2.

123 13 1
                                    

19.00

Aku seorang manusia,
Pada akhir sebuah hari
Aku akan kecewa

TING!   notifikasi di hpku berbunyi. Kututup buku harianku, lalu meraih hp yang berada di meja belajarku.

Umar bin kunyuk: aku udah nunggu di depan rumah. Buruan dandannya!

"gila ni kunyuk! Katanya jam delapan, sekarang baru aja jam tujuh. Mati aja tu bocah! " umpatku, sambil mengganti bajuku dengaan cepat tanpa polesan bedak 5cm, cukup dengan bedak tipis dan sedikit polesan lip blam agar terlihat sedikit fresh.

Sesampainya di ruang tamu, ternyata umar sudah ada disana berbincang-bincang dengan mama. Dan akan kupastikan jurus maut ocehan mama akan keluar saat umar datang dan aku belum siap juga. Dan ini adalah bagian yang menyebalkan,

" ya ampun Hanaaaa my honey bunny tecantik  kamu ini selalu aja kalau mau jalan sama umar gak pernah tepat waktu. Kasian kan umar yang gans ini nungguin." Yap, jurus tingkat satu mama sudah keluar , walau ini bukan jurus tingkat dewanya.

" apaan sih ma. Yang salah itu Umar, bilangnya mau jemput jam delapan eh malah datang jam tujuh" kataku , membela diri.

" loh kamu ini gimana sih, malah bagus dong umar dating lebih cepet, berarti orangnya tepat waktu" ujar mama dengan santainya. Ha? Tepat waktu? Tuhan berikan hambamu kesabaran yang utuh...

" ha?! Tepat waktu ma? Ini kan belu..."

" udah udah  Mending sekarang kamu berangkat aja sama umar, dari pada ngoceh terus kamunya. Keburu upin ipin masuk sd! Udah sana!"

Its my debes mama, mama paling cerewet didunia yang gak mau dibilang cereweet, dan selalu menuduh anaknya kalau anaknya selalu ngoceh. Aku menatap kearah umar, dan ternyata sedaritadi dia terkekeh melihatku yang terkena jurus mama. Aku mengenggukkan kepalaku, memberi isyarat agar kita segera berangkat. Umarpun beranjak dari sofa.

" Hana berangkat dulu ma.. asssalamualaikum" ujarku , menjabat tangan mama.

" waalaikumsalam hati-hati djalan" jawab mama dengan nada sedikit penekanan.

" duluan ya tante, saya pinjem Hana nya. Hehehe" ujar umar, mencium tangan mama.

" iya, jaga hana ya, kalau perlu di tali sekalian. Biar gakabur"

" MAMAAAA" teriakku kesal. Membuat mama dan umar malah tertawa.
____________________________________

SUNSHINE PARK🎇

" tumben ga dandab han." kata umar disela menunggu pesanan buble tea favorit kami.

" sejak kapan aku dandanan mar?" celetukku.

" alesan.. paling juga kalau aku gak dateng mendadak, tu bedak udah 5cm." ejeknya.

" yee sok tau." Kali ini aku tidak meladeni , karna bubletea pesanan kami sudah jadi.

Kami duduk di kursi panjang yang berada dibawah pohon yang penuh dengan lampu, menikmati pemandangan beragam lampion sambil menikmati bubletea favorit kami.

Aku dan Umar sudah bersahabat semenjak dia pindah ke jogja, tepatnya ketika kami baru masuk smp dan kita berada dalam kelas yang sama. Ayah kami adalah rekan kerja yang akrab, jadi imposible aja kalau aku dan umar takkan sedekat ini. Tak heran jika aku selalu dianggap pacarnya, karna kata Rizka persahabatan kami terlalu berlebihan. Entah darimana berlebihan itu, karna menurutku ini bukanlah persahabatan yang berlebihan. Tapi ini adalah persahabatan yang kejam, karna umar bagaikan tom yang selalu mengerjai aku yang bagaikan jerry. Yang terpenting dari ini semua adalah, aku bahagia berteman dengan umar dan akan memaksa tuhan agar tidak mengijinkan umar pergi dalam kehidupanku.

" Han" panggil Umar disela keheningan. " besok kalau kita udah sma kamu bakal kangen gak sama aku? " Tanya Umar, yang membuatku menaikan sebelah alisku. Pertanyaan yang aneh.

" ha? Ngapain juga kangen , orang nanti kalau gak satu sekolahpun kita bakal sering ketemukan?" kataku. Dia diam sedikit berpikir. " emang kenapa sih tiba-tiba Tanya gituan? "

" eh? Mm.. ya nggak papa sih." Kenapa umar jadi aneh seperti ini? " ya.. ya Cuma Tanya aja, pengen gitu di rinduin kayak di novel gitu." Katanya, tertawa garing. Aku masih bingung dengan sikapnya, tiba-tiba aneh seperti ini.

" bentar deh mar, apa jangan jangan kamu mau pergi ya? Terus ninggalin aku? Terus gak pulang? Terus waktu balik pura-pura amnesia gak kenal aku?" Tanya ku , seperti menintrogasi maling ayam. Setelah mendengar pertanyaanku, umar sedikit lebih aneh lagi. Benar-benar seperti ada yang di sembunyikan.

" eh han , aku baru inget. Kamu belum buka kadonya kan?" tanyanya memalingkan, menyebalkan.

" belum" ujar ku, membuang muka malas. Selalu seperti itu, selalu memalingkan percakapn saat aku hanya bertanya yang menurutku perlu aku tahu. Karna memang kodrat seorang perempuan adalah selalu ingin tahu apa yang tidak ia mengarti, bukan malah didiamkan atau ditinggalkan.

" jangan dibuka male mini ya Han. Pliiis " pintanya. Aku menanggapi dengan menaikan sebelah alis, seraya berkata 'kenapa'.

" soalnya itu hadiahnya nyeremin , pokoknya ngerilah. Apalagi kalau dibuka malem gini. Makanya bukanya mending pagi gitu jam delapanan gitu. Biar kalau ada setannya , nanti setannya kepanasen kena matahari." Jelasnya yang sukses membuat mataku terbelalak.

Hal-hal yang berhubungan dengan astral seperti itu memang yang paling aku hindari, apalagi menonton film horror. Satu minggu tujuh malam sukses membuatku tidak bisa tidur. Dan sekarang? Dengan teganya dia memberiku hadiah seperti itu? Tuhan tolong sabarkan hambamu ini.

" hah?! Beneran mar?! jahat banget sih jadi temen..." rengek ku ketakutan. Membuat dia malah tertawa renyah.

" tenang.. gak bakal ada hantunya kok. Makanya bukanya jangan malem soalnya itu horror. Ok?" Tanya umar masih terkekeh.

Suasana kembali hening, hanya terdengar sayup-sayup suara dangdut yang sedang konser di dekat jalan raya. Aku masih berpikir tentang pertanyaan umar tadi. Kangen? Rindu? Kenapa dia tiba-tiba bertanya seperti itu? Macam benar-benar ingin pergi saja. Sedangkan umar sedang asyik memandangi lampion-lmpion yang berdiri menawan diatas taman bunga mawar sambil sesekali melihat hpnya yang tak ada nontifikasinya.

Perasaanku semakin gusar, apa benar umar ingin pergi? Percuma juga jika bertanya, dia takkan jujur denganku. Tapi aku harus bertanya!

" eh iya han. " baru saja aku membuka mulut untuk memulai bicara, umar sudah membuka pembicaraan terlebih dahulu. " aku mau kasih tau kamu hal yang penting , yang ga boleh kamu lupa" kata umar dengan ekspresi yang sangat serius.

" omong apa" tanyaku

" kalau suatu saat ya Han , orang kamu sayaang banget, orang yang gak mau kamu tinggalin itu pergi, jangan pernah kmu putus asa sama kepergiannya. Yakin aja, suatu saat kamu bakal ketemu entah itu berapa windu atau dasawarsa lagi. Atau malah bertemu dialam lain." Sejak kapan umar serius?

" mar? kamu kesambet kah? Kok kamu jadi ngomong ngelantur seakan akan kamu mau pergi?" tanyaku, cemas. Dia tertawa renyah.

" nggak han, sebagai temen yang baik hati dan tidak sombong. Aku mau kasih tau kamu, di dalam kehidupan itu aka nada yang pergi ada yang datang da nada yang tetap singgah. Hidup ini gak kayak dongeng sbelum tidur yang indah, hidup itu rumit. Dan dalam kerumitan itu kamu harus bisa dewasa menghadapinya, harus bisa mecahin rumus atas kerumitan itu" katanya.

Detik ini juga ku ganti sebutannya, si gila yang bijak.

Finally akhirnya bisa update cepet.

Semoga tetep istiqomah ya update nya 😂.

Saran dan kritik kalian sangat berharga.

Makasih buat yang udah baca, jangan lupa vote 😊

2 HOURS FOR EVERYTHINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang