" Oke guys, jadi bisa kita lihat suasana pagi ini. Jadi sesek gini, pada mandar mandir tanpa tujuan, adoooooh, pada nyari gebetan kali ya?"
Seperti pagi yang sudah-sudah. Pagi yang selalu di warnai oleh ocehan rizka untuk vlog kesayangannya itu. Sedang aku melakukan seperti yang sudah-sudah juga, menatapnya miris.
" Hana" panggil seseorang.
Kami serentak menoleh ke sumber suara. Menatap senyumannya yang ku akui memang manis. Dan membuatku teringat tentang apa yang dia katakanmalam lalu.
" dapet id line gue dari mana kak? " tanyaku terus terang. Tanpa sempat membalas sapaannya.
Dia hanya tersenyum dan malah saling lirik dengan Rizka. Dan lihatlah Rizka si makhluk kurang akhlak yang sudah cengengesan menatapku. Paham akan semua ini. Kutatapnya datar,
" biar apa?" tanyaku pada Rizka.
" biar gue bisa pdkt ke lo lah Han, what else?" Dicky yang menjawab.
Aku menatapnya jengah, juga memandang sinis rizka. Sambil member isyarat ancaman, " awas lo riz!"
" udaaah, Rizkanya jangan dimarahin terus. Kasihan Han."
"b-bener tuh han" celetuk Rizka yang masih menatapku ngeri.
Aku memang bukan tipe orang yang suka dengan cara 'PDKT' seseorang yang terlalu berlebihan kepadaku. Mencari tau semua sosmed ku, makanan favoritku, warna kesukaanku, dan hal lainnya yang menurutku hanya membuang-buang waktu saja.
Mengapa semua laki-laki tidak seperti umar saja? Menyenangkan.
" kapan mulai acara kak?" kualihkan pebicaraan yang sangat tidak menyenangkan ini.
"ooh, mereka mah nunggu gue" ujarnya santai.
" buru gih kak, nunggu dari tadi nih" yap. kalian tau apa maksud dari perkataanku jika tak lain untuk mengusirnya.
Dia kembali tersenyum. Memang manis.
"habis klo ketemu sama lo, gue suka lupa semuanya sih."
Aku hanya tertawa mendengarnya, kuanggap perkataannya hanya sebuah lelucon. Dan mungkin memang iya. Ingat, hati kita diciptakan bukan Cuma untuk dilelehkan dengan sebuah kata-kata tak berguna saja. Duniapun ga akan baik dengan kita yang cuma modal kata-kata sok indah.
" udah sana kak" usirku :v
Dia menghela nafas sedikit malas. Peduli setan.
" gue cabut dulu. Bye"
Aku hanya mengangguk mengiyakan. Rizka yang membalas lambaian tangannya, menatap punggunya yang kian menghilang tertutup diantara kerumunan.
Aaah. Membosankan.
Tugas terakhir dari para osis untuk kami para peserta MOS adalah cipta puisi. It's okay, karna itu tepat sekali dengan keadaanku saat ini. Si melankolis.
Akan kukerjakan sepuitis mungkin untuk merayakan berakhirnya masa membosankan ini. Karna ini hari terakhir MOS dan sekaligus acara penutupannya.
Kami berhamburan ketempat paling strategis untuk menemukan ide menurut kami. Aku dan Rizka memilih duduk di pinggir lapangan basket yang sedikit rindang. Semilir angin yang menyejukanku, membuatku makin lancar melanglang buanakan pikiranku. Kubiarkan Rizka yang malah sibuk dengan kehidupan media sosialnya.
🎶You are my sunshine, my only sunshine
You make me happy when skies are gray
You'll never know dear, how much I love you
Please don't take my sunshine away🎶

KAMU SEDANG MEMBACA
2 HOURS FOR EVERYTHINGS
Teen FictionMasalalu memang tak selamanya indah , tak selamanya juga menyakitkan bukan? Terkadang orang yang sudah kita buang jauh2 dan kita lupakan dibiarkan tertinggal di masa lalu, malah muncul dan menghiasi hari hari di masa depan. Terkadang juga yang kita...