CHAPTER 3 (Dia)

43 16 0
                                    

'I believe in God.'
•••

TM : 1 JANNER WORLD IS BEGUN

- W A R R A O N E, THE STETTDERS

"E-E-E, AKU MALAS SEKALII!" teriak Melliust

"Diam!!! Aku tidak akan peduli bila kau malas, kau lapar, kau sakit, kau mati, kau- hmm, kurasa sudah cukup." ucap Selle

"Masa bodo." jawab Melliust kembali tidur

"Anak itu.." ucapku

Melliust melanjutkan tidurnya, padahal sinar matahari sudah sangat terik dan mulai memasuki celah-celah jendela kamar. Kami tidak tahu apa yang harus dilakukan, kapan ini dimulai? Lalu, kapan ini berakhir, aku pun juga tidak tahu.

Selle menikmati hidupnya, Melliust juga terlihat tidak peduli. Tapi, jika aku tidak melakukan sesuatu, aku akan membayar dengan apa? Mendapatkan penambahan XP dari mana? Aku bingung, aku kesal, aku pasrah, aku menyerah, dan aku lelah. Aku terlalu banyak mengeluh, tidak ada ambisi untuk hidup kembali, memecahkan mitos dunia Janner hanya teori belaka, aku tidak akan pernah bisa, aku pesimis, aku benar-benar lelah sekali.

'Knock.. Knock..' terdengar seseorang mengetuk.

"Mr. May!!" teriakku

"Hahaha, iya." jawabnya dengan tersenyum

"Ada apa ini? Ho-am..." tanya Melliust sembari menguap,

"Siapa lagi ini, Jous? Korban baru yang akan tinggal bersama kita? Maaf, tapi jika iya. Kau tidak akan bisa tidur disini, kau bisa dibunuh oleh Melliust. Jika kau mau, silahkan kau tidur dibawah saja, aku tidak punya camilan ju-"

"Bukan Selle, dia tamu." potongku

"Oh ya? Maaf." jawabnya datar

"Cara meminta maafmu sangat tidak sopan, berhenti memiringkan kepala dengan alis mengkerut!" marahku

"Iya." jawabnya malas

"Hahaha, tidak mengapa. Aku kesini untuk memberikan beberapa petunjuk untuk kalian. Jika pekerjaanmu hanya tidur saja, bisa-bisa kau ditendang dari sini." ucap Mr. May

"Ya sudah aku tidur saja, masa bodo." ucap Melliust tak terbebani

"Masa bodo, juga." jawab Selle

"Kalian ini... Ada apa, mungkin kalian?" tanya Mr. May jengkel

"Tttt.. Tidak, aku benci dia" jawab Melliust dengan muka memerah

"Hahaha." Mr. May terlihat tertawa dengan bahagia

Mr. May memberitahukan kepada kami tentang semua hal yang diperlukan. Mulai dari bagaimana menghadapi pijakan pada setiap level, memberi saran, memberi petunjuk pada kami, memberi tahu kami tentang sang Maind yang mendapat julukan dewa atas kekuasaan dan keteguhannya. Ia adalah seorang pemimpin yang bijaksana dan juga baik. Kami percaya, mencoba, dan selalu mencoba untuk selalu yakin.

Melliust turut mendengarkan dengan serius, ia membatalkan tidurnya. Selle seperti tidak peduli, namun ia tetap mengikuti alurnya, aku menikmatinya dan serius mendengarkannya. Masalahnya kami hanya satu, kami tidak punya senjata atau pakaian yang cocok untuk menghadapi ini semua. Kami tidak punya pelindung, kami hanyalah kumpulan bocah tidak berguna, kami juga tidak punya sesuatu yang bisa digunakan untuk kehidupan di level selanjutnya, kami tidak tahu akan tetap bertiga atau hilang satu persatu, apa juga pedulinya?

"Namun, ada pula sesuatu yang harus kalian ketahui." tambah Mr. May

"Apa?" tanyaku ingin tahu

"Pijakan final di step ini sangat sulit sekali, apa lagi kalian pemula yang tidak berpengalaman,. Kalian baru Stettders, banyak orang yang terjebak dan tidak bisa kembali lagi. Sedangkan di pijakan final kalian dipertarungkan kembali dengan para pijakan tertinggi, seperti Deusteurns dan para Norn." ucap Mr. May

"Jadi, kami bisa saja bertarung menghadapimu?" tanya Melliust

"Tentu, namun hanya salah satu dari kalian, dan aku berharap itu kau, Jousle." jawabnya dengan tersenyum

"A-aaku?"

Dan disini, perjalananku dimulai.

TM 1: The Janner World Has BegunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang