3.

93 12 3
                                    

Menit ke 15

Aku menghela nafasku berat. Menguatkan hati agar tetap teguh mengingat hal yang telah berlalu. menyusahkan.

" sekarang adalah hadiah, tadi adalah sejarah, dan nanti adalah surprise.  quoetes umar yang dulu selalu membuatmu sebal sendiri." Ucap gadis yang duduk disebelahku dengan tertawa renyah.

Mendengar perkataannya yang mengajak pikiranku berada kemassalalu, aku hanya bisa tersenyum walau sebenarnya terasa seikit sesak. Ini adalah cara ku untuk menyembunyikan rasa sakit, dan hey! Kenapa aku baru sadar? Sudah lama aku tak tersenyum menutupi kesakitan 

" senyum memang dapat menyihir seseorang yang melihat diri mu seakan kamu bahagia, walaupun realitanya kau tak merasa bahagia seperti yang ada di ekspetasimu." Ucapnya,

 " kamu tau hana? Bahkan dalam menit ke limabelas dalam waktumu yang hanya 120menit,aku bisa sedikit menyadarkan hidupmu yang sebenarnya. Yaitu mengembalikan hana yang selalu tersenyum walau masalahmenimpa."

Selalu tersenyum saat tertimpa masalah? Ya itu aku. Aku sebelum seruntut masalah yang berbaris rapi menyapa hidupku yang menjadi menyakitkan, bahkan hingga hari ini. Tak ada senyum lagi bagiku, karna senyum akan membuatku merasa akan semakin sesak.

Tapi gadis  yang katanya adalah imajinasiku ini memang benar, sekarang aku bisa kembali tersenyum menutupi rasa sesakku. Apakah gadis ini menyihirku? Jika tidak kenapa bisa seajaib ini rasanya? ah! Aku baru sadar. Gadis ini bisa mengetahui isi hatiku,menyebalkan.

Dan benar saja , gadis yang duduk disebelahku tertawa renyah tepat setelah aku emnyadari itu.

" baik hana, mari kita lanjutkan ceritamu" kata gadis itu, dengan senyuman manisnya. Aku hanya mengangguk, ini bagian yang cukup horror bagiku.

_______________________________________________-

07.00

Sepi bukan berarti hilang, diam bukan berarti lupa, jauh bukan berarti putus.

Karna diantara kita ada satu ikatan yang takkan mudah untuk dilupakan,

Yaiutu persahabatan

Kututup buku harianku yang kuberi nama 'death note' , saat ini  bosan melandaku di seantero kamarku. bahkan menulis prakata di buku harianku yang menjadi penghilang bosan tak sanggup menghilangkannya. Tetapi sepersekian detik kemudian aku teringt sesuatu. Aku melirik kotak yang berwarna hitam yang berada di meja belajarku. Aku meraih kotak hitam itu, dan sekarang berada di hadpanku.

"eh tapi ini beneran horror ada hantunya gak ya?" gumamku. Seketika aku berpikir, umar suka membohongiku dan mengerjaiku, mungkin saja dia sedang membohongi ku saat in. ah bodohnya.

" bismillah moga-moga gak ada tuyulnya." Ucapku.

Ku buka perlahan kotak ini pelan-pelan. Karna masih terbesit dipikanku kalau kotak ini benar benar horo. Kotak hitampun sempurna terbuka, berhasilmembuatku kaget. Bukan karna da tuyul atau hantu di dalanya, tapi lihatlah! Sejak kapan umar memiliki ide memberiku long dress? Bergambar bunga? Bermotif pink? Dengan segala aksesoris  berwarna pink? Oh god! Bukanya dia sendiri tahu kalau aku memang tak feminim dan sangat membenci pink?. Ini benar-benar horror.

Ku ambil longdress itu dan berkaca, seraya memantas kan diri memakai baju pink. Dan yang pasti aku mengumpat dalam hati kenapa umar memberiku seperti ini.? Ketika aku akan mengembalikan longdress ini kedalam kotak, aku melihat sebuah kertas yang berwarna pink juga -_-. Aku mengambil sambil mengumpat lagi.

" apa coba maksudnya, kasih serba pink. Pake surat-suratan segala. Kayak pacar LDR-an aja." Ocehku. Kubuka kertas itu, yang ternyata sepucuk surat.

2 HOURS FOR EVERYTHINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang