-3.0: busan-

1.6K 145 10
                                    

Taehyung menatap malas tumpukan pekerjaan didepannya. Pekerjaannya gampang, hanya baca lalu tanda tangan. Taehyung mendengus kesal begitu melihat pintunya diketuk keras, tau siapa yang akan mengetuk seperti itu.

"Masuk!"

"Hehe, hai Tae," cengir Park Jimin.

Melihat Jimin yang hanya membawa map didekapannya membuat ia makin memijat tulang hidungnya. Ia berharapa waktu cepat berputar agar ia bisa pulang dan mengerjai Jungkook. Omong-omong tentangnya, sedang apa anak kelinci sombong itu?

Kejadian tadi pagi dimana Taehyung sengaja meninggalkan love bites di leher Jungkook saat kelinci itu tertidur dimobil saat menuju perjalanan ke kampusnya. Jungkook begitu bodoh untuk begadang. Dan ujungnya Taehyung mengigit leher Jungkook sembari mengelus punggungnya.

"Jauhkan pikiran kau tentang Jungkook, brengsek,"

Mata tajam Taehyung yang tadi memandang pintu sekarang menatap Jimin. Yang ditatap juga memberi tatapan balik yang datar. Lalu tanpa banyak bicara Jimin berserah diri dengan menghela napas.

"Sudahlah, kegiatan biadab kau itu tidak akan berhenti sampai dunia terbelah," final Jimin sambil meletakkan map tersebut. "Nih, makan!"

"Cih, kau bicara dengan bos kau sendiri seperti bicara dengan teman kau saja. Mau ku pecat?"

Jimin tersenyum remeh lalu menggebrak meja Taehyung. Atensi Taehyung kini berada di mata Jimin yang berkobar-kobar.

"Oke, pecat saja," Jimin memberi jeda sambil membenarkan dasinya. "Jungkook akan kubawa ke Busan juga."

'Bocah ini.'

Taehyung mendengus. Melupakan bahwa yang dihadapannya kini sepupu Jungkook yang paling dekat, membuat segala kepentingan Jungkook ada di diri Jimin. Kalau begini caranya dipastikan Taehyung akan mendengus sambil membuang wajah.

Merasa sensitif dengan topik 'Jungkook dibawa pulang ke Busan'.

"Kau kenapa?" tanya Jimin baik.

Taehyung menaikkan sebelah alisnya. "Wow, kau jadi baik tuan Park?"

"Aku bisa melihat khawatir dimatamu, serigala," sombong.

"Cih, jika kau bukan siapa-siapanya Jungkook akan kupastikan kau keluar dari sini telanjang,"

Jimin hanya tersenyum lebar sampai menunjukkan eye crincle nya, membuat Taehyung makin malas. Pusing sudah menyerangnya.

"Jungkook. Aku khawatir Jungkook."

"Hm? Apa? Dia ada dalam kungkunganmu, buat apa kau khawatir?" Jimin kini duduk sembari meletakkan kakinya diatas. Kebiasaan buruknya.

"Iya, didalam jangkauanku. Tidak jika ia berada dikampusnya. Aku tak tahu apa yang ia lakukan."

Jimin mengkerutkan dahinya. Oh, masalah ini lagi pikirnya. Saling takut kehilangan tapi keduanya belum resmi. Ini yang Jimin tak mau ikut campur tangan.

"Mudah. Resmikan ia menjadi pacar kau,"

Ini. Ini yang Taehyung benci. Buat apa ia meresmikan Jungkook bila ia masih bisa menjamah badannya dan badan 'tubuh malam'. Taehyung tahu ia brengsek tapi ia juga tahu batas.

"Cih, kau menghina ku? Aku tak-"

Telepon berdering keras membuat Taehyung mengangkat dengan benci.

"Apa?!"

"TAK USAH TERIAK BODOH."

Yah, setidak Jimin bisa menonton drama gratis.
;-;

hewwo!
utk sementara waktu bakal kena hold... hehe iy. seminggu kok, g lebih. toh aku jg menunggu kalian suka cerita ini eheh.

im not good at say something, but im fine if im saying sorry>/< ouch.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

αfrodite [taekook!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang