bagian 16 : Sakit

63 16 0
                                    

Aku terbangun di sepertiga malam, entah kenapa rasanya tubuhku sakit semua, bahkan rasanya mual dan perutku seperti tertusuk tusuk duri..
Aku berusaha bangkit mencari air minum, hanya sekedar untuk meredakan panik dan siapa tau bisa meringankan sakit..

Aku berjalan dengan tubuh yang lunglai menuju dapur, setelah berhasil mengambil air minum aku kembali ke kamar dengan segelas air juga tentunya.
Tubuhku rasanya semakin melemas, sampai aku menjatuhkan gelas kaca yang ada di genggamanku tadi, perutku juga semakin sakit..
Entahlah aku tak tau harus bagaimana lagi..

Tanpa pikir panjang aku langsung meraih ponselku, hanya 1 nomer yang aku tuju, siapa lagi kalau bukan Andra.. kekasihku

Tut.. tut.. tut.. tidak ada jawaban, mungkin dia sedang tertidur pulas sekarang, 1 kali 2 kali 3 kalu ku coba menghubungi Andra tapi tetap tak ada jawaban sampai aku mencoba lagi.. aku hampir putus asa sekarang..

Tut.. tut.. tut.. dep
"Halo ada apa si Nad?"  Rasanya lega Andra mengangkat sambungan telpon dariku

"Ndra tolong Ndra" suaraku serak, karena memang aku sudah menangis sedari tadi, perutku sangat sakit

"Loh kamu nangis? Kenapa?"

"Sakit Ndra sakit"

"Kamu tenang.. kamu kenapa sayang?"
"Halo Nadira? "
"Nad?"
"Nadira?"

Andra frustasi karena tidak ada jawaban dari Nadira, namun telponnya masih tersambung hanya saja tak ada suara disana.. hening

Andra keluar dari kamar menuju ke kamar ayahnya,

"Ayah.. yah.. ayah.." suara Andra membangunkan sang Ayah

"Duh ada apa si kamu?"

"Andra mau minjem kunci mobil yah"

"Kunci mobil? Buat apa malem malem gini"

"Penting yah, pleaseee"

"Tuh ambil diatas nakas"

Tanpa menjawab Andra langsung mengambil kunci mobilnya dan bergegas kerumah Nadira..

........

Andra melajukan mobil dengan kecepatan cukup kencang, beruntung jalanan cukup sepi, ya wajar sekarang masih pukul 02:34 dini hari

Diperjalanan pikiran Andra kalut, memikirkan sebenarnya apa yang terjadi pada kekasihnya itu..

Sesampainya di rumah Nadira, Andra memakirkan mobilnya di depan, memang kondisi lingkungan rumah nadira juga cukup sepi

"Assalamualaikum Nadira?" Tak ada jawaba
"Aku masuk ya Nad" Andra masuk kedalam rumah nadira yang tidak terkunci..

Sepi.. seperti tidak ada orang di dalam.. Andra mencari ke kamar Nadira yang pintunya setengah terbuka..

"Astaghfirullah Nadira" Andra melihat tubuh Nadira yang sudah tergeletak dilantai dan banyak pecahan kaca, juga ada air yang menggenang dilantai

Andra langsung membawa Nadira kedalam mobilnya..
Darah mengalir dari pipi anadira yang mungkin terkena pecahan kaca, Andra mengelapnya lembut.. tak ada respon dari Nadira, semakin membuat Andra panik..

Andra keluar dari mobilnya untuk menutup pintu rumah Nadira..

"Loh anak cowo jam segini ngapain kerumah cewe? Wah abis berbuat ya" tiba-tiba terdengar suara wanita paruh baya yang mengagetkan Andra, sepertinya mereka hendak pergi kepasar..

Andra hanya terdiam, berniat tidak menjawab

"Haha iya tuh bu, maklum lah ya pergaulan anak jaman sekarang, ditinggal sendiri dirumah malah digunain buat pacaran, duh miris"

Andra masih terdiam, padahal dia sudah cukup geram sekarang

"Ih iya tuh bu, saya denger-denger tuh ya memang keluarga cewenya ga bener.. amit-amit deh udah turunan"

Mendengar hal itu emosi andra sudah dipuncak, dan akhirnya andra pun berani angkat bicara

"Jangan so tau ya bu"

"Lah emang bener, kamu ngapain kerumah bu Nita malem malem gini? Kamu nyamperin gadis murahan itu kan?"

"Astaghfirullah bu, istighfar.. saya kerumah bibi Nita memang karena Nadira, itu karena tadi dia nelpon saya minta tolong, pas saya kesini dia udah pingsan dirumah.. terlebih banyak pecahan kaca dikamarnya.. harusnya ibu-ibu lebih bijak dalam berfikir, jaga omongan ibu, Nadira bukan cewe murahan.. saya tekankan lagi keluarganya ga seperti apa yang ibu-ibu omongin.." cerca andra emosi

"Heh bocah, berani ya kamu bentak orang tua, yang namanya zina mah zina aja.. udah ketara kok" suara ibu-ibu itu sinis

"Mikir bu, harusnya dalam kondisi kaya gini ibu sebagai tetangganya itu adalah orang pertama yang nolong Nadira, bukan malah ngejudge dia.." ibu-ibu tadi hanya terdiam, dan Andra pun memilih melangkah neninggalkan ibu-ibu penggosip tadi, sudah cukup lama waktunya terbuang..
Andra melajukan mobilnya cepat meninggalkan halaman depan rumah nadira..

.....
Sesampainya dirumah sakit, Andra langsung membawa Nadira dalam dekapannya, Andra menggendong Nadira dengan susah payah..

"Sus, suster tolong bantu saya" ucap Andra pada salah satu suster yang lewat..
Tak lama bantuan pun datang..

.....

Setelah berjam-jam lamanya, Andra menunggu Nadira diperiksa dan menunggu dokter keluar..
Selama menunggu andra berusaha menghubungi bibi dan paman Nadira

"Halo tante"

"Iya kenapa Andra?"

"Nadira bi, Nadira masuk rumah sakit"

"Hah? Kenapa ? Kok bisa?"

"Saya juga ga tau tan, tapi Nadira udah ditanganin dokter kok"

"Alhamdulillah, besok tante pulang ya nak, tolong jaga Nadira"

"Iya tante, pasti"

Tak lama dokter keluar,

"Mas ini siapanya pasien ya?"

"Saya pacarnya dok, gimana keadaan Nadira?"

"Dia itu mengidap penyakit usus buntu kronis, sudah cukup parah, dan.." ucap dokter terhenti sebentar
"Dan harus segera dioperasi hari ini"

Bak tersambar petir, Andra dia mematung

"Lalu bagaimana dok?"

"Urus administrasi dan segera hubungi keluarga untuk mendapat perizinan, begitu saja ya mas, saya izin pergi" kemudian dokter itu pergi berlalu

*******

Segini dulu lah ya, maaf  kalo absurt🙏 maklumi saja.. saya masih amatir.. hehe
Semoga suka ya, makasih buat yang sudah vote dan coment..

Terima kasih
Salamku
TiasEdawati :)

Senyum Dibalik DukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang