1.

152 21 5
                                    

YOGYAKARTA, MEI 2018

semilir angin di taman sekolah, seakan mengusir penat hari ini begitu saja. Karna mengurus ijazah kelulusan sekolah memang hal yang melelahkan.

" nih buat kamu " kata rizka menyodorkan minuman kaleng , lalu duduk disebelah ku. Setidaknya sekaleng minuman ini sedikit mengobati kelelahan. Kami menikmati semilir angin di taman sembari menunggu hal yang berbeda-beda. Rizka menunggu kakaknya yang akan menjemputnya, sedangkan aku menunggu seseorang yang katanya akan menemui ku  di tempat ini.

"duluan ya Han!" kata Rizka beranjak dan menepuk pundak ku.

 Hanya ku balas dengan senyuman dan anggukan kecil. Dia berjalan mendekati kakaknya lalu pergi hingga tak terlihat lagi punggungnya. Seperdetik kemudian kesunyian mulai menyapa. Menghadirkan ketenangan dalam hati yang membuat nyaman.

" maaf ya nunggu lama" kata seseorang yang kemudian duduk di sebelahku, membuat ku tersenyum kecil.

 Aku sudah hafal dengan suaranya, gaya bicaranya, dan parfum mint yang tak pernah luput menempel pada baju yang dia kenakan. Ya, dia adalah Umar orang yang ikut serta mewarnai dalam hidupku , seseorang yang selalu ada bersamaku saat suka maupun duka , selalu merasa nyaman jika ada di naungannya. Dia adalah sahabatku, sahabat tak lebih tak kurang. sayang? Suka? Cinta? Setiap orang memiliki alasan masing-masing untuk menjadikan orang lain menjadi orang yang special dalam hidupnya tak harus dengan alas an mencintai, menyayangi, ataupun menyukai. Dan tak lupa juga, dia adalah si gila di hidupku.

" nih buat kamu Han " dia menyodorkan kotak kado berwarna hitam yang barusaja dia ambil dalam tas pungungnya. Tak biasanya dia memberi kotak kado yang berwarna hitam, warna kesukaanku.

" apaan nih? " Tanyaku, segera ingin membuka kotak itu setelah menerimanya.

"eiiiiiits!! Ntar aja bukanya Hana" tiba-tiba tangannya sudah berada di atas tangan ku yang ingin membuka kotak itu. Dia menahan tangan ku agar tidak membuka kotak itu. Hey!, dia tidak tau akkibatnya jika melakukan hal konyol ini, karna akibatnya jantungku akan berdetup sangat kencang dan pipiku akan memanas. Seperti saat ini.

"emang kenapa sih, keponih!" tangan ku berusaha melepaskan diri dari tahanan tangannya. Tapi semakin ku gerakan tanganku untuk melepas tahanannya, semakin kuat dia menahan tangankumalah sekarang dia sedang mengegenggam tanganku sangat erat. Dan akibatnya jantungku berdetup semakin kencang dan pipi ku sangat memanas hampir seperti udang rebus.

" nanti gak surprise, Hana.." katanya , wajah nya mendekat lamat-lamat menatapku. Inilah trik paling jitunya agar aku menuruti kemauannya. Ah! Aku paling benci hal ini! Aku hanya tersenyum masam dan mengangguk seraya menuruti perkataannya.

" iya iya.. ok aku gak bakal buka sekarang. Tapi ini tanganmu lepas kek, sakit tau" kataku sedikit kesal. Dia memperhatikan tangannya yang sedang menggenggam erat tanganku lalu langsung melepaskan begitu saja karna baru sadar sejak tadi dia menggenggam tanganku begitu erat.

Setelah bebas dari genggaman tangannya, sesuai janjiku aku tak membuka kotak kado itu. Kumasukkan kotak itu kedalam tasku. Sedikit tenang rasanya, karna jantung tak berdetup kencang dan pipi tak memanas lagi.

" entar malem senggang gaak han? " Tanya umar.

" jomblo selalu senggang Mar.. " ujarku santai. membuatnya tersenyum penuh cemooh. menyebalkan!

"  nanti malem jam delapan aku jemput ya ,kamu siap-siap ya mblo" katanya.

" emang mau kemana? " tanyaku balik.

" mau mengukir kenangan jomblo bersama! Ya pokoknya surprise lah "

" ye.. surprise mulu dari tadi''

" karna prinsip hidup manusia , tadi adalah sejarah , sekarang ini adalah hadiah , dan nanti adalah misteri , atau bisa juga dibilang surprise. So, kalau aku ngasih tau sekarang , sama aja aku ngelanggar prinsip hidup manusia dong. " katanya, dengan penjelasan sok bijaknya itu.

" itu mah salah quotesnya. Yang bener tu ya, kemarin adalah sejarah, hari ini adalah hadiah , dan hari esok adalah misteri." Celetukku

" lah siapa kamu, ini kan quotes by umar. Jadi terserah aku dong mau ngomong apa aja."

Aku hanya diam memasang raut muka datar. Karna berdebat dengan umar takkan membuahkan hasil. Dia akan tetap bersikeras dengan opini-opini konyolnya itu. Terkdang dia tampak lucu dengan opininya itu tapi terkadang itu terlihat seperti hal yang kekanak-kanakan.

"jadi, malam ini ada acara nggak? " Tanya umar.

"Lah tadikan udah tanya mar!!"

"Mau tanya lagi, biar episodenya kelihtan panjang" jelasnya

" mmm.. kayaknya sih.."

" yaudah nanti malem aku jemput kamu jam 8 ya. Kayak tadi aku bilang" Selanya, sesara yakin jika aku taka da acara malam nanti, ya walau kenytaannya memang bagitu.

" yee belum juga selesai ngomong"

" tapi udah pasti kamu maukan aku ajak. Lagian juga tadi katanya jomblo always senggang" kata umar dengan percaya dirinya.

" kalau nggak?" selaku .

" kalau kamu nggak mau......." Dia semakin mendekatkan wajahnya dihadapanku, semakin dekat hingga parfum mint yang ia pakai tercium pekat. Wajah nya semakin mendekat, aku hanya bisa menahan nafas dan sedikit demi sedikit menjauhkan wajah ku dari wajahnya. " aku bakal.." kini bibirnya yang semakin mendekat, seperti orang yang sudah kehilangan akal. Semaki dekat hingga PLAKK!!

" Dasar orang gila" kataku langsung beranjak dari sampingnya. Dia malah tertawa terbahak bahak macam orang tak sadar akal sehatnya. Pipiku sudah panas sedaritadi, dan ibarat kata wajahku macam kepiting rebus yang baru saja keluar dari rebusan, merah.

" dasar jomblo, gitu aja udah terbang. " kata umar masih dengan sisa tawanynaa.

" siapa juga yang terbang. Buktinya aku masih berdiri disini" kataku

" kamu nggak terbang dan disini karna ada aku. Ada aku yang gak rela kamu pergi terbang ninggalin aku disini sendirian" yash... perkataannya membuat pipi ku kembali merah.

" paansih.  Bukan gara-gara itu. Tapi.."

" tapi apa?" Tanya seraya menggodaku,

" tapi.. ih! Udah yuk pulang aja!" kataku , menarik tangan umar yang masih terkekeh sendiri.

Ini bukanlah hal konyol yang dilakukan Umar untuk pertamakalinya. Tapi ini adalah hal konyol dan gila yang dilakukannya keberapa ratus kalinya. Walau ini adalah hal konyol, ku harap hal ini takkan pernah hilang dari kehidupanku. Aku ingin selalu ada dengannya, melakukan hal-hal yang lebih konyol lagi. Tapi jika tuhan berkehendak lain? aku akan tetap memeksa tuhan agar aku bisa selalu bersamanya :v.


akhirnya dilanjut juga setelah sekian abad :v

gimana? gaje and gantung ya?

baru pemula. so, kritik dan daran kalian berharga banget :)

terimakasih yang udah sempatin baca

2 HOURS FOR EVERYTHINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang