indah untuk setiap hambanya..
Termasuk bagi Nadira, sekarang dia bisa bahagia tanpa harus mengingat semua lukanya..

.......

TAMAT

Senyum Dibalik DukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang