'Jika ada masalah diantara kalian, berarti Tuhan sedang menguji keteguhan kalian'
•••- THE CONSERTS
Memang pedih rasanya dikhianati, perih rasanya. Seperti goresan luka yang tidak akan pernah hilang, membekas dan terkenang. Tapi mau bagaimana lagi? Itu sudah jalannya, kami tidak bisa menentang apa yang sudah jalannya.
Kami kembali untuk istirahat, Melliust terlihat lelah, dan Selle juga begitu. Ketika kami bertarung, kami hanya akan menjadi roh dan jiwa yang tidak nyata, artinya kami tidak bisa merasakan kehidupan yang sebenarnya, tetapi setelah permainan berakhir, kami seperti kehidupan biasa, merasakan sama seperti waktu hidup dulu.
"Melliust, apa kau tidak merasa ingin kembali ke keluargamu?" tanya Selle
"Tidak, cukup."
"Kenapa?"
"Orang yang rela membunuh nyawa demi harta, karena mitos buruk itu. Tidak pantas di hargai, tidak pantas untuk aku kembali ke sana, aku berwujud roh suci, bukan seperti mereka roh bus-"
"Berhenti, maaf sebelumnya. Bisa kah kau berhenti mengeluarkan kata-kata buruk, Melliust?" tanyaku memotong pembicaraan nya
"Tidak."
"Mengapa?"
"Aku tidak akan mengeluarkan kata-kata buruk tanpa alasan, aku mengeluarkannya untuk yang memang pantas, tidak mungkin aku berkata buruk pada orang yang baik."
"Tapi itu adalah keluargamu, salah satunya terdapat ibumu. Sekejam-kejamnya ibumu, itu adalah seseorang yang rela bertaruh nyawa demi dirimu, pasti ada alasan lain kenapa kau di korbankan disi-"
"Karena aku tidak berguna. Itu, masalahnya." potong Melliust
"Apa? Tunggu, kau salah paham." Selle menyela pembicaraan kami
"Salah paham apa?" tanya Melliust
"Maaf, aku merasa bersalah. Aku pernah mengatakan padamu jika kau tidak berguna, maafkan aku Melliust. Aku hanyalah Selleinden yang bodoh."
"Eh-" Aku bertanya-tanya
Ini menjadi hari-hari yang berat, Melliust diam dan menyendiri, Selle merasa bersalah, dan disini aku merasa bimbang. Aku tidak pernah merasa bersalah atas apapun, tapi kenapa hatiku bergetar? Ada apa ini? Apakah Melliust memiliki masa-masa buruk? Bagaimana bisa? Arghh, terlalu banyak pertanyaan yang ada di pikiranku. Selleinden menjadi pendiam sekarang, disaat kita selesai bertempur atas segalanya, seharusnya kita merayakannya dengan bahagia, bukan dengan kesedihan.
Haruskah aku memecah keheningan ini? Bagaimana? Aku tidak pandai bergurau, aku tidak pandai berbicara, malah mereka akan menjauhiku karena terlalu banyak bicara yang tidak penting dan tidak jelas. Bagaimana ini, kenapa aku jadi se-gelisah ini? Tapi aku serasa mengantuk, dan terpejam.
*"Jousle!" Samar-Samar terdengar
"Jousle, kau dengar kami?"
"Jousle, ayolah, tolonglah"
"Jousle, kau pasti bisa"
"Jousle, kumohon!"
"Jousle!""Hah? Apa?" Aku terbangun dengan tergesa-gesa dengan napas tidak beraturan.
"Kau bangun juga, kenapa?" tanya Selle
"Apanya yang kenapa?" tanyaku
"Kau terjatuh tadi, pingsan." tambah Melliust
"Bagaimana bisa?" tanyaku
"Seharusnya kami yang tanya!" teriak Selle
"Kau membuat kami panik!" teriak Melliust
"Maaf."
"Kau terlalu banyak pikiran , ya? Sampai tak kuasa menahannya?" tanya Melliust
"Eh-, mungkin iya."
"Apa yang kau pikirkan?"
"Aku lupa."
"Hmmm." Selle bergumam
Aku sedikit bingung kenapa Melliust selalu tahu apa yang aku pikirkan, walaupun tidak tahu isinya atau hanya terkadang dia tahu, apa ini? Dia memata-mataiku? Bagaimana bisa?
"Aku pembaca pikiran, Jous. Jangan terkejut, mungkin aku belum pernah mengatakannya padamu." ucap Melliust menjawab apa yang sedang kupikirkan tentangnya.
"Apa?!" teriakku"K-kkau pembaca pikiran?" tanya Selle
"Iya, walau hanya terkadang saja. Keluargaku memiliki kemampuan sebagai pembaca pikiran, semua."
"Jadi, jika aku sedang bergumam dan tidak suka padamu kau tahu?" tanya Selle ketakutan"Aku tahu."
"Dari mana?"
"Kau baru saja mengatakannya."
Lalu hening..
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
TM 1: The Janner World Has Begun
Fantasy#2 menyenangkan - 29 December 2018 #6 quotesnovel - 29 December 2018 #4 thebeststory - 28 April 2020 #2 quotesnovel - 14 Juli 2022 - Selamatkan dewaku, dewiku, keluargaku, dan kejayaanku! Dan disini, perjalananku dimulai.