Aina hanya bisa pasrah saat kini wajahnya diambil alih oleh Mita untuk dipoles sedemikian rupa. Jika biasanya Zahra yang bertugas untuk mendandaninya, namun kini kakak iparnya itu sedang tidak bisa membantunya karena selepas menghadiri acara wisudanya beberapa hari yang lalu, Zahra harus segera kembali ke kotanya karena urusan pekerjaannya Nafis yang tidak bisa ditinggal. Sedang Nessa, entah apa yang sedang gadis itu lakukan hingga beberapa hari ini ia selalu sulit untuk dihubungi. Aina mengerti, beban kuliah Nessa jauh lebih berat jika dibandingkan dirinya. Dan ia hanya berharap semoga riasan di wajahnya tidak akan terlalu berlebihan. Sebenarnya, dia bisa saja berpenampilan ala kadarnya, namun mengingat pesta yang akan dihadirinya bersama Arka adalah pesta dari teman lama Arka yang merupakan salah satu orang ternama di kotanya, dengan terpaksa dia harus sedikit merubah penampilannya.
"Mbak, pesta orang kaya itu gimana sih?" tanyanya karena dia tidak tahu apa-apa tentang pesta mewah milik para konglomerat. Dia tidak pernah datang ke pesta karena sejujurnya ia tidak suka.
"Ya pokoknya glamour. Yang datang orang-orang kaya semua. Disana itu seperti pameran busana brand-brand ternama."
Wajah Aina nampak pias. Tidak bisa dipungkiri, sebersit rasa tidak percaya diri menghinggapi relung hatinya. Dia takut akan mempermalukan Arka nantinya.
"Hei, jangan khawatir. Kamu cantik Na, cantik banget. Apalagi gaunnya pilihan khusus suami," goda Mita yang bisa menangkap kecemasan di raut wajah Aina.
Aina menarik sedikit sudut bibirnya. Ia menatap pantulan dirinya di cermin. Saat ini ia memang mengenakan gaun yang Arka berikan kepadanya. Gaun berwarna baby blue dengan tambahan payet di beberapa bagian. Tetap syar'i namun lebih mewah dibandingkan dengan gamis-gamis yang biasa ia pakai setiap harinya.
"Udah, jangan kelamaan ngacanya. Kasian tuh pangerannya sudah nunggu di bawah."
Pipi Aina tiba-tiba merona. Entah mengapa ia malu untuk bertemu Arka. Namun mau tidak mau ia harus keluar, mengingat pria itu sudah menunggunya sejak satu jam yang lalu.
Ia mengambil siletto yang berhak rendah. Tentu saja bukan miliknya. Itu adalah sepatu pinjaman dari Mita karena hampir semua alas kakinya adalah berjenis flat shoes dan sneakers. Oh jangan lupakan alas kaki ter-able, ternyaman dan terbaik sepanjang masa, sandal jepit!
Sebelum keluar, Aina memastikan penampilannya sekali lagi.
Pakaian tidak ketat
Khimar terulur menutupi dada
Tidak tipis dan transparan
Riasan tidak berlebihan
Kaos kaki
Manset
Tidak memakai wangi-wangian
Dia berdoa dalam hati semoga apa yang ia kenakan bukanlah termasuk tabarruj apalagi menyerupai orang-orang jahiliah. Karena sungguh, jika apa yang ia lakukan sekarang termasuk dalam dosa tabarruj, maka dia akan memberatkan hisab abinya, kakaknya, anak laki-lakinya jika suatu hari nanti ia memilki dan tentunya juga suaminya karena laki-laki adalah pemimpin dari wanita.
"Seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya dan dia akan dimintai pertanggung-jawaban atas apa yang dipimpinnya." [HR Bukhari dan Muslim]
"Bismillahirrahmanirrahim.."
Aina mulai melangkahkan kakinya keluar dan saat melihat Arka yang sedang memunggunginya sambil mengamati ikan-ikan di akuarium ruang tengah rumah mereka, jantungnya mulai bereaksi tidak normal. Ia diam saja karena merasa malu jika harus memanggil pria itu saat ini. Mita yang merasa gemas dengan sikap Aina yang malu-malu, seketika langsung bereaksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Dari Masa Lalu✔
RomanceApa jadinya jika seseorang yang telah susah payah Nafisha Aina Zakkiyah lupakan dari hatinya adalah orang yang sama yang Allah kirimkan untuk menjadi jodohnya? Mampukah ia kembali membuka hati untuk laki-laki itu? Ah tidak-tidak, yang benar adalah m...