Lima puluh delapan

77.4K 5.7K 742
                                    

Bismillah..

Alhamdulillah bisa update lagi..

Terima kasih atas segala bentuk dukungan yang kalian berikan
Jazaakumullah khair❤

Dari komentar kemarin ternyata tercipta dua kubu ya?! Aku penasaran seberapa banyak pendukung masing-masing kubu, jadi pilih salah satu dari pilihan di bawah ini yaa

#TeamArkaAinaPisah

atau

#TeamArkaAinaBalikan

---------

Senyum di wajah Arka memudar. Wajahnya nampak pias dan mulai terlihat memucat. Ucapan yang keluar dari bibir sang istri terasa bagai kilat yang menyambar dan menghantam dadanya.

"Ak-akhiri?" ulangnya mencoba memastikan bahwa ada kesalahan dalam indera pendengarannya.

Tapi saat ia melihat gadis di hadapannya mengangguk mantap rasanya ia kesulitan bernapas.

"Bukannya kamu sudah memaafkanku?"

Nampak gadis itu menghela napas panjang.

"Memaafkan adalah kewajibanku sebagai manusia yang muslim. Tapi keputusan untuk mengakhiri semuanya adalah sepenuhnya hak dan pilihanku."

"Tapi kenapa?"

Lagi-lagi Aina menghela napas. Satu sudut bibir gadis itu terangkat yang entah mengapa menambah kegusaran di hati Arka.

"Selain iman, kepercayaan adalah kunci yang utama untuk membangun sebuah keluarga yang sakinnah mawaddah wa rahmah. Sebuah hubungan yang dibangun tanpa iman maka tidak akan diberkahi dan tidak akan bertahan lama tanpa adanya rasa percaya."

Arka berusaha menggenggam tangan Aina dan kali ini gadis itu tidak lagi menolak karena sadar kekuatannya tidak akan sebanding untuk melepaskan tangan Arka.

"Sayang, aku minta maaf karena tidak mempercayai ucapan kamu. Aku janji setelah ini, aku tidak akan mengulanginya lagi. Kita mulai semua dari awal ya?"

Aina tersenyum simpul. "Maaf Kak, tapi kali ini aku sudah kehilangan rasa percaya.."

"Aku tahu aku salah," sela Arka.

"Bukan pada Kak Arka, tapi lebih pada diriku sendiri. Aku takut semakin lama berada dalam hubungan ini, aku hanya akan semakin menyakiti diriku sendiri. Aku takut pernikahan ini hanya akan mendatangkan murka Allah.."

"Tapi demi Allah aku tidak mau berpisah dari kamu, Aina.."

"Jangan egois Kak!" tukas Aina tajam hingga membuat Arka memejamkan matanya kuat.

"Benar, aku memang egois! Kamu mau berpisah denganku kan?!"

"Iya!" jawab Aina mantap.

Arka mencekeram bahu Aina dan menatap gadis itu tepat di kedua matanya hingga Aina dapat melihat tatapan marah dan kecewa di manik hitam itu.

"Hanya dalam mimpimu! Selamanya aku tidak akan pernah melepaskan kamu! Aku akan berusaha bagaimana pun caranya mempertahankan kamu untuk tetap di sisiku walaupun kamu terus menolak!"

Arka melepas bahu Aina dan berjalan ke luar ruangannya meninggalkan Aina yang hanya bisa terisak setelah kepergian Arka.

Aina memegang dadanya yang terasa bergemuruh. Bukannya lega, setelah mengucapkan kalimat perpisahan hatinya justru merasa sakit.

Sebenarnya apa yang hatinya inginkan?!

****

Nafis menggeleng pelan melihat adiknya yang tertidur dengan masih mengenakan mukenahnya. Ia melirik jam yang berada di dinding kamar Aina, pukul empat sore. Adiknya pasti tidur setelah mengerjakan sholat ashar. Ia menghampiri tempat tidur Aina dan mengguncang kecil bahu adiknya itu.

Jodoh Dari Masa Lalu✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang