bagian 17 : Maaf Aku Pergi

64 14 5
                                    

Andra mulai panik dengan keadaan Nadira yang semakin melemah..
Setelah membayar administrasi Andra menelpon tante Nita untuk meminta izin pelaksanaan operasi usus buntu Nadira

"Halo tante"

"Halo Ndra, gimana Nadira?"

"Nadira sakit usus buntu tan, kata dokter udah parah dan harus segera di tindak lanjuti"

"Operasi maksud kamu?"

"I-iya tan"

"Ya allah Nadira."

"Andra udah bayar administrasinya kok, pakai uang tabungan Andra, sekarang tinggal nunggu persetujuan tante gimana?"

"Yaudah Ndra lakuin yg terbaik buat Nadira, sekarang tante lagi di bandara tante bakal pulang sekarang"

"Iya, yaudah ya Andra mau ketemu dokter dulu"

Tanpa menunggu jawaban dari tante Nita, Andra langsung mengakhiri percakapan, dia tidak peduli mau dibilang tidak sopan atau apalah.. yg terpenting Nadira harus selamat

Tok tok tok

"Masuk" suara dokter begitu tenang

"Dok keluarga pasien Nadira setuju tentang operasi usus buntunya, dan ini bukti pelunasan administrasi" Andra menunjukan map dan kertas bukti pembayaran

"Oke baiklah, tanda tangan disini" dokter menyuruh andra tanda tangan disebuah kertas persetujuan

Setelah selesai, operasi akan segera dilaksanakan, Andra terduduk di depan ruang operasi, menunggu tante Nita datang juga tentunya

Lampu operasi menyala, tanda operasi sudah dimulai, mulut andra tidak henti-hentinya melanturkan doa..

"Kamu harus bisa Nad.. demi aku.. yang kuat sayang" gumam andra sendiri..
Hatinya tidak tenang, semua terasa bergejolak disana..

Andra terdiam, gelisah, terlihat tidak karuan rasanya..
Andra teringat sesuatu..

"Astaghfirullah rumah tante Nita belum dikunci, kamar Nadira masih berantakan sama pecahan kaca"

Andra bergegas keluar, meninggalkan rumah sakit dengan berat hati, tapi mau bagaimana lagi.. nanti kalau rumah tante Nita kemasukan maling, bisa tamat riwayatnya

"Maafin aku Nad, aku tinggal dulu sebentar, kamu yang kuat ya" gumam Andra dalam hati

........

Andra melajukan mobilnya dengan lumayan cepat, hanya butuh waktu 15 menit Andra sudah sampai di depan rumah Nadira

Andra langsung masuk kedalam rumah tante Nita yang memang tak dikunci itu, Andra bergegas mencari lap pel, sapu dan pengki kecil

Andra menyapu kamar Nadira yang banyak sekali pecahan kacanya.
Kamarnya cukup berantakan,
Seprai yang terbuka setengah, bantal yang tergeletak dibawah dan ponsel yang ada di dekat tergenang air dan kaca..
Andra mengambil ponsel Nadira dan membawanya..

"Aw.. sialan" tangan Andra terkena pecahan kaca kecil dan mengeluarkan sedikit darah

Dia teringat Nadira yang masih di ruang operasi, bagaimana bisa dia melupakannya..

Andra  menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan langsung pergi ke rumah sakit lagi..

......

Andra berjalan cepat melewati koridor demi koridor yang ada  di rumah sakit..
Andra sudah cukup dekat dengan ruang operasi, terlihat seorang wanita terduduk sambil menangis disana, ternyata tante Nita, kapan dia sampai? Ah sudahlah yang penting dia sudah sampai dengan selamat

"Tante Nita?"

"Ndra Nadira" isakannya semakin terdengar

"Iya tante, yang sabar ya, kita doain Nadira sama-sama biar dia kuat"

"Tante bukan bibi yang baik buat nadira, harusnya hari itu tante ga usah ikut dinas sama om kamu itu" tante Nita menyalahkan dirinya sendiri dan terus menangis

"Engga gitu tan, tante itu udah jadi bibi yang baik banget buat Nadira, Nadira selalu senang kalo ada tante, tante itu kaya ibu pengganti buat Nadira"

"Ya tapi kan..."

Lampu operasi berubah hijau tanda operasi sudah selesai dan dokter keluar menghentikan omongan tante Nita

Aneh, dokter keluar dengan raut wajah tidak baik, hal itu membuat andra dan tante Nita tersontak kaget

"Gimana dok keadaan Nadira?" Tanya tante Nita terburu-buru

"Gimana dok?" Tanya Andra mengikuti

"Maaf saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi kondisi pasien sudah begitu lemah dan terdapat infeksi dalam tubuhnya sehingga dia tidak bisa diselamatkan, sekali lagi saya minta maaf"

"Dokter pasti bercanda kan"

"Maaf bu saya sudah berusaha semaksimal mungkin"

Dokter pergi begitu saja meninggalkan Andra dan tante Nita

"Andra dokternya bohong kan?" Bibi menangis histeris dengan isakan semakin menajam

Andra hanya terdiam, dia masih tak percaya dengan apa yang barusan di dengarnya,
Kekasih sekaligus sahabatnya pergi begitu saja, bukan pergi sementara namun selamanya

Bagaimana bisa semua terjadi, sebelumnya Nadira baik-baik saja..
Kenapa? Kenapa dia pergi?

Tante Nita hanya menangis sekarang berusaha menelpon suaminya yang masin bertugas diluar kota, Andra hanya mematung dan diam..

Tak lama para perawat keluar membawa Nadira yang sudah tak bernyawa..
Andra membantu tante Nita berdiri dan berjalan bersama menuju ruang yang disediakan untuk menyiapkan jenazah Nadira

.......

"Saya turut berduka cita ya bu, mas"ucap salah satu perawat yang keluar

"Iya terima kasih" jawab Andra berusaha tegar

Andra masuk bersama tante Nita, Andra memaksakan diri untuk membuka kain penutup muka Nadira..

Matanya terpejam, dingin, tanda tak ada nyawa lagi dalam tubuhnya, Bibirnya pucat membiru namun terlihat senyum tipis yang terbentuk..

"Katakan padaku, kamu hanya tertidur kan, buka matamu sayang, aku disini.. disini untukmu.. ayo buka matamu lihat aku, aku dihadapanmu" bisik Andra dengan pelan

Air mata Andra mulai keluar dari tempat persembunyiannya membuat aliran hangat melewati pipinya, Andra menangis dalam diamnya..
Sementara bibi terus memanggil manggil Nadira dengan tangis histerisnya..

Memang berat melepas seseorang yang kita cintai, namun tuhan lebih sayang padanya, sekenario tuhan selalu yang terbaik bagi hambanya..

"Tante yang sabar ya, ikhlaskan Nadira"

"Mana bisa Andra, tante memang bibi yang ga berguna"

"Jangan gitu tante, jangan bikin Nadira sedih, ikhlaskan agar dia tenang bersama tuhan"

"Nadira.. maafin bibi nak, maafin bibi.. harusnya bibi ga ninggalin kamu waktu itu, maafin bibi" tante Nita memeluk tubuh Nadira yang sudah terbujur kaku..
Melihat itu Andra hanya diam dan menunduk menyembunyikan tangisnya,

******
Otw menuju ending..
Maaf ya sedikit ga jelas :v maklumi saja ya saya kan masih amatir..
Jangan lupa buat vote dan comment..

Terima kasih
Salamku
TiasEdawati

Senyum Dibalik DukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang