bagian 4 : Ujian yang Menyebalkan

128 21 2
                                    

Dengan hati yang gelisah aku berusaha belajar dengan sungguh sungguh untuk menghadapi ujian nasional nanti..
Pikiranku campur aduk memikirkan begitu banyak ujian ujian yang harus ku hadapi, terlebih lagi tentang keluarga kecilku yang entah bagaimana nasibnya,, ku dapat kabar dari bibi Nita katanya mamah sudah mengajukan perceraian ke pengadilan agama.. ternyata kata kata papah hari itu memang benar.. mamah tega sekali memutuskan hubungannya dengan papah bahkan juga denganku putri semata wayangnya. Hal itu sangat berat untuk ku jalani, sangat menjengkelkan dan sangat membebani pikiranku

.......

Hari ini kurang bersahabat, langit mendung, angin kencang dan ditambah gerimis yang lumayan deras,, sungguh cuaca yang sangat buruk :(
sangat mewakili perasaanku hari ini sangat tidak bersemangat.. aku sangat tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah padahal ujian nasional tinggal 3 hari lagi..

Butuh waktu 10 menit dari rumah bibi Nita menuju sekolahku SMPN BAKTHI INSAN, saat aku tiba pun ternyata sekolah masih sangat sepi.. ku putuskan untuk pergi ke perpustakaan untuk membaca dan siapa tau saja dengan membaca aku bisa melupakan semua masalah yang sedang ku jalani..
Sekitar 20 menit lamanya aku hanya duduk membolak balikkan buku novel, ternyata aku sama sekali tidak bisa melupakan masalah ini.. huuuuffftttt sangat menyebalkan..

......

Bel masuk sekolah pun berbunyi..
aku segera bergegas menuju ruang kelasku di kelas 9.4...

"Nad kamu dari mana sih?, aku nyariin kamu tau ga sih_-" tanya Risa teman sebangkuku

"Aku dari perpus Ri, maaf ya tadi aku ga nemuin kamu dulu"

"Ho'oh yaudah deh ga papa lah"

Aku duduk dengan memalas, rasanya aku ingin cepat-cepat pulang padahal jam pelajaran pertama saja belum di mulai :v

1 jam 2 jam 3 jam hingga berjam jam akhirnya berlalu juga dengan rasa yang sama, sangat membosankan, tidak biasa-biasanya aku malas ke sekolah, mungkin efek kekacauan dirumah yang mempengaruhi kinerja otak ku..

Bel pulang berbunyi dan aku segera ber gegas pulang, pulang ke rumah Bibi Nita tentunya :)

.....

Saat aku sampai di rumah langsung disambut ramah dengan bibi, bibi memang sangat menyayangiku bahkan melebihi orang tuaku  sendiri.. tapi ada yang aneh dengan bibi, tiba-tiba bibi mengajakku duduk dan memberikan beberapa surat..

"Nadira sayang ini buat kamu," ucap bibi pelan

"Ini apa bi?  Dari siapa?  Kok tumben ya ada yang ngasih aku surat kan aku juga ga punya pacar, hmmmmm siapa ya? Aneh" cerocosku keheranan

"Kamu buka aja, bibi mau ke dapur dulu ya, mau bikin makan siang buat kamu"

"Oke bi makasih ya, Dira sayang bibi"

Bibi hanya tersenyum dan bergegas pergi, aku pura-pura tak tau saja dengan amplop besar yang ada di tangan kiriku, jelas saja ini surat perceraian orang tuaku, kenapa juga harus di berikan untukku _-  tapi aku benar-benar tak tau isi amplop kecil di tangan kananku.. aku langsung membukanya dengan hati-hati..

   Dear putri kecil mamah, maafin mamah ya nak udah ninggalin kamu waktu malam itu,, mamah ga tau lagi harus bagaimana, mamah ga bisa hidup dengan susah nak, mamah ga sanggup, mamah harap kamu bisa maafin mamah.. kita masih bisa kok hidup mewah bareng nenek di bali, kamu masih bisa beli pakaian bagus dan masih bisa nikmatin hidup mewah bareng mamah.. semoga kamu lebih milih mamah ya nak kamu kan putri mamah yang baik, kamu lebih sayang mamah kan daripada papahmu yang jatuh miskin itu..

Mamah yang menyayangimu

Ternyata itu surat dari mamah, air mataku tiba-tiba menetes membaca surat itu, mamah benar-benar tega.. aku tak percaya dengan apa yang ku baca,, mamah lebih memilih harta bendanya daripada orang yang mencintainya, sungguh kejam.. entah terbuat dari apa hati mamah itu sampai segitunya,

"Aku benci mamah.... aku benciiiii" jeritku tiba-tiba dan tak terkendali

Bibi langsung berlari menghampiriku, bahkan sendok sayurnya pun masih ia pegang..

"Nadira kamu kenapa nak?" Tanya bibi khawatir

"Aku benci mamah aku benci" jawabku masih tak bisa menahan tangis

Bibi langsung memelukku dengan erat, rasanya aku tak pernah dapat pelukan sehangat ini dari mamah, mamah hanya peduli dengan penampilan dan tentu saja dengan gengsinya yang tinggi hanya mementingakan panjat sosialnya saja..

......

Hari ujian Nasional bertepatan dengan sidang perceraian orang tuaku, aku masih murung memikirkan awal kehancuran hidupku.. ujian sekolah mudah saja ku lewati  namun jika aku disuruh memilih ikut mamah atau papah.. hufft itu sangat sulit namun sudah ku putuskan aku lebih memilih bersama papah walau papah tak ada di sampingku saat ini, aku yakin dengan seluruh hatiku papah sangat sangat menyayangiku...

Dan aku pun yakin..
Tuhanku memberikan banyak cobaan untuk menjadikanku kuat, bahkan lebih kuat dari super hero di film-film avangers..
Tuhan tau aku hebat dan mampu untuk menghadapi semua ini, namun jujur saja, aku lelah tuhan.. aku ingin berhenti :'(  aku ingin sekali menyerah.. tapi aku tau kau tak suka kan jika aku jadi manusia yang lemah, beri aku kekuatan lebih tuhan aku akan bertahan demi mereka yang menyayangiku :')

Senyum Dibalik DukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang